1. STRATIFIKASI SOSIAL
1.1 . Pengertian Stratifikasi Sosial
Stratifikasi Kata stratifikasi merupakan terjemahan dari stratification (bahasa inggris) yang bermakna lapisan. Kata stratification sendiri berasal dari bahasa latin ‘stratum’ atau strata yang bermakna lapisan. Stratifikasi juga digunakan untuk menunjukan kelas atau lapisan yang ada dalam masyarakat. Sedangkan secara terminologi, Stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu kedalam lapisan-lapisan hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privelese, dan prestise.
1.2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Stratifikasi.
a) Stratifikasi yang Terjadi dengan Sendirinya Bedasarkan .
1. Age Statification Dalam stratifikasi berdasarkan usia ini, dimana anggota masyarakat yang berusia dini mendapatkan perbedaan hak dan kewajiban dari masyarakat yang berusia lebih tua. Bahkan dalam masyarakat tertentu, anak sulung mempunyai posisi yang lebih dibanding anak sulung.
2. Senioritas Dalam pembahsan senioritas ini menyangkut usia dan jenjang lamanya pengalaman dalam masyarakat sosial tertentu. Dalam dunia kelembagaan misalnya, secara tidak langsung ada bagian-bagian kepemimpinan lembaga akan diisi oleh orang yang lebih tua atau berpengalaman luas.
3. Sex Stratificaton Perbedaan jenis kelamin juga sangat mempengaruhi perbedaan status, ini juga sangat dipengaruhi oleh tradisi dan ajaran harkat dan martabat pria dan wanita.
4. Sistem Kekerabatan Pada umumnya dalam suatu kekerabatan terdapat perbedaan hak dan kewajiaban antara ayah, ibu, kakak, dan adik misalnya. Maka dari situ akan timbul status sosial yang berbeda-beda yang bersangkutan dengan hak dan kewajibannya.
b) Stratifikasi yang Dibentuk untuk Tujuan Bersama.
1. Stratifikasi dalam Pekerjaan. Dalam stratifkikasi ini sangat tampak pada instansi atau organisasi yang kelola secara modern. Misalnya saja ada bos dengan bawahan, dosen dengan asisten dosen, dan lain sebagainya.
2. Stratifikasi dalam Bidang Ekonomi. Dalam hal ekonomi inilah stratifikasi sangat menonjol di setiap masyarakat. Sebab kebanyakan dari masyarakat dimanapun berada menganggap akan terjadinya pembedaan stratifikasi sosial berdasarkan kekayaan dan material.
3. Stratifikasi dalam Pendidikan. Bagi orang yang mampu menyelesaikan pendidikan formalnya hingga tuntas, maka akan mendapat hak dan kewajiban yang lebih beragam dibandingkan denganorang yang hanya menamatkan pendidikannya ditingkat dasar. Dan dari situlah akan menentukan kelas sosial yang mereka tempati.
1.3. Macam-Macam / Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial.
A. Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah. Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat /bangsawan darah biru.
B. Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain. Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya
II. ANALISIS STRATIFIKASI SOSIAL DI DESA WIYUREJO
Di bawah ini adalah analisa penulis mengenai stratifiksi yang ada di Desa wiyurejo RT.18 RW.07 dengan mayoritas mata pencaharian sebagai petani dan peternak sapi perah. Berdasarkan penelitian ini, maka penulis menentukan untuk memilih penelitian ini dari segi obyektifitasnya, yakni menggolongkan masyarakat Desa Wiyurejo berdasarkan 3 (tiga) lapisan:
1. Lapisan atas (Upper class).
Kelas ini ditempati oleh Kyai, Orang kaya yang meliputi petani apel, Juragan sayur,dan para pejabat Desa (lurah dan Carik).
2. Lapisan Menengah (Middle Class).
Kelas ini meliputi Guru, Perangkat Desa, Petani sayur, Peternak sapi perah, Pedagang, Kuli bangunan.
3. Lapisan bawah (Lower Class).
Kelas ini terdiri atas buruh tani, pembantu rumah tangga, kuli pasar, pegawai toko,
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, sifat lapisan masyarakat Desa Wiyurejo mempunyai sifat lapisan terbuka. Yaitu setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan bahkan karena disebabkan sesuatu hal, seseorang bisa berpindah kelapisan bawah, dalam hal ini penulis akan memaparkan beberapa kasus yang terjadi di desa Wiyurejo ini:
a. Akhir-akhir ini, ada beberapa petani sayur ( dari kelas menengah ) yang berubah menjadi kaya dikarenakan harga sayur naik secara drastic (Wortel ± 8000 per kilo), sehingga menyebabkan mereka berpindah ke lapisan atas dengan sendirinya. Hal ini juga mempengaruhi perilaku mereka seolah –olah terkena syndrome kaya mendadak, hal itu bisa di lihat dari gaya berpakaian yang glamour, membeli motor gede dan berlomba untuk membuat rumah mewah.
b. Ada juga kejadian tiga sapi perah milik seorang warga mendadak mati karena memakan rumput yang terkena racun pestisida. Hal ini juga menyebabkan seseorang yang asalnya berada di lapisan atas berubah ke lapisan bawah di karenakan mata pencaharian yang berupa hewan ternak mati secara mendadak. Mata pencarian satu-satunya harus hilang sehingga menyebabkan orang tersebut harus beralih profesi menjadi buruh tani.
c. Ada satu kejadian yang mengenaskan yang menimpa salah satu keluarga, setelah menghasilkan panen wortel dengan nilai puluhan juta, orang tersebut membelikan anaknya sepeda motor yang harganya sangat fantastis. Karena memilki sepeda motor baru dan mewah , gengsi sang anakpun juga semakin tinggi. Dia pergi berboncengan dengan pacarnya, bersenang-senang dan berhura-hura,dan dalam perjalanan pulang serta dalam kondisi mabuk terjadilah kecelakaan yang merenggut nyawa dua orang anak tersebut, motornyapun hancur total. Baru sehari merasakan motor baru, ternyata sang anak harus mati dengan keadaan yang demikian.
d. Ternyata masyarakat di Desa ini sering kehilangan hasil dari pertaniannya seperti Apel, cabe rawit, bawang merah dan lain sebagainya disebabkan oleh perilaku seseoarang yang yang tidak memiliki lahan pertanian, peternakan dan didukung oleh pendidikan yang rendah.
Dari analisa beberapa kasus tersebut penulis memperoleh kesimpulan bahwa mayoritas petani di desa Wiyurejo ini adalah orang kaya dan ukuran kekayaanlah yang dominan menjadikan seseorang berada di lapisan atas (upper class). Tetapi untuk menjadi kaya, seseorang harus memiliki kesiapan mental agar tidak terjadi perubahan perilaku kearah yang negative seperti sembrono, sombong, semena-mena, dsb.
Bagi yang memiliki keterbatasan dalam hal materi, pendidikan dan ketrampilan , nampaknya kondisi tersebut secara psikologis membuat tekanan mental dan menjadikan perilaku mereka kearah kejahatan. Untuk itu bekal IPTEK dan IMTAQ sangat diperlukan baik untuk golongan yang kaya maupun golongan yang miskin agar terjadi keseimbangan antara kondisi sosial masyarakat dengan perilaku mereka yang positif sehingga timbul persamaan derajat diantara kelas-kelas yang ada di masyarakat, karena orang yang paling mulia di sisi Alloh adalah orang yang paling bertaqwa.
ﺧَﺒِﻴﺮٌ ﻋَﻠِﻴﻢاﻟﻠﱠﻪإِن ۚ ﺗْﻘَﺎﻛُﻢأَ اﻟﻠﱠﻪﻋِﻨْﺪﻛْﺮَﻣَﻜُﻢأَإِن
TABEL HASIL PENELITIAN DI DESA WIYUREJO RT.18 RW.07
No kelas kelompok Aspek pembentuk perilaku
1 upper 1. Kyai
2. Petani Apel
3. Juragan sayur
4. Pejabat Desa ⦁ Penasehat
⦁ Besarnya Kekayaan
⦁ Tingginya kekuasaan Akademis, Lebih di hormati, interaksi sosialnya terbatas hanya pada kelasnya
2 middle 1. guru
2. Perangkat Desa
3. Petani sayur
4. Peternak
5. Pedagang
6. Kuli bangunan ⦁ Keilmuwan
⦁ Standart kekayaan Sederhana, fleksibel, bebas berinteraksi, lebih bisa menghargai orang lain.
3 Lower 1. Buruh tani
2. Pembantu Rumah Tangga
3. Kuli pasar ⦁ Minimnya ilmu Pengetahuan
⦁ Minimnya Kekayaan Berfikir sempit, Kurang dihormati karena dianggap kurang memiliki peranan
1.1 . Pengertian Stratifikasi Sosial
Stratifikasi Kata stratifikasi merupakan terjemahan dari stratification (bahasa inggris) yang bermakna lapisan. Kata stratification sendiri berasal dari bahasa latin ‘stratum’ atau strata yang bermakna lapisan. Stratifikasi juga digunakan untuk menunjukan kelas atau lapisan yang ada dalam masyarakat. Sedangkan secara terminologi, Stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu kedalam lapisan-lapisan hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privelese, dan prestise.
1.2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Stratifikasi.
a) Stratifikasi yang Terjadi dengan Sendirinya Bedasarkan .
1. Age Statification Dalam stratifikasi berdasarkan usia ini, dimana anggota masyarakat yang berusia dini mendapatkan perbedaan hak dan kewajiban dari masyarakat yang berusia lebih tua. Bahkan dalam masyarakat tertentu, anak sulung mempunyai posisi yang lebih dibanding anak sulung.
2. Senioritas Dalam pembahsan senioritas ini menyangkut usia dan jenjang lamanya pengalaman dalam masyarakat sosial tertentu. Dalam dunia kelembagaan misalnya, secara tidak langsung ada bagian-bagian kepemimpinan lembaga akan diisi oleh orang yang lebih tua atau berpengalaman luas.
3. Sex Stratificaton Perbedaan jenis kelamin juga sangat mempengaruhi perbedaan status, ini juga sangat dipengaruhi oleh tradisi dan ajaran harkat dan martabat pria dan wanita.
4. Sistem Kekerabatan Pada umumnya dalam suatu kekerabatan terdapat perbedaan hak dan kewajiaban antara ayah, ibu, kakak, dan adik misalnya. Maka dari situ akan timbul status sosial yang berbeda-beda yang bersangkutan dengan hak dan kewajibannya.
b) Stratifikasi yang Dibentuk untuk Tujuan Bersama.
1. Stratifikasi dalam Pekerjaan. Dalam stratifkikasi ini sangat tampak pada instansi atau organisasi yang kelola secara modern. Misalnya saja ada bos dengan bawahan, dosen dengan asisten dosen, dan lain sebagainya.
2. Stratifikasi dalam Bidang Ekonomi. Dalam hal ekonomi inilah stratifikasi sangat menonjol di setiap masyarakat. Sebab kebanyakan dari masyarakat dimanapun berada menganggap akan terjadinya pembedaan stratifikasi sosial berdasarkan kekayaan dan material.
3. Stratifikasi dalam Pendidikan. Bagi orang yang mampu menyelesaikan pendidikan formalnya hingga tuntas, maka akan mendapat hak dan kewajiban yang lebih beragam dibandingkan denganorang yang hanya menamatkan pendidikannya ditingkat dasar. Dan dari situlah akan menentukan kelas sosial yang mereka tempati.
1.3. Macam-Macam / Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial.
A. Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah. Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat /bangsawan darah biru.
B. Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain. Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya
II. ANALISIS STRATIFIKASI SOSIAL DI DESA WIYUREJO
Di bawah ini adalah analisa penulis mengenai stratifiksi yang ada di Desa wiyurejo RT.18 RW.07 dengan mayoritas mata pencaharian sebagai petani dan peternak sapi perah. Berdasarkan penelitian ini, maka penulis menentukan untuk memilih penelitian ini dari segi obyektifitasnya, yakni menggolongkan masyarakat Desa Wiyurejo berdasarkan 3 (tiga) lapisan:
1. Lapisan atas (Upper class).
Kelas ini ditempati oleh Kyai, Orang kaya yang meliputi petani apel, Juragan sayur,dan para pejabat Desa (lurah dan Carik).
2. Lapisan Menengah (Middle Class).
Kelas ini meliputi Guru, Perangkat Desa, Petani sayur, Peternak sapi perah, Pedagang, Kuli bangunan.
3. Lapisan bawah (Lower Class).
Kelas ini terdiri atas buruh tani, pembantu rumah tangga, kuli pasar, pegawai toko,
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, sifat lapisan masyarakat Desa Wiyurejo mempunyai sifat lapisan terbuka. Yaitu setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan bahkan karena disebabkan sesuatu hal, seseorang bisa berpindah kelapisan bawah, dalam hal ini penulis akan memaparkan beberapa kasus yang terjadi di desa Wiyurejo ini:
a. Akhir-akhir ini, ada beberapa petani sayur ( dari kelas menengah ) yang berubah menjadi kaya dikarenakan harga sayur naik secara drastic (Wortel ± 8000 per kilo), sehingga menyebabkan mereka berpindah ke lapisan atas dengan sendirinya. Hal ini juga mempengaruhi perilaku mereka seolah –olah terkena syndrome kaya mendadak, hal itu bisa di lihat dari gaya berpakaian yang glamour, membeli motor gede dan berlomba untuk membuat rumah mewah.
b. Ada juga kejadian tiga sapi perah milik seorang warga mendadak mati karena memakan rumput yang terkena racun pestisida. Hal ini juga menyebabkan seseorang yang asalnya berada di lapisan atas berubah ke lapisan bawah di karenakan mata pencaharian yang berupa hewan ternak mati secara mendadak. Mata pencarian satu-satunya harus hilang sehingga menyebabkan orang tersebut harus beralih profesi menjadi buruh tani.
c. Ada satu kejadian yang mengenaskan yang menimpa salah satu keluarga, setelah menghasilkan panen wortel dengan nilai puluhan juta, orang tersebut membelikan anaknya sepeda motor yang harganya sangat fantastis. Karena memilki sepeda motor baru dan mewah , gengsi sang anakpun juga semakin tinggi. Dia pergi berboncengan dengan pacarnya, bersenang-senang dan berhura-hura,dan dalam perjalanan pulang serta dalam kondisi mabuk terjadilah kecelakaan yang merenggut nyawa dua orang anak tersebut, motornyapun hancur total. Baru sehari merasakan motor baru, ternyata sang anak harus mati dengan keadaan yang demikian.
d. Ternyata masyarakat di Desa ini sering kehilangan hasil dari pertaniannya seperti Apel, cabe rawit, bawang merah dan lain sebagainya disebabkan oleh perilaku seseoarang yang yang tidak memiliki lahan pertanian, peternakan dan didukung oleh pendidikan yang rendah.
Dari analisa beberapa kasus tersebut penulis memperoleh kesimpulan bahwa mayoritas petani di desa Wiyurejo ini adalah orang kaya dan ukuran kekayaanlah yang dominan menjadikan seseorang berada di lapisan atas (upper class). Tetapi untuk menjadi kaya, seseorang harus memiliki kesiapan mental agar tidak terjadi perubahan perilaku kearah yang negative seperti sembrono, sombong, semena-mena, dsb.
Bagi yang memiliki keterbatasan dalam hal materi, pendidikan dan ketrampilan , nampaknya kondisi tersebut secara psikologis membuat tekanan mental dan menjadikan perilaku mereka kearah kejahatan. Untuk itu bekal IPTEK dan IMTAQ sangat diperlukan baik untuk golongan yang kaya maupun golongan yang miskin agar terjadi keseimbangan antara kondisi sosial masyarakat dengan perilaku mereka yang positif sehingga timbul persamaan derajat diantara kelas-kelas yang ada di masyarakat, karena orang yang paling mulia di sisi Alloh adalah orang yang paling bertaqwa.
ﺧَﺒِﻴﺮٌ ﻋَﻠِﻴﻢاﻟﻠﱠﻪإِن ۚ ﺗْﻘَﺎﻛُﻢأَ اﻟﻠﱠﻪﻋِﻨْﺪﻛْﺮَﻣَﻜُﻢأَإِن
TABEL HASIL PENELITIAN DI DESA WIYUREJO RT.18 RW.07
No kelas kelompok Aspek pembentuk perilaku
1 upper 1. Kyai
2. Petani Apel
3. Juragan sayur
4. Pejabat Desa ⦁ Penasehat
⦁ Besarnya Kekayaan
⦁ Tingginya kekuasaan Akademis, Lebih di hormati, interaksi sosialnya terbatas hanya pada kelasnya
2 middle 1. guru
2. Perangkat Desa
3. Petani sayur
4. Peternak
5. Pedagang
6. Kuli bangunan ⦁ Keilmuwan
⦁ Standart kekayaan Sederhana, fleksibel, bebas berinteraksi, lebih bisa menghargai orang lain.
3 Lower 1. Buruh tani
2. Pembantu Rumah Tangga
3. Kuli pasar ⦁ Minimnya ilmu Pengetahuan
⦁ Minimnya Kekayaan Berfikir sempit, Kurang dihormati karena dianggap kurang memiliki peranan