About

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Friday, March 21, 2014

MAKALAH MATERIALISME

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan Rahmat dan Nikmat-Nya berupa kenikmatan Iman Islam juga kesehatan jasmani dan rohani sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah FILSAFAT UMUM dengan tema “MATERIALISME”.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad s.a.w yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang yakni Ad-dinulhaq Ad-dinul islam.
Terima kasih kami sampaikan kepada:
1.    Bpk. Drs. Ach. Faisol M.Ag selaku dosen pembimbing
2.    Rekan-rekan kelompok I yang telah menyusun makalah ini
3.    Semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini
Semoga semua bantuan baik berupa materi, tenaga maupun pikiran dicatat oleh Alloh SWT sebagai amal ibadah. Tak lupa kami juga mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan-perbaikan di masa mendatang.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amiin.


Wassalamualaikum Wr Wb.

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………        i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...    ii
BAB I.     PENDAHULUAN
1.1.    Latar belakang…………………………………………………………………..    1
1.2.    Rumusan masalah……………………………………………………………….    1
1.3.    Tujuan penulisan………………………………………………………………...    1
BAB II. PEMBAHASAN
2.1.    Pengertian Materialisme…………………………………………………………    2
2.2.    Ciri-ciri paham Materialisme……………………………………………………    3
2.3.    Tokoh-tokoh pemikir paham Materialisme……………………………………..    3
2.4.    Pendapat-pendapat yang ada pada paham Materialisme………………………..    3
2.5.    Aliran-aliran dalam Materialisme………………………………………………    4
2.5.1.    Aliran Materialisme Mekanik…………………………………………………..    4
2.5.2.    Aliran Materialisme Metafisik………………………………………………….    5
2.5.3.    Aliran Materialisme Dialektis…………………………………………………..    5
BAB III. MATERIALISME MENURUT PANDANGAN ISLAM
3.1.    Materialisme dan akidah Islam…………………………………………………    6
3.2.    Bahaya Materialisme……………………………………………………………    8
3.3.    Cara mengobati penyakit Materialisme…………………………………………    8
BAB IV. PENUTUP
4.1.    Kesimpulan……………………………………………………………………..     10
4.2.    Saran……………………………………………………………………………     10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….      11








BAB I

PENDAHULUAN


1.1.Latar belakang
Akal merupkan kelebihan yang dimiliki manusia dibanding dengan makhluk yang lain. Dari akal pula muncul berbagai ilmu pengetahuan meskipun pemikiran yang dilakukan akal bersumber pula dari ilmu-ilmu yang telah ada. Dengan kemampuan rasio manusia dapat menjangkau jauh sesuatu dan menemukan  sebuah kebenaran filsafat. Dengan tingkat pemahaman manusia yang beragam menyebabkan perbedaan pendapat tentang kebenaran yang dianut. Hal ini menimbulkan berbagai aliran dalam dunia fisafat yang salah satunya adalah filsafat materialisme.
Pada sekitar abad 19 paham materialism ini tumbuh subur di barat karena sudah banyak para filosof yang menganut paham tersebut. Meskipun demikian teori ini banyak ditentang oleh para tokoh agama karena paham ini dianggap tidak mengakui adanya Tuhan dan dianggap tidak dapat menggambarkan kenyataan.



1.2.Rumusan masalah

a.       Pengertian materialisme dan tokoh-tokohnya
b.      Materialisme menurut pandangan islam
c.       Bahaya materialisme dan cara mengobati penyakit materialisme


1.3.Tujuan penulisan

a.       Untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat umum
b.      Untuk mengetahui sejarah perkembangan dan tokoh pemikir matrialisme
c.       Agar kita bisa membedakan paham-paham yang sesuai atau tidak sesuai dengan ajaran islam





BAB II


PEMBAHASAN

2.1.      Pengertian materialisme
            Materialisme adalah adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil interaksi material. Materi adalah satu-satunya substansi. Sebagai teori, materialisme termasuk paham ontologi monistik. Akan tetapi, materialisme berbeda dengan teori ontologis yang didasarkan pada dualisme atau pluralitas. Dalam memberikan penjelasan tunggal tentang realitas, materialisme berseberangan dengan idealisme.
Kata materialisme terdiri dari kata "materi" dan "isme". “ materi” dapat dipahami sebagai "bahan; benda; segala sesuatu yang tampak". Materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata-mata, dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra. Sementara itu, orang-orang yang hidupnya berorientasi kepada materi disebut sebagai "materialis". Orang-orang ini adalah para pengusung paham (ajaran) materialisme atau juga orang yang mementingkan kebendaan semata (harta,uang,dsb).
            Materialisme adalah paham yang hanya bersandar pada materi (Mad’ah) yang tidak meykini apa yang ada di balik alam ghaib. Tidak meyakini alam ghaib berarti tidak meyakini adanya kekuatan yang menguasai alam semesta ini dan hal itu secara otomatis menafikan adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta, karena menurut paham ini alam beserta isinya berasal dari satu sumber yaitu materi. Pemikiran ini sama halnya dengan Atheisme dalam bentuk dan subtansinya yang tidak mengakui adanya Tuhan secara mutlak. Para penganut paham ini menolak agama sebagai hukum kehidupan manusia, mereka lebih mengedepankan akal sebagai sumber segala hukum. Pada akhirnya prinsip ini melahirkan suatu ideologi bahwa hokum hanyalah apa yang bisa diterima oleh akal, padahal kita tahu bahwa hasil pemikiran manusia bersifat relatif, dalam artian bisa salah dan juga bisa benar. Materialisme dan Atheisme memiliki ikatan yag sangat erat yang tidak bisa dipisahkan antara keduanya, yaitu tidak mengakui adanya Tuhan karena mereka mengingkari alam ghaib.
2.2.      Ciri-ciri faham materialisme
Setidaknya ada 5 dasar idiologi yang dijadikan dasar keyakinan paham ini:
Ø  Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi (ma’dah).
Ø  Tidak meyakini adanya alam ghaib.
Ø  Menjadikan panca indra sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu.
Ø  Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakan hukum.
Ø  Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlak.
Ø  Adalah sebuah paham garis pemikiran, dimana manusia sebagai nara sumber dan     juga sebagai resolusi dari tindakan yang sudah ada dengan jalan dialetis.

2.3.      Tokoh-tokoh pemikir paham materialisme
                        Filsuf yang pertama kali memperkenalkan paham ini adalah Epikuros . Ia merupakan salah satu filsuf terkemuka pada masa filsafat kuno. Selain Epikuros, filsuf lain yang juga turut mengembangakan aliran filsafat ini adalah Demokritos, Thales, Anximanoros, Horaklitos dan Lucretius Carus Pendapat mereka tentang materialisme, dapat kita samakan dengan materialisme yang berkembang di Prancis pada masa pencerahan. Dua karangan karya La Mettrie yang cukup terkenal mewakili paham ini adalah L'homme machine (manusia mesin) dan L'homme plante (manusia tumbuhan).
Dalam waktu yang sama, di tempat lain muncul seorang Baron von holbach yang mengemukakan suatu materialisme ateisme. Materialisme ateisme serupa dalam bentuk dan substansinya, yang tidak mengakui adanya Tuhan secara mutlak. Jiwa  sebetulnya sama dengan fungsi-fungsi otak. Pada Abad 19 muncul filsuf-filsuf materialisme asal Jerman seperti Feuerbach, Moleschott, Buchner, dan Haeckel Merekalah yang kemudian meneruskan keberadaan materialisme.


2.4.      Pendapat-pendapat yang ada pada paham materialisme
            Materialisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang pandangannya bertitik tolak pada materi (benda). Materialisme memandang bahwa benda itu primer sedangkan ide itu ditempatkan di sekundernya, sebab materi itu ada terlebih dahulu baru kemudian ada ide. Pandangan ini berdasarkan atas kenytaan menurut proses waktu dan zat. Misalnya menurut proses waktu, lama sebelum manusia yang mempunyai ide  itu ada di dunia, alam raya ini sudah ada. Dan menurut zat, manusia tidak bisa berfikir atau mempunyai ide apabila tidak mempunyai otak sedangkan otak adalah sebuah benda yang bisa dirasakan oleh panca indera kita. Otak atau materi ini yang lebih dulu ada lalu baru muncul ide dari padanya.
            Para filsuf materialisme  menganggap bahwa materi berada di atas segala-galanya. Beberapa pendapat mereka yang lain adalah:
a)      Tidak ada Sesutu yang bersifat non material seperti roh, hantu, syetan, malaikat. Pelaku-pelaku immaterial tidak ada.
b)      Tidak ada Tuhan atau dunia adikodrati (supranatural). Realitas satu-satunya adalah materi dan segala sesuatu merupakan manifestasi aktifitas materi.
c)      Setiap peristiwa mempunyai sebab material dan penjelasan material tentang semua itu merupakan satu-satunya penjelasan yang paling tepat.
d)     Materi dan aktifitasnya bersifat abadi. Tidak ada sebab pertama dan penggerak pertama.
e)      Bentuk material dari barang-barang dapat diubah tapi materi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
f)       Tidak ada kehidupan yang kekal, semua gejala berubah akhirnya melampaui eksistensi yang kembali lagi ke dasar material primordial, abadi dalam sutu peralihan wujud kembali yang abadi dari materi.

2.5.      Aliran-aliran dalam materialisme
2.5.1.   Aliran Materialisme Mekanik
            Materialism mekanik adalah aliran filsafat yang pandangannya materialis sedangkan methodenya mekanis. Aliran ini mengajarkan bahwa  materi itu selalu dalam keadan gerak dn berubah. Gerakan itu adalah gerakan yang mekanis artinya gerak yang tetap selamanya atau gerak yang berulang-ulang (Endlessloop) seperti mesin tanpa perkembangan atau peningkatan secara kualitatif. Tokoh-tokoh yang terkenal sebagai pengusung aliran ini adalah Demokritus (± 460-370), Heraklitus (± 500 SM ). Wakil-wakil pada abad ke-17 adalah Thomas Hobbes (1588-1679 M), Benedictus Spinoza (1632-1677M) dsb. Aliran filsafat materialism mekanik mencapai titik puncaknya ketika terjadi revolusi perancis pada abad ke-18 yang diwakili oleh Paul de holbach (1723-1789), Lamettrie (1709-1751 M) sehingga materialism mekanik disebut juga sebagai materialisme Perancis.
2.5.2.   Aliran Materialisme Metafisik
            Materialisme Metafisik adalah paham yang mengajarkan bahwa materi itu selalu dalam keadaan diam, tetap atau statis selamanya. Seandainya materi itu berubah maka perubahan tersebut terjadi karena factor luar atau kekuatan dari luar. Gerak materi itu disebut gerak ekstern atau gerak luar selanjutnya materi itu dalam keadaan terpisah-pisah atau tidak mempunyai hubungan antara satu dengan yang lainnya. Tokoh aliran filsafat ini adalah Feurbach.
2.5.3.   Aliran Materialisme Dialektis
            Materialisme Dialektis adalah aliran filsafat yang bersandar pada materi(benda) dan methodenya dalektis. Aliran ini mengajarkan bahwa materi itu mempunyai keterhubungan satu dengan lainnya, saling mempengaruhi dan saling bergantung satu dengan lainnya. Gerak materi itu adalah gerak yang dialektis artinya pergerakan atau perubahan menuju bentuk yang lebih tinggi atau lebih maju seperti spiral. Tokoh-tokoh pencetus filsafat ini adalah Karl Marx (1818-1883 M), Friedrich Engels (1820-1895 M). Gerakan materi itu adalah gerakan intern yaitu bergerak atau berubah karena dorongan dari faktor dalamnya (motive force-nya). Yang disebut “Diam” hnya tampaknya atau bentuknya sebab hakikat dari gejala yang tampaknya atau bentuknya diam itu isinya tetap gerak. Methode yang dipakai adalah dialektika Hegel. Marx mengakui bahwa orang yunani-lah yang pertama kali menemukan methode dilektika, tetapi Hegelah yang mensistematiskan metode tersebut dan oleh Marx dujungkir balikkan dengan bersandarkan materialisme. Marx dan Engels mengambil materialisme Feurbach dan membuang metodenya yang metafisis sebagai dasar dari filsafatnya, dan memakai dialektika sebagai metode dan membuang pandangan idealis Hegel. Dialektika Hegel menentang dan menggulingkan metode metafisis yang selama berabad-abad menguasai lapangan filsafat. Hegel mengatakan “ yang penting dalam filsafat adalah metode bukan kesimpulan-kesimpulan mengenai ini dan itu”.

BAB III
MATERIALISME MENURUT PANDANGAN ISLAM
3.1.      Materialisme dan Aqidah Islam
            Salah satu fitnah zaman modern dewasa ini adalah merebaknya ideology materialisme. Ideologi  ini berdasarkan gagasan bahwa materi, harta, atau kekayaan merupakan tolok ukur mulia tidaknya seseorang. Semakin kaya seseorang berarti ia dipandang sebagai orang yang mulia dan semakin sedikit materi atau harta yang dimilikinya berarti ia dipandang sebagai orang yang hina dan tidak patut dihormati. Maka di dalam masyarakat yang telah diwarnai materialisme, setiap anggota masyarakat akan berlomba mengumpulkan harta sebanyak mungkin dengan cara bagaimanapun, baik itu dengan cara yang halal, syubhat maupun haram.
            Dalam sebuah masyarakat yang beridiologi materialisme, seseorang menjadi sangat iri dan berambisi menjadi kaya setiap kali melihat ada orang yang berlimpah harta lewat di tengah kehidupan mereka. Persis sebagaimana masyarakat mesir di zaman hidupnya seorang tokoh kaya raya bernama qorun, dan digambarkan di dalam Al-qur;an

فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
 يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ
”Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".(QS Al-Qashshash ayat 79).
            Zaman kita dewasa inipun keadaannya sangat mirip dengan zaman Qarun tersebut. Berbagai kemewahan tokoh kaya, selebritis, artis, olahragawan dan pejabat dipertontonkan di televisi dan media lainnya sehingga masyarakat berdecak kagum dan tentunya menjadi iri dan berambisi ingin menjadi hartawan seperti mereka pula. Sedemikian kuatnya ambisi tersebut terkadang muncullah berbagai kasus mengerikan di tengah masyarakat. Sebut saja munculnya perdagangan bayi, penjualan organ tubuh, pelacuran, korupsi, pencurian, perampokan dan pengkhianatan para pejuang yang semestinya berada di jalan Allah.  Semua itu dilakukan karena terbuai dengan mimpi ingin secara instan menjadi seorang yang kaya.
          Dalam sebuah hadits, Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – telah bersabda,
يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ

“Hampir-hampir umat-umat yang ada saling menyeru untuk menyerbu kalian sebagaimana para penyantap makanan menyerbu nampan makanannya.”
Lalu ada seorang sahabat yang bertanya, “Apakah dengan sebab jumlah kita yang sedikit waktu itu?”
Beliau menjawab, “Bahkan kalian pada waktu itu sangat banyak, akan tetapi kalian bagaikan buih banjir. Dan sungguh Allah akan mencabut rasa gentar terhadap kalian dari dada-dada musuh kalian, dan Allah akan menimpakan ke dalam hati kalian sikap wahn.”
Maka ada seorang sahabat yang bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan wahn?”
Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati.”
[Hadits riwayat Abu Daud, Kitab al-Malahim, Bab Fii Tada'il Umam 'alal Islam, Dishahihkan oleh al-Albani, lihat Shahih al-Jami' no. 8183, dan ash-Shahihah no. 958]
Wahn, cinta dunia takut mati, adalah suatu penyakit yang dikhawatirkan menimpa kaum muslimin dan akan menyebabkan kelemahan mereka. Dan tampaknya, penyakit ini telah banyak menggerogoti tubuh kaum muslimin pada masa kita sekarang. Hal ini susah kita pungkiri, karena kenyataan kaum muslimin sekarang sangat persis dengan apa yang digambarkan Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – ketika menjelaskan penyakit wahn ini.
Kaum muslimin telah melemah, mereka telah menjadi santapan empuk bagi musuh-musuh Islam. Bukan karena mereka sedikit, bahkan jumlah mereka sangat banyak. Namun Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh-musuh Islam dan mencampakkan penyakit wahn ke dalam tubuh kaum muslimin.

3.2.      Bahaya Materialisme
            Wahn, cinta dunia takut mati, adalah satu di antara berbagai pengaruh sikap dan pandangan materialis yang terdapat pada sebagian atau mungkin kebanyakan kaum muslimin. Hal ini tidak lain karena kelemahan akidah yang mereka miliki. Jika kita perhatikan keadaan kaum muslimin, akan kita dapati banyak dari mereka yang menjadikan materi sebagai ukuran dalam menilai segala sesuatu. Pandangan mereka telah menyempit pada perkara-perkara yang bisa langsung mereka rasakan. Mereka lebih giat terhadap sesuatu yang tampak daripada sesuatu yang tak tampak (ghaib). Mereka lebih giat mencari materi yang bisa langsung mereka rasakan di dunia ini daripada mencari pahala akhirat yang belum bisa dirasakan di dunia ini. Ketika mereka melihat kemajuan duniawi pada negara-negara kafir, mereka pun terdecak kagum. Kekafiran yang ada pada mereka diabaikan, dan materilah yang jadi ukuran. Akhirnya, mereka mengagungkan orang-orang kafir, menjadikannya sebagai idola, mengikuti adat kebiasaan mereka, sehingga hilanglah sikap bara`ah (berlepas diri dan membenci) terhadap orang-orang kafir, sikap yang pada hakikatnya merupakan konsekuensi dari laa ilaaha illallah.
Demikianlah keburukan dan bahaya materialisme. Lebih parah dari itu, pemikiran ini bisa saja berujung pada pengingkaran terhadap adanya alam ghaib, pengingkaran terhadap jin, pengingkaran terhadap malaikat bahkan pengingkaran terhadap akhirat, hari kebangkitan dan pengingkaran terhadap adanya Tuhan. Ini adalah kekufuran yang nyata. Allah – Ta’ala – telah berfirman tentang orang-orang kafir,
وَقَالُوا إِنْ هِيَ إِلا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوثِينَ
“Dan mereka mengatakan, hidup hanyalah kehidupan kita di dunia ini saja, dan kita sekali-sekali tidak akan dibangkitkan.” (al-An’am: 29)
3.3.      Cara mengobati penyakit Materialisme
Pertama, Teladan kita Rasulullah Muhammad saw mengajarkan kita suatu prinsip penting dalam hal menghindari berkembangnya kemungkinan faham materialisme di tengah masyarakat. Nabi Muhammad saw justru mengajarkan ummat Islam agar senantiasa rajin memandang kepada  kalangan yang kurang beruntung secara materi daripada diri kita sendiri. Hal ini diharapkan akan menumbuhkan rasa syukur dan ridha atas pemberian Allah.
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ
هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ
“Pandanglah orang yang lebih rendah daripada kalian, dan janganlah memandang orang yang di atas kalian. Maka yang demikian itu lebih layak untuk dilakukan agar kalian tidak menganggap remeh akan nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kalian.” (HR Muslim)
Betapa dalamnya pesan Nabi Muhammad saw di atas. Andaikan setiap kita berpegang teguh kepada prinsip di atas niscaya masyarakat akan terhindar dari ideologi materialisme. Tidak mungkin akan muncul suatu anggapan bahwa harta merupakan tolok ukur kemuliaan seseorang. Setiap orang akan senantiasa rajin mensyukuri segenap karunia Allah yang telah diterimanya. Islam mengajarkan bahwa tolok ukur kemuliaan sejati ialah taqwa seseorang kepada Allah.
Kedua, Islam telah menyediakan vaksin untuk mencegah dan obat mujarab untuk menyembuhkan penyakit materialisme. Dalam Islam ada satu cara yang sangat efektif dan praktis untuk mencegah dan mengobati materialisme, yaitu dengan cara mengingat mati.
Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw, beliau berkata:
أَكْثِرُوا ذِكْرِ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ
Perbanyaklah mengingat hal yang akan memutuskan berbagai kenikmatan.” – yaitu maut. (HR. Ashabus Sunan, dishahihkan Al-Albani dalam Al-Irwa’)
Salah satu efek positif dari mengingat mati adalah menyebabkan hati memiliki sikap qana’ah.
“Barangsiapa banyak mengingat mati maka dia akan dimuliakan dengan tiga perkara: segera bertaubat, hatinya qana’ah terhadap dunia, dan semangat beribadah. Sedangkan barangsiapa yang melupakan mati, dia akan dibalas dengan tiga perkara: menunda-nunda taubat, hatinya tidak qana’ah terhadap dunia, dan malas beribadah. Maka ingat-ingatlah kematian, sakaratul maut, dan susah serta sakitnya, wahai orang yang tertipu dengan dunia!” (Abu Ali Ad-Daqqaq rahimahullah)
           
BAB IV
PENUTUP
4.1.      Kesimpulan
            Matrialisme adalah paham dalam filsafat yang pandangannya bertitik tolak pada materi. Paham yang sudah ada sejak berabad-abad tahun yang lalu itu begitu besar pengaruhnya terhadap kehidupan manusia bahkan terasa sampai sekarang. Paham ini mempengaruhi peta pemikiran manusia yang seharusnya hidup berdampingan secara damai tetapi pemikiran ini justru berdampak negatif bagai racun yang menyebar dan mematikan meski pemikiran ini kerapkali dihiasi dengan komposisi yang Nampak indah dan memukau. Oleh karena itu, agar tidak mudah terpesona oleh godaan-godaan yang ditawarkan oleh paham materialisme, maka cara yang paling jitu bagi seorang muslim adalah kembaali pada akidah islamiyah.
4.2.      Saran
  • Dengan mempelajari filsafat dan dengan memperdalam wawasan mengenai aliran-aliran di dalamnya yang salah satunya adalah Materialisme, diharapkan seorang muslim bisa membekali diri dan memberikan filter pada dirinya terhadap paham-paham yang dapat merusak akidah.
  • Materi atau harta bukanlah Sesuatu yang harus kita abaikan tetapi justru harus kita cari asalkan materi tersebut tidak mengendalikan hati sehingga dengan adanya materi atau harta diharapkan akan bisa mengantarkan kita ke alam surgawi.





DAFTAR PUSTAKA
Ø  Id.wikipedia.org/wiki/Materialisme
Ø  Albamalanjy.wordpress.com/materialism
Ø  Pro.pengusahamuslim.com/bahaya materialisme