TENDANGAN DARI LANGIT
Skenario : Fajar Nugroho dan Hanung Bramantyo
INT. KANTOR COACH TIMO - NIGHT
Dilayar terlihat pertandingan Piala Asia 1996. Indonesia
melawan Bahrain.
KOMENTATOR (V.O.)
Indonesia membangun serangan, bola
diumpan ketengah lapangan, ada
Widodo disana, Widodo! Widodo!
Dan.. Gooooollll! Tendangan yang
luar biasa dari Widodo!
Gambar berganti lagi, kali ini dari pertandingan semifinal
Piala Tiger 1998. Terlihat bek Mursid Effendy bermain dengan
bola di pertahanannya sendiri.
KOMENTATOR (V.O.) (CONT’D)
Mursyid memegang bola, dia terlihat
ragu-ragu, dia berbalik dan...
ooohh! Dia menendang bola ke gawang
sendiri... Tendangan yang mencoreng
nama Indonesia...
Masih dari lapangan hijau, Semifinal Piala Tiger 2006 di
Stadion Bukit Jalil Malaysia.
KOMENTATOR (V.O.) (CONT’D)
Indonesia membangun serangan lewat
Bima Sakti...
Bima mengoper bola pada Kurus, ia
terus berlari menusuk jantung
pertahanan Malaysia. Kurus... masih
kurus! Dan... goooool! Tendangan
yang luar biasa dari Kurus!
Kali ini terlihat Timnas Indonesia 2010 bertanding di final
pertama Piala AFF 2010 di Bukit Jalil, Malaysia.
KOMENTATOR (V.O.) (CONT’D)
Indonesia di ambang sejarah. Sudah
lama kita tidak meraih gelar. Sudah
lama kita tidak melihat tendangan
maut yang mampu membuat lawan
takut...
Terdengar sayup-sayup lagu kebangsaan Indonesia Raya
dinyanyikan. Terlihat di televisi wajah-wajah pemain
Indonesia.
KOMENTATOR (V.O.) (CONT’D)
Akankah kita melihat tendangantendangan
maut yang akan dicatat
sejarah malam ini di Bukit Jalil?
Di televisi Malaysia terlihat mencetak gol ke gawang
Indonesia.
2.
Malaysia mencetak gol lagi.
Lalu terlihat Irfan Bachdim ditarik keluar. Irfan tampak
menangis di bangku cadangan.
KOMENTATOR (V.O.) (CONT’D)
Malam ini langit sepertinya tak
berpihak pada merah-putih. Tak ada
tendangan yang akan dicatat
sejarah..
Tak jauh dari siaran langsung itu, tampak Coach Timo duduk
menatap televisi. Ia kemudian meraih handphonenya yang
tergeletak diatas meja, menekan sebuah nomor dan seraya
menunggu sambungan telepon, ia melangkah menuju jendela
kantor. Ia menatap lapangan rumput stadion Gajayana di
kejauhan.
COACH TIMO
Halo, Mat. Bilang pada Irfan Kita
masih punya final kedua. tetap
semangat. Jangan menyerah!
CUT TO:
EXT. TANAH LAPANG DI LERENG BROMO - MORNING
Kabut tebal yang perlahan menipis tampak bergerak perlahan.
Suasanya pagi yang hening. Hanya terdengar kicau burung dan
desir angin dikejauhan.
Tiba-tiba sebuah kaki tampak bergerak cepat. Lalu diikuti
kaki-kaki lain yang tampak telanjang. Kaki-kaki itu
berkejaran berebut sebuah bola kulit usang.
TITLE:
TENDANGAN DARI LANGIT
Ketika kabut makin menipis. Terlihat enam belas orang anak
umur 15-16 tahun tengah bermain bola di tanah lapang yang tak
begitu luas. Dua gawang yang terbuat dari ikatan bambu lapuk
juga terlihat berdiri berhadapan, dijaga kiper masing-masing.
Seorang anak tampak menguasai bola, ia kemudian mencari rekanrekannya.
Saat itulah kita melihat Wahyu menyusup pelan di
pertahanan lawan. Sang anak pembawa bola melihat Wahyu dan
memberi umpan padanya.
Wahyu menerima umpan dengan dadanya, menjatuhkan bola ke kaki
telanjangnya, kakinya mengontrol sekali dan sebelum bola
jatuh ke tanah, kaki kanan Wahyu mengayun keras. Bola melesat
kencang mengarah ke gawang dan gol!
Wahyu memutar badannya dengan cepat ke arah rekan-rekan satu
timnya yang menghambur dengan gembira.
3.
Wahyu menaruh jemari kanannya dimuka bibirnya, persis gaya
Irfan Bachdim usai mencetak gol.
Disudut lain tanah lapang, tampak seorang lelaki bernama
HASAN berdiri disela pepohonan. Kepala dan sebagian bahunya
tertutup sarung penahan dingin. Sebatang rokok kretek
terselip dibibirnya. Matanya dengan tajam memperhatikan gaya
permainan Wahyu.
Begitu Hasan melihat anak-anak yang bermain bola selesai
bertanding, ia segera menyelinap pergi.
CUT TO:
EXT. TEPI TANAH LAPANG - MORNING
Wahyu baru saja selesai menyimpan bola disela batang pohon
tak jauh dari lapangan. Dia mengambil sarungnya dan
dililitkan ke leher. Saat ia berbalik, Hasan berdiri
menunggunya.
HASAN
Kakimu jiancuk tenan, lee
Mata wahyu menyipit.
WAHYU
Maksudnya, lik?
HASAN
Tendanganmu bikin aku inget pemain
Timnas jaman dulu. Widodo Cahyono
Putro, Kurniawan Dwi Julianto, Budi
Sudarsono, sampai Bambang Pamungkas
punya tendangan geledek koyo kowe
tadi
WAHYU
Ah, pak lik ini ngarang. mereka kan
penyerang-penyerang hebat. aku kan
cuma wong ndeso, lik
HASAN
denger ya, le. Koe punya bakat
besar. Koe bisa kayak mereka.
kakimu iku layak main diatas rumput
Gelora Bung Karno. Gak cuma
dilapangan pasir kayak gini. Ngerti
ra?
Wahyu tercenung sendiri.
CUT TO:
4.
EXT. JALANAN SETAPAK - MORNING
Wahyu berlari pulang sambil merenungi kata-kata Hasan.
HASAN (O.S.)
Koe punya bakat besar. kakimu iku
layak main diatas rumput Gelora
Bung Karno. Gak cuma dilapangan
pasir kayak gini ....
Wahyu terus berlari, menaiki bukit, menuruni jalanan,
melewati pepohonan, melompati ranting-ranting. Kakinya yang
telanjang terlihat sangat kuat dan gesit.
CUT TO:
EXT. HALAMAN RUMAH WAHYU - MORNING
Pak Darto ayah Wahyu tampak sibuk menyiapkan dagangannya. Ia
memasukkan pop mie, dan beberapa minuman sachet berbagai
merek ke dalam box kayu dengan cat yang telah luntur.
Bayangan Wahyu tampak sekelebat, membuat mata pak Darto
reflek menoleh.
Terlihat Wahyu sedang menimba air. Dia tampak sedang
membersihkan mukanya.
DARTO
Bakatmu apik lee ...
Wahyu menoleh. Tersenyum ke arah ayahnya.
DARTO (CONT’D)
(sinis)
Bakat dadi Maling ...
Seketika senyum Wahyu hilang
DARTO (CONT’D)
Pergi Subuh. Pulang mindik-mindik
koyo maling. Jangan dikira bapak
ndak tahu polahmu tiap pagi.
Darimana kamu?
WAHYU
Ke masjid sholat Subuh
DARTO
Subuhan cara mana sampai 2 jam
gitu?
WAHYU
Saya ...
5.
DARTO
Main bola? Masih mau ngimpi jadi
pemain bola Indonesia?
Wahyu tertunduk
DARTO (CONT’D)
Negara ini ngurus rumput stadion
saja ndak becus, apalagi Timnas.
Goblok!!!
Wahyu tidak menghiraukan. Ember yang dipakai untuk menampung
air timba telah penuh, Wahyu segera membawanya kekamar mandi
yang tak jauh dari sumur.
CUT TO:
INT. KAMAR WAHYU - MORNING
Wahyu tampak tengah memasukkan buku-buku ke dalam tas
sekolahnya. Ia lalu mengintip ke pecahan cermin untuk
memastikan rambutnya telah rapi ketika ia mendengar suara
ibunya;
BU DARTO
Wahyu, ayo cepet. Bapaknya sudah
muring-muring aja nungguin kamu.
Wahyu segera melesat keluar kamar. tangan ibunya dicium
dengan hormat
BU DARTO (CONT’D)
Jangan lupa sholatnya yaa!
(*muring-muring: Ngomel)
CUT TO:
EXT. JALANAN DESA - MORNING
Jalanan desa di lereng Bromo itu naik turun. Namun Wahyu
terlihat sangat terbiasa dalam mengayuh dan mengemudikan
sepedanya. Terlihat kakinya kuat mengayuh sepeda. Pak Darto
duduk diboncengan belakang dengan memangku kotak dagangannya.
Mukanya keras ... menyimpan kepahitan.
CUT TO:
EXT. PERTIGAAN KAWASAN WISATA BROMO - MORNING
Wahyu menghentikan sepedanya. Bapaknya segera melompat turun.
6.
DARTO
Nanti pulang sekolah langsung
kemari. Awas kalo klayaban.
Wahyu hanya mengangguk. Bapaknya pergi. Wahyu memandangi.
Bapaknya yang membawa barang dagangan menuju kawasan wisata
Bromo. Mata Wahyu menangkap kesan kasihan dengan bapaknya ...
Ia kembali mengayuh sepedanya. Kali ini kayuhannya terlihat
lebih ringan dan cepat.
CUT TO:
EXT. JALANAN ASPAL MENUJU SEKOLAH - MORNING
Jalanan menuju sekolah itu sepi, hanya terlihat melaju sepeda
motor bebek lama namun terawat yang dinaiki seorang pria
berumur memakai pakaian safari. Dia Pak Susilo, kepala
sekolah SMA Negeri Langitan. sedang memboncengkan anak
perempuannya, Indah 15 tahun. Cantik. Terlihat dewasa dari
umurnya.
Tiba-tiba dari tikungan muncul Wahyu yang mengayuh sepedanya
dengan kuat. Tampak dari depan, Wahyu menyusup sebelah kanan.
Sedangkan motor pak Susilo di sebelah kiri. Wahyu tampak
menyapa pak Susilo basa-basi. Lalu Wahyu menoleh ke Indah.
WAHYU
Pagi, Indah ...
Indah tersenyum malu. Tampak lesung pipinya yang membuat dia
tambah cantik. Pak Susilo buru-buru mengangkat tangan kirinya
dan memberi kode agar Wahyu pindah posisi sebelah kanannya.
PAK SUSILO
(tegas)
Pindah ... Ayo pindah
Wahyu kemudian memelankan sepedanya. Lalu motor itu melaju
mendahului Wahyu. Sekilas Indah menoleh kebelakang. Melempar
senyum lagi ke Wahyu. Lalu tangan Wahyu merentangkan
tangannya seolah-olah ‘Menangkap’ senyum Indah itu dan
dimasukkan ke dalam hatinya.
Tiba-tiba ada anak kambing melintas depan Wahyu. Wahyu tidak
sempat mengontrol sepedanya. Reflek dia membanting stirnya ke
kanan. Sepeda keluar jalan mengarah ke semak-semak. Wahyu dan
sepedanya terjungkal masuk ke semak-semak. (KOMEDI)
CUT TO:
7.
EXT. HALAMAN SEKOLAH - SIANG
Lonceng tanda istirahat berbunyi. Anak-anak berhamburan
keluar kelas. Sementara di halaman sekolah, terlihat beberapa
anak berpakaian olahraga tampak tengah bermain bola.
CUT TO:
EXT. SELASAR SEKOLAH - SIANG
Indah melangkah menyusuri selasar sekolah bersama rekanrekannya,
ditangannya terselip sebuah buku bahasa Inggris.
Sambil melangkah, Indah terlihat mencari-cari sesuatu
ditengah lapangan bola. Saat itulah ia melihat Wahyu tengah
ngobrol dengan dua sahabatnya: Purnomo dan Mitro
Purnomo memegang sebuah buku Puisi karya Sitok Srengenge
MITRO
(ngedumel)
Indonesia tu cuma jago kandang. Di
kandang lawan jadi mandul. Waguu!
PURNOMO
(sambil membaca buku
puisi)
Banal!!
Mitro menoleh ke Purnomo
MITRO
Apa tu Banal?
PURNOMO
Mmm ... sesuatu yang, sungguh ...
MITRO
Sungguh apa?
PURNOMO
Sungguh butuh keajaiban dari
langit!
Mitro ngeplak kepala Purnomo
MITRO
Kamu terlalu sering baca puisi lamalama
jadi pekok!
Mitro menatap Wahyu yang tersenyum menatap Indah. Indah
tersipu dan berlalu bersama rekan-rekannya
MITRO (CONT’D)
Gimana Yu menurutmu?
8.
WAHYU
Apanya?
Mitro menepuk jidatnya sendiri.
MITRO
Yang satu keracunan puisi, yang
satu keracunan perempuan ..
Tiba-tiba sebuah bola melesat menghantam kepala Wahyu. Mitro
dan Purnomo tertawa keras. Indah dan rekan-rekannya menoleh
dan ikut tertawa. Wahyu terlihat tengsin. Namun secara
reflek, Bola diraih Wahyu dengan sigap. Kakinya lincah
memainkan bola. Wahyu memberikan kode kepada anak-anak
dilapangan untuk bersiap. Anak-anak bergerak maju mengurung
Wahyu. Tapi Wahyu dengan gesit menggocek bola dan terus
bergerak maju mendekati gawang, melewati penghadangnya.
INSERT CUT TO:
INT. RUANG KEPALA SEKOLAH. SIANG
Pak Susilo terlihat serius membaca berita tentang persiapan
Timnas Indonesia menghadapi Malaysia di final kedua AFF di
halaman Koran MALANG POS.
Terdengar suara riuh dari halaman sekolah menyebut-nyebut
nama Wahyu. Pak Susilo segera menaruh korannya dan mengintip
keluar jendela. Ia melihat Wahyu tengah menggiring bola
dengan gesit melewati lawannya ...
CUT BACK TO:
EXT. HALAMAN SEKOLAH. SIANG
... Di kotak pinalti berdiri dua siswa menghadang, Wahyu
berhenti, menatap keduanya sejenak, lalu bersiap melakukan
tendangan Khasnya. Semua menantikan dengan tegang. Sedetik,
dua detik, tiga detik ... detik keempat, kaki Wahyu bergerak
ke arah bola. Lalu ... DUK! Bola melesat jauh diatas kepala 2
siswa penghadang. Sang kiper melompat, namun bola melesat
masuk di tiang jauh. GOL!
Semua yang melihat bersorak. Indah tersenyum. Kepala Sekolah
secara reflek mengangguk-angguk, tapi kemudian sadar dan
kembali jaim. Wahyu berlari menuju rekan-rekannya seraya
menaruh jemari tangan kanannya didepan bibir, persis seperti
selebrasi Irfan Bachdim. 2 sahabatnya menyambut riuh.
PURNOMO
Persembahan GOL untuk siapa saudara
Wahyu??
9.
MITRO
Tentu saja untuk INDAH SUSILOWATI
... yeeaaahh!
Wahyu memberi hormat kepada Indah. Wajah Indah memerah.
Kepala Sekolah panik, lalu buru-buru mengambil pukulan besi
dan menimpakan ke Bel sekolah. Teng! Teng! ... Istirahat
usai! Siswa masuk ke kelas
CUT TO:
EXT. KELAS WAHYU - SIANG
Kelas sedang pelajaran Agama Islam. Ibu Guru sedang
menuliskan sebuah surat Al Fatehah dipapan tulis dengan
bahasa Arab. Semua murid sibuk menyalin. Tiba-tiba, Wahyu
mengendap-endap duduk belakang bangku Indah, meminta siswa
yang duduk disana buat pindah.
WAHYU
Sebentar aja ...
SISWI
Ribet ah!
WAHYU
Bentaaar ...
Siswi itu pindah sambil cemberut. Tiba-tiba ibu guru menoleh
ke belakang. Dia melihat Wahyu sedang mendekati Indah.
IBU GURU
Wahyu? Ngapain disitu?
Semua murid menoleh. Termasuk Indah. Wahyu tercekat.
WAHYU
Mmm, mau pinjem Quran ke Indah bu
IBU GURU
Buat apa Quran? Mau yasinan di
kelas?
Semua murid tertawa.
WAHYU
Indah meminta saya mencarikan ayat
untuk dibacakan buat nikahan
kakaknya nanti sore bu ...
Mata Indah langsung terbelalak
INDAH
(protes)
Mmm, maaf buu ... saya ...
10.
WAHYU
(Memotong)
Huwalladzi kholaqokum min nafsiw
wahidatiw waj’alnaminha zaujahaa
liyaskuna ilayhaa ... (QS, Al
A’raff 189)
Mata Indah terbelalak kagum. Semua terbius oleh suara Wahyu.
WAHYU (CONT’D)
(menatap mata Indah)
Allah yang menciptakan kamu dari
jiwa yang satu. Lalu dari jiwa itu
Allah menciptakan pasangannya agar
sayang kepadanya ...
Wajah Indah langsung memerah. Ibu Guru tersenyum melihat
kenakalan muridnya tersebut.
IBU GURU
(santun)
Kalau begitu silakan duduk dan
jangan berisik yaa ...
Wahyu menghela nafas lega lalu duduk dibelakang Indah yang
masih tidak bisa menyembunyikan malunya.
WAHYU
(berbisik)
Indah, aku cuma mau kasih tau kalau
nanti sore aku ada pertandingan di
desa Karang Sari. dateng ya?
INDAH
Karang Sari? Ngapain kamu main
disana?
WAHYU
Aku disewa buat memperkuat tim
Karang Sari nglawan Jati Mulya.
MELI
(nimbrung)
Kamu udah jadi pemain bayaran ya
sekarang?
WAHYU
Diem kamu ...
Meli sewot
MELI
Indah tidak akan berangkat kalau
tidak ada aku.
11.
Meli menjulurkan lidahnya. Wahyu cuma pasrah
CUT TO:
EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE
Beberapa pemain Desa Jati Mulya tampak telah melakukan
pemanasan di lapangan. Penonton juga mulai berdatangan.
Hansip-hansip tampak sibuk mengatur keramaian.
Disalah satu sudut lapangan, terlihat Hasan memegang sehelai
kostum nomer tujuh lengkap dengan celana, sepatu dan kaos
kaki. Ia tampak berbicara dengan laki-laki lain yang lebih
necis.
ASISTEN KADES
Situ paham kan situasi yang
dihadapi Pak Kades?
Hasan hanya mengangguk.
ASISTEN KADES (CONT’D)
Sore ini beliau butuh Tim ini
menang supaya warganya senang. Jadi
tolong dikondisikan agar beliau ...
HASAN
...Bisa menang lagi di pemilihan
kades bulan depan. Gitu to?
Asisten Kades mengangguk sambil senyum. Asisten Kades menatap
ke arah pemain-pemain Tim Desa Karang Sari yang terlihat
kecil-kecil
ASISTEN KADES
(meremehkan)
Kayaknya butuh keajaiban dari
langit untuk bisa menang ... postur
pemain kamu precil-precil
Hasan cuma mendengus.
HASAN
Gak usah jauh-jauh dari langit,
pak. Di desa tetangga aja ada
Hasan lalu melirik ke arah Wahyu yang tengah melahap nasi
bungkus dengan cepat dibawah pohon, tak jauh dari tempatnya
berdiri
MOMENT LATER ...
Wahyu baru saja melesaikan makannya dan tengah meneguk air
mineral ketika Hasan mendekat.
12.
HASAN (CONT’D)
Ini kostum dan sepatu. Buat kamu.
Dijaga baik-baik ya ...
Wahyu tersenyum senang. segera dia mulai mengganti seragam
sekolahnya dengan kostum tim desa Karang Sari.
HASAN (CONT’D)
Kamu main di babak kedua. Kalau
kamu bisa bikin menang, ada bonus
buat kamu
Wahyu mengangguk sambil mengenakan kostumnya. dia senang
dengan kostum dan sepatu bolanya.
CUT TO:
EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE
Pertandingan babak pertama telah dimulai. Tim Desa Jati Mulya
tampak terus menekan pertahanan Desa Karang Sari.
Wahyu tampak duduk dibangku cadangan yang terbuat dari kayu
lapuk. Wajahnya tampak gelisah; bukan karena timnya tertekan,
melainkan karena dia belum melihat sosok Indah.
Tim Desa Jati Mulya mencetak gol ke gawang Karang Sari. Semua
orang tampak gelisah. Asisten Kades terlihat lesu. Hasan
meludah gelisah. Hanya Wahyu menatap gol itu dengan tenang.
CUT TO:
EXT. KAWASAN WISATA GUNUNG BROMO - SORE
Wisatawan tampak berlalu-lalang naik dan turun tangga menuju
kawah Bromo. Di ujung tangga, terlihat Pak Darto sibuk
menawar-nawarkan dagangannya.
Pak Darto terlihat letih. Ia kemudian memanggil seorang
wisatawan dan menanyakan jam.
DARTO
Maaf, mas. Jam berapa sekarang?
WISAWATAN
Jam empat lebih sedikit pak.
Pak Darto tersenyum kecut. Ia lalu melirik ke arah jalanan,
mencari Wahyu. Tapi anaknya itu tak terlihat sama sekali.
CUT TO:
13.
EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE
Hasan yang gelisah karena timnya tertinggal satu gol melirik
ke arah Wahyu yang tampak tak memperhatikan pertandingan.
HASAN
Wahyu!
Wahyu menoleh. Hasan memberikan kode untuk masuk ke lapangan.
Wahyu mengangguk.
HASAN (CONT’D)
Fokes ... jangan pikirin GOL. Tapi
main yang bagus!
Hasan menepuk pundak Wahyu. Saat itulah muncul sosok Indah
diantara kerumunan penonton. Mata Wahyu terbelalak
WAHYU
(semangat)
Aku mau bikin GOL, lik!
Wahyu segera berlari ke garis tengah lapangan. Meli dan Indah
melihat
Wahyu bermain dengan baik sekali sore itu. Walau berposisi
sebagai penyerang, Wahyu bisa berlari sampai ke tengah
lapangan untuk menjemput bola dan sekali-sekali membantu
pertahanan.
Pada satu kemelut di depan gawang Jati Mulya, Wahyu berhasil
merebut bola dan mengopernya pada penyerang Karang Sari. Sang
penyerang menerima bola dengan baik, dan langsung melepaskan
tendangan ke arah gawang Jati Mulya. Gol!
Sorak-sorai meledak di tepi lapangan. Tapi Wahyu tak begitu
bersuka-cita, ia segera mengambil bola di dalam gawang lawan
dan menaruhnya di titik tengah lapangan. Pertandingan harus
dilanjut, ia harus mencetak gol.
CUT TO:
EXT. KAWASAN WISATA GUNUNG BROMO - SORE
Matahari sudah semakin tua, wisawatan mulai bergegas
meninggalkan kawasan wisata itu. Pedagang-pedagang juga Pak
Darto pun mulai berkemas. Seorang kusir kuda wisata tampak
melewati Pak Darto.
KUSIR
Tumben sendirian? Anakmu dimana?
Darto diam saja. Wajahnya memerah
CUT TO:
14.
EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SENJA
Tampak Wahyu menguasai bola, melewati satu dua pemain Jati
Mulya. Orang-orang terlihat menahan napas. Hasan terus
memberi instruksi dari pinggir lapangan.
Tiba-tiba, Wahyu dihantam dengan keras oleh salah satu pemain
belakang Jati Mulya. Wahyu tersungkur.
Di sudut lapangan, Indah menjerit kecil.
Wasit meniup peluit keras-keras, pelanggaran, tendangan bebas
untuk Karang Sari. Hasan tampak berteriak-teriak dari tepi
lapangan.
HASAN
Kasih ke Wahyu! Biar dia yang
nendang ...
Bola diserahkan ke Wahyu yang masih kepayahan. Wahyu menaruh
bola di titik pelanggaran. Bersiap mengambil ancang-ancang.
Hasan tampak gelisah. Indah berdoa, bibir mungilnya mengucap
bismillah.
Wahyu mengambil ancang-ancang. Pemain bertahan lawan berdiri
membentuk pagar pertahanan. Sekeliling lapangan hening, Wahyu
mundur selangkah, lalu mengayunkan kakinya. Bola melesat
tinggi, melewati benteng hidup Jati Mulya, melesat ke tiang
jauh. GOL!
HASAN (CONT’D)
Masuk!!!
Gol itu sekaligus mengakhiri pertandingan. Kemenangan diraih
Karang Sari. Orang-orang berhamburan ke tengah lapangan
mengelu-elukan Wahyu. Tapi Wahyu berusaha mencari Indah.
Gadis itu sudah lenyap bersama adzan maghrib yang terdengar
sayup-sayup.
Wahyu hanya melihat Hasan tengah bersalaman dengan Asisten
Kepala Desa. Hasan lalu menghampiri wahyu. Dia menyerahkan r3
lembar uang seratus ribu
HASAN (CONT’D)
Ini bagianmu. Dan ini (mengeluarkan
2 lembar uang seratus dari saku
lain) ini bonusnya dari pak Kades
Wahyu menerima uang sambil celingukan mencari Indah. Hasan
melihat gelagat Wahyu langsung tersenyum.
HASAN (CONT’D)
Pacarmu sudah pulang. Dia cuma
nitip ini ...
15.
Wahyu membuka kertas. Isinya sebuah rumput kering teranyam
berbentuk tulisan: Indah. Wahyu tersenyum
CUT TO:
EXT. PERTIGAAN KAWASAN WISATA BROMO - SENJA
Pak Darto tengah berjalan sendiri membawa kotak kayu
dagangannya. Ketika ia sampai di kelokan, Darto berpapasan
dengan pemuda kampung yang menaiki motor.
PEMUDA KAMPUNG 1
Anak sampean hebat, pak Darto! Dia
bikin Karang Sari juara nglawan
Jati Mulya.
PEMUDA KAMPUNG 2
Bakal disenengi pak Kades tuh
Senyum Darto hilang. Dia langsung bergegas pulang.
CUT TO:
EXT. HALAMAN RUMAH WAHYU - MALAM
Wahyu menghentikan kayuhan sepedanya, lalu melompat turun
tanpa suara. Ia mengendap-endap memasuki halaman rumahnya
sendiri. Menyandarkan sepeda di dinding rumah, lalu melesat
masuk ke dalam kamarnya. melewati kamar ayahnya. Di dalam
kamar terlihat ibunya sedang sholat maghrib.
CUT TO:
INT. KAMAR WAHYU - MALAM
Wahyu langsung melesat kebawah ranjangnya, mengangkat papan
kayu lapuk dan mengambil sebuah celengan ayam dari tanah liat
dari lubang sempit. Wahyu memasukkan Lima lembar seratus ribu
ke dalam
Tepat ketika papan penutup lubang kembali ia letakkan, sebuah
tangan menarik lengan Wahyu keluar. Wahyu terseret dan
terpelanting keluar kamar. Dia lihat wajah Darto merah murka.
DARTO
Bapaknya nyari duit sampe modiar,
anaknya malah dolanan bola!!
Jiancuk!!
Didepan kamar Wahyu tergeletak sepatu dan kostum bola. Darto
meraih sepatu tersebut. Wahyu hendak merebutnya
WAHYU
Jangan pak ...
16.
Darto menampar muka Wahyu. Wahyu tersungkur ke sudut. Ibunya
yang masih mengenakan mukena menghambur ke arah Wahyu.
DARTO
Sudah berbakat nglawan orang tua
sekarang? Haa??
Darto melempar dua sepatunya ke arah tubuh Wahyu. Wahyu
terdiam. Ibunya teriak
BU DARTO
Sudah pak ... sudaahhh, paak!!!
Darto tak mendengar. Ia menyeret Wahyu keluar kamarnya
sekaligus membawa sepatu bola. Ibunya mencoba menahan tapi
tidak kuasa.
CUT TO:
INT. DAPUR RUMAH WAHYU - MALAM
Darto terus menyeret Wahyu ke dapur. Darto mendorong Wahyu
hingga tubuh nya terjatuh ke lantai tanah. Lalu Darto
melempar sepasang sepatubola ke dalam tungku kayu yang tengah
memasak air.
DARTO
Ngliat koe? Ngliaattt ndak matamu?
Wahyu menatap sepatunya yang terlalap api.
DARTO (CONT’D)
Itu balesan buat anak yang nglawan
orang tua ... ngerti kon?
Mata Wahyu menatap nanar. Dari sela kelopaknya, air
matanyanya menggenang. Hatinya perih. Bu darto cuma terdiam
memeluk anaknya.
DARTO (CONT’D)
Ndak ada cerita bola di rumah ini.
Dari sekarang, sampai bapakmu mati!
Api melumat sepatu Wahyu. Melumat juga mimpi Wahyu ...
CUT TO:
EXT. HALAMAN BELAKANG RUMAH COACH TIMO - PETANG
Tampak Hermansyah sedang memegangi kabel antena dibelakang
televisi. Sementara diluar, Totok tengah memutar-mutar
antena.
TOTOK
Udah belum?
17.
HERMANSYAH
Masih butek Tok!
Lalu Coach Timo dan Linus datang membawa kursi-kursi.
LINUS
Tahan-tahan Tok. Itu posisi sudah
bagus.
Lalu terdengar bel rumah berbunyi.
HERMANSYAH
Siapa lagi tamu kita Coach?
Selesai Hermansyah bertanya, muncul Bima Sakti dan Robbie
Gaspar yang langsung menyapa Coach Timo.
BIMA SAKTI
Coach!
ROBBIE
Goodluck for your national team
Coach!
COACH TIMO
Terimakasih Rob. Ayo semua duduk..
CUT TO:
INT. RUMAH WAHYU - MALAM
Wahyu selesai sholat maghrib bersama ibunya. Pak Darto duduk
di meja makan sambil menyeruput kopi. Dia tidak sholat.
WAHYU
Bu, bapak kapan mau sholat lagi?
BU DARTO
Cuma gusti Allah yang tahu. Kamu
doain aja bapakmu ...
Wahyu hanya diam. Lalu dia duduk menghampiri bapaknya.
WAHYU
Maafin Wahyu pak.
Pak Darto hanya mengangguk sambil mengibaskan tangannya.
WAHYU (CONT’D)
Wahyu mau ngajak bapak ke tempat
pak kades.
DARTO
Ngopo?
18.
WAHYU
Mmm, Ada nonton bareng final kedua
piala AFF pak..
Mimik Darto mendadak berubah. Tapi Wahyu buru-buru
melanjutkan ucapannya...
WAHYU (CONT’D)
Eh maksud Wahyu, kalau malam ini
kita jualan pop-mie dan minuman
panas disana, pasti laku pak!
Wajah Darto berubah cerah
DARTO
Pinter kowe le!
CUT TO:
EXT. HALAMAN BELAKANG RUMAH COACH TIMO - MALAM
Terlihat ditelevisi cembung itu, pertandingan final kedua
Piala AFF. Indonesia belum mencetak gol. Sesekali layar
televisi terganggu karena antena yang buruk.
LINUS
Butuh keajaiban buat Timnas menang
Tak ada yang menjawab. Coach Timo, Bima Sakti, Robbie Gaspar,
Hermansyah dan Totok terlihat tegang menatap layar kaca.
Dilayar tampak Irfan Bachdim berlari kesana-kemari.
CUT TO:
EXT. HALAMAN RUMAH PAK KADES - MALAM
Pak Kades berbaik hati memasang layar tancap di halaman
rumahnya. Orang-orang desa terbungkus sarung dan ikat kepala
untuk melindungi dingin berkurumun disekeliling layar.
Tampak Wahyu sambil membawa termos air panas dan minuman
sachet berjalan pelan-pelan diantara kerumunan orang
menjajakan dagangannya. Sesekali matanya melirik ke arah
layar. Di sudut lain, ayahnya juga melakukan hal yang sama.
Tiba-tiba muncul Hasan menghampiri Wahyu. Wahyu terkejut
HASAN
Bikinin aku kopi. Biar ndak ketauan
bapakmu.
WAHYU
(sambil panik membuat
kopi)
Darimana pak lik tau soal bapak?
19.
HASAN
Semua orang kenal bapakmu, le.
Wahyu segera melayani Hasan. Ia menuang air panas ke dalam
gelas.
HASAN (CONT’D)
Ada pertandingan lagi. Lebih heboh.
Lebih penting.
WAHYU
Nggak bisa mas. Nggak boleh sama
bapak
HASAN
Ini lebih gede dari kemaren
bayarannya
Wahyu terlihat ragu. Lalu dia hanya menggeleng pasrah
WAHYU
sampean gak ngerti bapak lik
Hasan melirik kearah Darto yang juga tampak sibuk melayani
pembeli. Terlihat Mata Darto melirik sebentar ke arah layar,
lalu senyum sinis.
DARTO
(sinical)
Dari dulu sama saja ... ndak pernah
berkembang.
Darto berpindah sambil melirik ke arah Wahyu yang sedang
sibuk melayani pembeli disamping Hasan.
HASAN
Apa yang kamu pengen Yu?
Wahyu terlihat bingung
WAHYU
Jangan tanya apa keinginan saya,
lik. Tapi tanya apa yang baik buat
saya ...
HASAN
Kamu main besok, duitnya kamu pake
buat belikan apa yang jadi
kepinginan bapakmu ...
Hasan membayar segelas kopi hangatnya lalu berlalu ke dalam
kerumunan. Wahyu tercenung sejenak, lalu kembali menatap
bapaknya. di Layar Timnas mencetak GOL! Orang-orang bersorak.
CUT TO:
20.
EXT. HALAMAN BELAKANG RUMAH COACH TIMO - MALAM
Akhir pertandingan menunjukkan kekalahan buat Timnas meski
unggul di angka.
COACH TIMO
(pasrah)
Dalam sepakbola, mencetak gol saja
tidak cukup ... Kemenangan saja
tidak cukup.
Robbie mengusap bahu Coach Timo. Saat itulah handphone Coach
Timo berdering. Terlihat dilayar handphone tertulis ‘Ketua
Klub’. Coach Timo segera mengangkatnya daan menjauh.
CUT TO:
EXT. HALAMAN RUMAH PAK KADES - MALAM
Layar masih menyiarkan komentar pertandingan. Indonesia
menang tapi gagal menjadi juara Piala AFF. Wahyu tampak
berdiri menatap layar, Darto kemudian menghampirinya.
DARTO
Yu ... ayo muliih!
Dengan lesu, Wahyu berjalan bersama bapaknya.
CUT TO:
EXT. KELAS WAHYU - SIANG
Tampak seorang guru berjilbab sedang menulis sebuah kalimat
dengan kapur di papan tulis.
GURU BAHASA INGGRIS
Coba kalian terjemahkan kalimat ini
kedalam bahsa Indonesia yang baik
dan benar...
Seisi kelas hening.
HENDRO
Saya bu ...
GURU BAHASA INGGRIS
Soal ini nukan untuk pemenang lomba
debat Inggris, Hendro
Hendro menurunkan tangannya sambil tersenyum.
GURU BAHASA INGGRIS (CONT’D)
Coba kamu, Wahyu!
21.
WAHYU
(lemas)
Saya???
GURU BAHASA INGGRIS
memangnya ada berapa Wahyu di kelas
ini?
Wahyu bersungut, lalu dia menatap papan tulis : ‘don’t judge
the book by it’s cover’.
WAHYU
Don... Don...
Siswa bernama Doni menjawab
DONI
Apa Yu?
Seisi kelas tertawa.
GURU BAHASA INGGRIS
Coba kamu doni. Baca tulisan
dipapan tulis ...
DONI
Don’t judGE THE BOOK, By ITS
Coper..
Semua siswa tertawa.
GURU BAHASA INGGRIS
Terjemahkan Wahyu!
WAHYU
Jangan...
GURU BAHASA INGGRIS
jangan apa?
WAHYU
Jangan hukum buku karena kopernya?
Seisi kelas tertawa. Hendro menggeleng meremehkan dia melirik
ke arah Indah yang terlihat terdiam. Tepat pada saat itu
terdengar lonceng bubaran sekolah berbunyi nyaring.
CUT TO:
EXT. SELASAR SEKOLAH - SIANG
Indah bersama teman-temannya berjalan bersama. Wahyu hendak
menghampiri, tapi Bu Guru Bahasa Inggris mendahului
22.
GURU BAHASA INGGRIS
Indah, jangan lupa nanti sore
latihan buat lomba debat bahasa
Inggris di Balai Kota
INDAH
Yes, mam ... thank you!
Tiba-tiba pak susilo ikut nimbrung. Wahyu semakin keder. Lalu
melangkah pergi.
SUSILO
Bagaimana persiapannya, bu?
GURU BAHASA INGGRIS
Saya yakin Indah mampu, pak. Bahkan
untuk mewakili negara ditingkat
internasional juga bisa
Indah tersipu.
SUSILO
(bangga)
Harus bisa. Percuma lahir di
tanggal 17 Agustus kalau tidak bisa
berarti buat negaranya
Terlihat Indah tidak begitu suka. Terbebani
SUSILO (CONT’D)
Ya sudah kalau gitu bu. Minta
bimbingannya.
Pak Susilo mengangguk pada anaknya, Indah melanjutkan
langkahnya menuju ruang kelas.
CUT TO:
EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE
Wahyu bersama TIM desa Karang Sari sedang latihan game.
Terlihat Wahyu mengenakan sepatu sekolah. Tidak sepatu bola.
Hasan memberikan arahan dipinggir lapangan.
Ditengah latihan, terlihat seorang penunggang kuda. Perlente.
Hasan melihat itu lalu menghampiri. Sekilas Wahyu melihat
sosok perlente tersebut
CUT TO:
23.
EXT. WARUNG KOPI - SORE
Hasan masuk ke warung.
HASAN
(ke penjual kopi)
Kopi dua. Buat pak Gotot gelas gede
Hasan menunjuk ke arah pak Gatot sebagai lelaki perlente yang
dimaksud
Saat itu di layar TV sedang memperlihatkan pemain-pemain
Persema berlatih. Terlihat Coach Timo sedang memipin latihan
bersama Irvan Bachdim
NARATOR (V.O.)
Walau terancam tak bisa lagi
memperkuat Timnas Indonesia, Irfan
Bachdim tetap kembali ke Malang
untuk bergabung dengan tim Persema.
Hasan menatap televisi. Pelayan warung datang membawakan dua
gelas kopi panas.
HASAN
Loh? PERSEMA ikut LPI? Wah, bisa
rame nih. Bakal di black list sama
PSSI ...
PENJUAL MIE AYAM
LPI itu apa, den?
HASAN
Liga Primer Indonesia. Liga
tandingannya PSSI yang tidak diakui
oleh FIFA. Kalo ada pemain yang
ikut club LPI bakal ndak akan main
di Timnas
GATOT
(memotong)
belum tentu!
Hasan menoleh ... lalu terlihat sopan didepan pak Gatot
GATOT (CONT’D)
Semua tergantung ego. Kalau PSSI
mau mengakui LPI sebagai bagiannya,
semua beres.
HASAN
Masalahnya kan PSSI ndak mau
mengakui, pak
24.
GATOT
Lah ya itu. Cuma gara-gara Bola
saling gontok-gontokan! Mereka ndak
mikir, kekuatan negeri ini karena
perbedaan. Bukan fanatisme antar
golongan.
PENJUAL MIE AYAM
Betul, den. Jangan sampe negara
bubar karena soal remeh. Bola itu
kan bulat, bisa kesana-kemari. Sama
kayak hati ini to. Tinggal dibawa
kemana hati ini sama kaki yang
tepat ...
Gatot tertawa. Hasan mengangguk-angguk. Gatot duduk disamping
Hasan seraya menatap ke arah lapangan, tempat Wahyu dan tim
Karangsari berlatih.
GATOT
Gimana tim kamu?
HASAN
beres pak
GATOT
Jangan kayak pejabat bilang beresberes
tapi malah bubar
HASAN
Iya beres pak. coba bapak
perhatikan anak yang ndak pake
sepatu bola itu
Gatot tampak memandangi Wahyu. Matanya menyipit ...
GATOT
Gimana bisa beres? Wong latihan
saja ndak pake sepatu ...
Hasan tak mempedulikan kata-kata Gatot.
HASAN
Nah, pak Gatot coba perhatikan.
Di lapangan, tampak Wahyu mendapat operan bola, ia lalu
menggoceknya. Wahyu melewati beberapa pemain bertahan lawan.
Kakinya begitu lincah. Lalu menembak ke arah gawang dan..
GOL!
Gatot mengangguk-angguk
HASAN (CONT’D)
Sepak Bola bukan soal sepatu pak.
Tapi Kaki .... Tendangan
Gatot hanya tersenyum
25.
GATOT
Berapa harga sepatu bola?
HASAN
Seratus lima puluhan, pak
GATOT
Apa kamu ndak punya uang buat beli
sepatu buat dia?
HASAN
Nggngg ....
GATOT
Belikan sepatu buat dia ... jangan
pelit-pelit!
Lidah Hasan mendadak melintir
CUT TO:
EXT. WARUNG KOPI - SORE
Hasan menghentikan latihan sore itu. Lalu dia memanggil Wahyu
untuk mendekat ke warung kopi. Hasan memperkenalkan Wahyu ke
Gatot
HASAN
Kenalin ini Pak Gatot ... Beliau
yang punya Tim Sepak Bola Karang
Sari
Gatot menerima uluran tangan Wahyu.Tapi Wahyu menatap ke arah
televisi cembung 14 inchi di sudut warung.
Di televisi, tampak Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan
memamerkan kostum merah Persema.
WARTAWAN
Publik meragukan kemampuan pemainpemain
baru Anda Coach. Lebih
terlihat seperti anak band
dibanding pemain bola...
COACH TIMO
Soal penampilan, besok bisa kita
lihat bersama-sama saat
pertandingan ujicoba..
WARTAWAN
Dengan memilih main di LPI yang
bisa dibilang kompetisi ilegal,
yang berakibat Irfan serta Kim tak
bisa memperkuat Timnas Indonesia,
apa Coach tidak takut dituntut?
26.
COACH TIMO
Saya memilih kompetisi yang fair.
Saya lakukan ini untuk membangun
sepak bola Indonesia lebih maju.
Saya rela dipenjara, asal Indonesia
masuk Piala Dunia.
Di tv lalu terlihat Coach Timo, Irfan dan Kim berfoto
bersama.
GATOT
Kenapa le? pengen jadi kayak
mereka?
Gatoto tertawa. Wahyu tak menjawab matanya masih tertuju pada
layar televisi. Di gambar terlihat Irfan berlatih.
Seiring tayangan TV selesai, selesai pula perhatian Wahyu ke
TV. Matanya berpindah ke Kuda pak Gatot
WAHYU
(ke Hasan)
Itu kuda siapa, lik?
HASAN
Kuda pak Gatot. Kenapa?
Wahyu beralih menatap pak Gatot.
GATOT
Bukan Kuda kesayangan. Saya masih
punya satu lagi yang lebih bagus
dari itu.
WAHYU
Boleh kuda itu buat saya?
Mata Hasan mendelik.
WAHYU (CONT’D)
Saya akan bikin banyak gol buat Tim
Karang Sari. Tapi kuda itu buat
saya. Saya akan berikan buat bapak
saya sebagai hadiah ...
HASAN
Heh, perjanjian kita kemaren gak
kayak gitu, le. Jo lancang kon ...
Pak Gatot mengangkat tangannya ke Hasan. Hasan terdiam. Mata
Pak Gatot melihat kekuatan pada Wahyu
GATOT
kalau kalah piye?
27.
Wahyu diam sebentar. Berfikir
WAHYU
(yakin)
Kita tidak akan kalah ...
Gatot tertawa terbahak-bahak.
HASAN
Le, pak Gatot ini rajanya taruhan.
Jangan menantang taruhan kalau gak
duwe jaminan ...
GATOT
Saya suka dengan keyakinanmu, le.
WAHYU
(makin yakin)
Kita gak akan kalah, itu jaminan
saya, pak
Pak Gatot meminum kopinya sebentar. Lalu matanya tajam ke
arah Wahyu
GATOT
Kalau kita menang, Kuda itu buat
kamu. Tapi kalau kita kalah, kamu
harus berikan 5 kemenangan buatku
tanpa bayaran sedikitpun buatmu.
Berani?
Hasan tersenyum menyeringai, menatap wajah Wahyu yang mulai
ragu. Mendadak teringat kata-kata bapaknya: ... Tidak ada
cerita bola dirumah ini. sampai bapakmu mati! Ngerti koe?!
Dada Wahyu mendadak berdegup. Kemudian ...
WAHYU
Sepakat, pak ...
Gatot dan Hasan tertawa lebar.
GATOT
Hasan, koe seksine ... Anak ini
bakal main sama tim kita sampai
tahun depan.
Hasan tertawa puas. Gatot melangkah menuju kudanya.
GATOT (CONT’D)
Jangan lupa belikan sepatu buat
dia!
CUT TO:
28.
EXT. SELASAR SEKOLAH - SIANG JELANG SORE
Mitro tampak berdiri di depan papan pengumuman. Ia mencatat
dengan tergesa di selembar kertas alamat yang tertera di
pengumuman lomba debat.
WAHYU
Piye, Pur? Uda di catet?
Mitro mengangguk.
PURNOMO
beres ...
Ketiganya segera berlari menuju parkiran sepeda. Mengambil
sepeda masing-masing, dan melintasi halaman sekolah dengan
cepat.
CUT TO:
INT. PENDOPO BALAI DESA - SIANG JELANG SORE
Tampak siswa-siswa berseragam SMA duduk menghadap ke arah dua
meja yang diduduki masing-masing oleh tiga siswa dari SMA
berbeda. Di sudut lain, ada dua panitia yang menjadi
Chairperson dan Timekeeper. Juri duduk di deret paling depan
bangku penonton.
Di mejanya. Indah duduk ditengah, diapit Hendro dan satu
siswa lain. Ketiganya adalah wakil SMA Langitan dalam Lomba
debat antar SMA tahun ini. di saku Indah terjepit no peserta:
17
Indah tampak gelisah. Sementara Hendro duduk dengan percaya
diri.
CHAIRPERSON
The participants, the next topic is
about a sense of nationhood.
Sukarno once said, give me ten
young people and I'll shake the
world. What do you think, whether
young people today can still be
reliable?
TIMEKEEPER
3 Minutes to Langitan High School
team debate.
Tangan kanan Indah menyentuh mikropon dihadapannya, jemarinya
menekan tombol ON. Hendro tampak berbisik pada Indah
memberikan masukannya.
29.
INDAH
Although sometimes seen is not
serious..
CUT TO:
EXT. JALANAN DESA - SAMETIME
Tiga sepeda yang dikendarai Wahyu - Purnomo dan Mitro tampak
melaju kencang menyusuri jalanan desa. Terlihat ketiganya adu
kecepatan sambil bercanda dengan riang.
Ketiganya kemudian melewati anak-anak kecil yang tengah
berkejaran merebut layangan putus.
INDAH (V.O.)
...looks just having fun, playing
kite and always thinking about
football...
Dari jalanan desa, Wahyu membelokkan sepedanya, memotong
jalan melewati tengah-tengah lapangan bola, tempat beberapa
anak kecil juga tengah bermain sepakbola.
INDAH (V.O.) (CONT’D)
... but I believe, young people
nowadays know what they want and
work hard to make it happen.
Seiring tiga sepeda yang tampak mengecil di ujung lapangan..
CUT TO:
EXT. PENDOPO BALAI DESA - JELANG SORE
Wahyu muncul diantara penonton, matanya menatap lekat pada
Indah dikejauhan.
INDAH
Young people are the miracle that
will always make this country
better.
Begitu Indah menyelesaikan kata-katanya, tepuk tangan
membahana. Wahyu berdiri terpaku menatap Indah. Tanpa Wahyu
sadar, Purnomo dan Mitro sudah berdiri disampingnya.
PURNOMO
Indah sungguh ....
MITRO
sungguh opo?
PURNOMO
sungguh .... cemerlang otaknya!
30.
MITRO
ya iyalah ... anak kepala sekolah
PURNOMO
Gak jamin, Tro. Anak Kepala Sekolah
yang kena Narkoba juga banyak ...
SUSILO
(motong)
Tapi anak saya bukan pemakai
Narkoba kan?
Mitro, Purnomo dan Wahyu menoleh ke belakang. Berdiri pak
Susilo kepala sekolah mereka. Ketiganya bubar ...
CUT TO:
EXT. PENDOPO BALAI DESA - SORE
CHAIRPERSON
Jury will be meeting a moment to
decide which teams who will
progress to the next round..
Indah tampak menghela nafas sejenak, saat itulah ia melihat
Wahyu berdiri dikejauhan. Sadar Indah melihat kearahnya,
Wahyu tersenyum. Indah tersipu malu.
Wahyu lalu melihat ke arah Jam. Wahyu gelisah. Lalu dia
menyelinap mundur keluar dari kerumunan ...
MITRO
Lho Yu, mau kemana?
WAHYU
Ada pertandingan!
PURNOMO
trus si ‘Cemerlang’ piye?
Wahyu melambaikan tangannya, ia tetap melangkah kearah
sepedanya.
PURNOMO (CONT’D)
Wahyu memang sungguh...
MITRO
Sungguh opo?
PURNOMO
... TER-LA-LU.
CUT TO:
31.
EXT. STADION GAJAYANA - SORE
Tampak sepatu-sepatu mengkilat yang dipakai para pemain kedua
kesebelasan memasuki rumput stadion Gajayana. Terlihat pemainpemain
Persema Malang bersiap menghadapi Tim Selection dalam
pertandingan ujicoba.
CUT TO:
EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE
Wasit baru saja meniup peluit tanda pertandingan di mulai.
Hasan tampak memegang sepasang sepatu bola yang masih baru.
Wajahnya terlihat gusar. Pertandingan telah dimulai dan Wahyu
belum juga muncul.
CUT TO:
EXT. JALANAN DESA - SORE
Ditempat lain, pada saat bersamaan, tampak kaki-kaki Wahyu
tengah mengayuh sepedanya sekuat tenaga.
CUT TO:
EXT. STADION GAJAYANA - SORE
Penyerang sayap Tim Selection menusuk ke jantung kiri
pertahanan Persema. Berhasil melewati Kim Kurniawan. Bola di
umpan jauh ke kotak pinalti. Striker Tim Selection melompat
tinggi. GOL!
CUT TO:
EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE
Hasan tampak semakin gelisah. Tim Desa Karang Sari asuhannya
semakin tertekan, lawannya, tim Kabupaten mengurung
pertahanan Karang Sari habis-habisan.
Sesekali Hasan berteriak-teriak memberi instruksi. Sesekali
menoleh ke jam tangannya. Sesekali menoleh ke jalanan
berharap Wahyu muncul.
Tendangan bebas untuk Tim Kabupaten. Bola diambil oleh pemain
tengah tim Kabupaten. Langsung ditendang jauh ke sudut
gawang. GOL!
32.
Hasan membuang wajahnya karena kecewa. Saat itulah ia melihat
Pak Gatot melangkah pergi dari tepi lapangan menuju warung
kopi.
CUT TO:
INT. WARUNG KOPI - SORE
Gatot masuk ke warung kopi, menarik kursi dan duduk
membelakangi lapangan, matanya menatap televisi, menangkap
siaran langsung pertandingan ujicoba Persema Malang lawan Tim
Selection.
GATOT
Itu siaran langsung?
Pelayan mengangguk.
GATOT (CONT’D)
Berapa-berapa skornya?
PELAYAN WARUNG
Persema ketinggalan satu gol.
Gatot tersenyum sambil melirik ke pertandingan kabupaten.
GATOT
Kopinya, pak ... gulanya dikit saja
Pelayan warung mengangguk
PELAYAN
(sambil membuat minuman)
Irfan Bachdim ndak bisa apa-apa ...
modal ganteng thok!
Gatot tidak menjawab tanpa menoleh, matanya tetap ke arah
televisi. Dikejauhan, dibelakang punggungnya, tampak Wahyu
datang dengan sepedanya.
CUT TO:
EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE
Wahyu menyandarkan sepedanya di pohon kelapa, lalu berganti
pakaian dengan cepat. Kemudian dengan kaki telanjang, ia
berlari ke arah Hasan.
WAHYU
Maaf terlambat, aku harus...
HASAN
Rasah crewet, iki sepatumu !
33.
Hasan melemparkan sepatu yang sedari tadi dipegangnya, Wahyu
menangkapnya di dada.
WAHYU
Main sekarang, lik?
Hasan menggeleng.
HASAN
Liat dulu temen-temenmu dilapangan
...
Wahyu menoleh ke tengah lapangan.
CUT TO:
EXT. STADION GAJAYANA - SORE
Bima Sakti mengoper pada Robbie Gaspar, Gaspar melihat Irfan
berdiri bebas dan mengumpan jauh ke depan. Irfan menerima
bola dengan baik. Tapi bek Tim Selection entah dari mana
datangnya langsung menghajar kaki Irfan. Bola mental dan
Irfan bergulingan di lapangan.
CUT TO:
EXT. WARUNG KOPI
Pak Gatot tersenyum melihat Irfan guling-guling dilapangan.
GATOT
Bener sampean, lik ... modal
ganteng thok!
Gatot tersenyum tipis. Dilayar televisi, terlihat wasit
meniup peluit tanda babak pertama habis. Tampak Gatot
menyeruput kopinya.
Dari layar televisi langsung terdengar komentator berbicara.
KOMENTATOR 1
Hasil sementara yang sebenarnya
sudah disangka atau tidak ini bung,
Persema tertinggal satu gol dari
lawannya?
KOMENTATOR 2
Ini diluar prediksi saya, karena
Persema sudah diperkuat Irfan dan
pemain baru Kim Kurniawan.
KOMENTATOR 1
Baiklah, kita lihat apa yang akan
dilakukan pelatih Timo di babak
kedua..
34.
Gatot menoleh kebelakang, ke arah lapangan Karang Sari.
Tampak Hasan tengah memberi instruksi pada pemian-pemainnya.
CUT TO:
EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE
Seraya minum dan meluruskan kaki mereka, pemain-pemain Karang
Sari duduk mengelilingi Hasan yang berdiri ditengah-tengah
lingkaran sambil memegang bola ...
HASAN
Bola itu bulat. Dia bisa kemanapun
karena ada kaki kalian. Kalo kaki
kalian gak dikontrol dengan otak
dan hati. akan ndlewer kemana-mana.
Jadi kuncinya : Otak, hati dan kaki
harus selaras ... Ngerti ra?
Wahyu melakukan pemanasan, memain-mainkan bola sambil
mendengarkan kata-kata Hasan.
HASAN (CONT’D)
Jadi tolong selaraskan hati, otak
dan kaki kalian satu sama lain!
Bakat itu nomor 2, yang pertama
adalah kompak!
Pemain-pemain Karang Sari mengangguk-angguk. Hasan menoleh
kearah Wahyu. Juga pemain-pemain Karang Sari.
HASAN (CONT’D)
Liat Wahyu. Bakatnya segede gunung
Bromo. Tapi hatinya gak selaras ama
kaki. jadinya gak disiplin. bakal
dilupakan ...
Wahyu terlihat tidak enak hati. Tiba-tiba terdengar wasit
meniup peluit, tanda babak kedua akan segera dimulai.
HASAN (CONT’D)
Sekarang, ayo kembali ke lapangan.
Semua semangat!
Semua teriak : Yeaah!! Sambil tangannya bersama-sama
melakukan tos ...
CUT TO:
EXT. WARUNG KOPI - SORE
Pelayan tampak duduk menghadap ke lapangan, sementara Gatot
duduk menatap ke layar televisi.
35.
PELAYAN
Pelatih kayaknya belom tertarik
mainkan si anak langitan itu, pak
Gatot menoleh sebentar, lalu kembali lagi ke TV. Tampak wasit
di Gajayana meniup peluit tanda pertandingan babak kedua
dimulai.
CUT TO:
EXT. STADION GAJAYANA - SORE
Pemain-pemain Tim Selection kembali menguasai bola.
Pertahanan Persema tampak tertekan. Kamera televisi tampak
menangkap ekspresi pelatih Persema yang gelisah.
Pemain tengah Tim Selection membuat umpan terobosan, entah
darimana datangnya, bola sampai di kaki pemain depan Tim
Selection, sekali sentuh dan gawang Persema kembali
kebobolan.
CUT TO:
INT. WARUNG KOPI - SORE
GATOT
(girang)
Masuk! wes ... bubar jalan PERSEMA.
PELAYAN WARUNG
Bubar jalan juga Karang Sari ...
Terdengar suara peluit dari arah lapangan Karang Sari.
Seorang pemain Karang Sari cedera kakinya.
PELAYAN WARUNG (CONT’D)
Walah, malah salah satu pemain
Karang Sari modiar kakinya
Pemain tersebut mengerang. Hasan menolong si pemain itu.
Gatot tetap tak menoleh. Matanya tetap ke arah televisi.
Sesekali ia menyeruput kopinya.
PELAYAN
Anak dari Langitan itu masuk, pak.
Nggantiin pemain yang cedera ...
CUT TO:
36.
EXT. STADION GAJAYANA - SORE
Wasit tampak mengangkat tinggi-tinggi papan bertuliskan angka
9. Irfan Bachdim ditarik keluar. Ia tampak terpincang-pincang
berlari ke pinggir lapangan.
CUT TO:
EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE
Wahyu berlari masuk ke tengah lapangan. Wasit meniup peluit
dan pertandingan dilanjutkan.
Masuknya Wahyu membuat permainan Karang Sari berubah seratus
delapan puluh derajat. Wahyu tak segan turun ke tengah
lapangan dan menjemput bola.
Kini Wahyu memegang bola, menggocek sedikit, kakinya hampir
dihajar kaki lawan, tapi dengan gesit Wahyu mengelak. Lalu
memberi umpan terobosan ke kotak pinalti lawan, satu pemain
Karang Sari menyambut, namun bek lawan menghajar kakinya!
Penonton bersorak penalti!
HASAN
Siip! penalti ...
Tapi ternyata wasit hanya memberi tendangan bebas karena
menganggap pelanggaran terjadi persis diluar garis penalti.
Penonton protes
PENONTON
Wasit Goblookk!!! Pinalti kuii
HASAN
(protes)
Apa-apaan ini?? Hooiii ... pinalti!
Hasan menoleh ke arah warung kopi. Terlihat pak Gatot duduk
senyum-senyum sendiri. Wajah Hasan menampakkan sesuatu penuh
arti
HASAN (CONT’D)
Bajingan broker !!
Hasan berlari mendekat lapangan
HASAN (CONT’D)
Kasih bole ke Wahyu!
Di lapangan, Wahyu yang mendengar perintah Hasan segera
berlari mengambil bola dan menaruhnya di titik yang
ditentukan wasit.
CUT TO:
37.
INT. WARUNG KOPI - SORE
PELAYAN
Pak, Si anak langitan yang mau
nendang tuh ...
Akhirnya Gatot meninggalkan televisi dan menoleh ke arah
lapangan. Mimik wajahnya berubah serius. Hasan menoleh ke
arah Gatot, melihat reaksi wajah Gatot.
CUT TO:
EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE
Wahyu mengambil ancang-ancang untuk melakukan tendangan. Kaki
kanannya tampak menggesek-gesek rumput perlahan-lahan.
Wasit kemudian meniup peluit dan Wahyu berlari kencang, kaki
kanannya terayun dan menendang dengan kuat. Bola melesat
naik, melewati pagar hidup pemain Tim Kabupaten, menuju tiang
jauh dan, masuk!
Penonton bersorak-sorai! Hasan teriak sekencangnya ...
CUT TO:
INT. WARUNG KOPI - SORE
Si pelayan tampak bersorak-sorai sendirian di warungnya,
sementara Gatot hanya mengangguk-angguk.
PELAYAN WARUNG
Pak, sampean masih lama disini
ndak?
GATOT
Saya masih mau nonton PERSEMA.
Kenapa?
PELAYAN
Nitip warung ya pak. Saya mau
ngliat si anak langitan. Persema
nggak seruuu !!!
Gatot mengangguk. Si pelayan langsung berlari ke tepi
lapangan.
CUT TO:
EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE
Sisa pertandingan babak kedua semakin seru. Kini kedudukan
seimbang.
38.
Di lapangan, Karang Sari berbalik mengurung pertahanan Tim
Kabupaten. Wahyu memainkan bola, mengoper kesana kemari,
menerobos pertahanan lawan. Tapi langsung dipatahkan ...
Hasan teriak ...
HASAN
Ayoo Selaraskan Hati!! Selaraska
jangan pikiran!! jangan emosi!
Bola di kaki lawan di rebut, lalu di oper ke Wahyu. Dari sisi
lapangan, ia melewati satu dua pemain lawan, lalu melirik ke
kotak pinalti, ia melihat striker Karang Sari berdiri bebas,
Wahyu menendang bola jauh ke tengah. Striker Karang Sari
melompat, lalu menyundul bola dan GOL!
Karang Sari berbalik unggul 2-1. Penonton bersorak-sorai.
HASAN (CONT’D)
(Girang)
Yeaaaaaaa !!! modiar koe paakk!!
Wasit akhirnya meniup peluit tanda pertandingan berakhir.
CUT TO:
EXT. STADION GAJAYANA - PETANG
Papan skor menunjukkan Persema kalah 0-2 dari Tim Selection
alam ujicoba, tampak pelatih Persema dirubung wartawan.
WARTAWAN
Ada komentar Coach?
COACH TIMO
Saya tidak bisa berharap banyak
dari tim yang belum punya waktu
banyak dalam persiapan..
CUT TO:
EXT. WARUNG KOPI - PETANG
Gatot tersenyum puas. Lalu menoleh ke arah pelayan warung
yang barusaja selesai menonton pertandingan Wahyu. Terlihat
karang Sari dielu-elukan.
GATOT
Gimana si anak langitan itu?
PELAYAN WARUNG
Top, pak! pantes dijuluki tendangan
dari langitan!!!
39.
Gatot tersenyum datar. sekilas melirik ke arah kudanya. Hasan
berjalan dibelakang kuda menuju ke arah warung. Mukanya tidak
enak ...
GATOT
Selamat, yoo ...
Hasan menyeringai kecut ...
HASAN
(menyindir Gatot)
Pertandingan BERAT, pak. Kayaknya
uda diset dari awal buat kalah nih
Gatot sadar ucapan Hasan diarahkan padanya, ia segera
membelokkannya cepat.
GATOT
Yang penting kita menang. Ya kan,
Yu?
Wahyu mengangguk seraya menyambut tangan Gatot yang
menyalaminya..
GATOT (CONT’D)
Tim kebanggaanmu takluk di
kandangnya...
WAHYU
Persema?
Wahyu melirik ke arah televisi di dinding warung.
PELAYAN WARUNG
Kayaknya PERSEMA butuh tendangan
dari langitan, lee ...
HASAN
Haha, Sepatu aja dia gak punya, mau
main di PERSEMA.
GATOT
tuh! siapa yang gak rela keilangan
anak emasnya?
Gatot melirik Hasan. Hasan tersenyum kecut..
GATOT (CONT’D)
aku pamit sek yoo. Le, kui kudamu
disana. Sekali lagi selamat. Salam
nggo bapakmu. Dulu bapakmu koyo
kowe. Pemain hebat!
Wahyu mengernyitkan keningnya.
WAHYU
Maksud bapak?
40.
GATOT
Tanya saja sama pelatihmu. Dia bisa
cerita ...
Gatot menunjuk ke Hasan sambil berjalan menjauh dari warung.
Wahyu tidak mengerti.
PELAYAN
(menunjuk ke pak Gatot)
Wah, si boss bangkrut kui.
HASAN
gak! Dia untung banyak. Dari
kekalahan PERSEMA dan kemenangan
Karang sari
Pelayan Warung melongo.
CUT TO:
EXT. KANTOR COACH TIMO. NIGHT
Lampu stadion masih menyala terang. Di meja kerjanya,
handphone Coach Timo yang tergeletak berdering. Terlihat nama
si penelepon; “Ketua Klub”. Timo mengangkat. Terdengar suara
marah-marah. Timo hanya menghela nafas ...
COACH TIMO
... saya mengerti pak. Tolong beri
kepercayaan penuh pada saya dan
pemain pak ...
Telephone ditutup secara tidak sopan oleh Ketua Club. Timo
hanya terdiam.
CUT TO:
EXT. WARUNG KOPI. MAGHRIB
Hasan sedang berkemas disamping motornya. Wahyu menghampiri.
Kuda pemberian pak Gatot ada disampingnya.
WAHYU
Maksud omongan pak Gatot tadi apa,
lik?
Hasan cuma diam. Dia menghela nafas panjang
HASAN
Dulu bapakmu kayak kamu. Pemain
hebat yang dimiliki Langitan.
WAHYU
Bapak tidak pernah cerita
41.
HASAN
Bapakmu gak mau kisah pahitnya
sebagai pemain bola didenger
anaknya
WAHYU
Kisah Pahit?
Hasan membuka joknya, mengambil dompet dari kulit kuda. Dia
ambil sebuah foto: Hasan muda dan Darto muda lengkap dengan
baju dan sepatu bola. Foto itu diberikan ke Wahyu. Wahyu
melihat dengan pandangan penuh arti
WAHYU (CONT’D)
Bapak pemain bola dulu?
HASAN
Dulu sekali ... sebelum kamu lahir
Tangan Wahyu menyentuh gambar bapaknya
HASAN (CONT’D)
Sepak bola Indonesia tidak pernah
punya kisah menyenangkan di akhir
perjalanannya. Seperti bintang
dilangit. Bersinar sesaat trus
redup. Semua pemain bola menjadi
legenda dijamannya, tapi tragis
diakhir hidupnya. bapakmu salah
satunya ...
WAHYU
Kenapa bapak jadi benci sama sepak
bola?
HASAN
Dia membenci dirinya sendiri. Dia
terlalu ambisius. Bakatnya besar.
Dari tendangannya dia kalahkan clubclub
kecil. Hingga club besar
meliriknya ... Persema.
WAHYU
Bapak pemain Persema?
HASAN
Pernah try out disana. Sebulan.
Tapi kemudian cedera sebelum
bertanding ke Senayan. Bapakmu
ngotot main karena itu adalah
impiannya. Di atas rumput Senayan,
kakinya tidak tertolong lagi. Tamat
seketika ...
Wahyu tertunduk.
42.
WAHYU
Pantes bapak melarang aku main
bola.
DARTO
Iya ... biar kamu tidak Goblok
seperti bapakmu!
Wahyu dan Hasan kaget melihat sosok Darto yang tiba-tiba
muncul. Wajah Darto meradang. Marah. Wahyu ciut.
DARTO (CONT’D)
(ke Hasan)
Sudah cukup koe njejelin mimpi ke
anakku seperti dulu koe njejelin
mimpi ke aku, San.
HASAN
Anakmu beda ma kamu, To !!
DARTO
Prek!! Mulutmu ndak pernah berubah
sejak dulu. Mencari bocah lugu buat
dibohongi jadi pemain hebat!
Taeeekk semua itu!
WAHYU
Wahyu yang milih disini. Bukan pak
lik Hasan
DARTO
Diem koe, anak bawang!! Koe ra
ngerti opo-opo? Ayo mulih!!
WAHYU
Wahyu cuma mau nunjukin ke bapak
kalau sepak bola bisa jadi
kebanggan Wahyu dan keluarga.
DARTO
Bocah ora uruuusss ....
Darto mengangkat tangannya hendak memukul Wahyu. Hasan
mencegah. Terjadi pergulatan antara Hasan dan Darto.
HASAN
Cukup, To ... Anakmu sudah buktikan
itu ke aku. Sebentar lagi ke kamu!!
DARTO
Tak sobek Cangkemmu ...!!!
WAHYU
Bapaak!!!
Darto terdiam mendengar teriakan Wahyu. Kemudian Wahyu lari
ke arah kuda pak Gatot.
43.
WAHYU (CONT’D)
Ini kuda buat bapak ...
Mata Darto terbelalak
WAHYU (CONT’D)
Wahyu main bola biar bisa nabung
beliin bapak Kuda. Biar bapak ndak
terus-terusan jadi penjual mie
seduh di Bromo. Biar bapak gagah
naik kuda ...
Tenggorokan Darto tercekat. Tanpa sadar matanya basah. Hening
mencekam. Suara adzan maghrib berkumandang: Hayya ‘allal
falaahh ... (mari kita mengerjakan kebaikan)
WAHYU (CONT’D)
Wahyu juga beliin ini buat bapak
Wahyu mengeluarkan tas kresek berisi baju koko dan pecis yang
dibeli dari pedagang asongan yang jualan saat pertandingan
bola Karang Sari.
WAHYU (CONT’D)
Biar bapak bisa sholat lagi. Jadi
imam buat Wahyu dan Ibu ...
sebutir air menetes dari mata Darto yang tajam itu. Hasan
hanya terdiam. Tangan Darto bergetar menerima pemberian
Wahyu.
WAHYU (CONT’D)
Maafkan, Wahyu pak. Wahyu janji
tidak akan main bola lagi. Wahyu
main bola cuma buat beliin Kuda dan
baju sholat buat bapak ... Ayo
pulang, pak.
Darto tidak berdaya. Dia memeluk tubuh anaknya. Terharu.
HASAN
Jangan sia-siakan bakatmu, le.
WAHYU
Maaf, lik ... aku sudah milih. Aku
milih jualan sama bapak. Maaf lik
Wahyu menggandeng Darto pulang. Darto menaiki Kudanya, Wahyu
naik sepeda. Hasan terdiam .......
FADE OUT.
44.
EXT. RUANG KEPALA SEKOLAH - SIANG
Pak Susilo tampak tengah membaca koran. Persema kalah dalam
laga ujicoba dalam headline yang lebih besar, lalu Pak Susilo
melirik berita yang lebih kecil, tentang tim Desa Karang Sari
yang diselamatkan oleh pemain ajaib bernama Wahyu.
Tiba-tiba terdengar lonceng tanda istirahat berbunyi. Pak
Susilo menurunkan korannya karena mendengar keriuhan di depan
kantornya, ia melirik ke jendela. Tampak Purnomo, Mitro dan
Wahyu melintas.
Pak Susilo melipat-lipat korannya seraya beranjak menuju
pintu.
CUT TO:
EXT. SELASAR SEKOLAH - SIANG
Langkah Purnomo, Mitro dan Wahyu terhenti karena tiba-tiba di
depan mereka muncul seorang cewek perempuan agak gemuk,
bernama Meli.
PURNOMO
Ya ampun Meli, dia sungguh..
WAHYU
Sungguh apa?
PURNOMO
Sungguh belahan jiwa Mitro, lihat
dia menyambutnya ...
Wahyu tak kuasa menahan senyum. Mitro cemberut.
MELI
Heh Kuda Nil! Jangan GE ER ya. Aku
ndak butuh kamu. Tapi Wahyu. Sini!
Meli mengisyaratkan tangan memanggil Wahyu. Wahyu celingukan
bingung.
CUT TO:
INT. RUANG KELAS INDAH - SIANG
Wahyu melangkah dengan grogi mendekati Indah yang berdiri
dengan anggun disamping meja guru. Kelas itu agak sepi. Cuma
berisi 4 orang disudut kelas.
WAHYU
Kamu nyari aku ndah?
45.
Indah mengangguk. Wahyu tersipu
INTERCUT TO:
EXT. SELASAR SEKOLAH - SIANG
Meli, Purnomo dan Mitro mengintip Indah dan Wahyu dari
jendela luar kelas.
PURNOMO
Mereka itu sungguh ...
MITRO
Prek, Pur ... !!!
Purnomo terdiam. Meli tersenyum geli. Di dalam Kelas, Wahyu
dan Indah terlihat ngobrol dengan akrab.
WAHYU
Insya Allah aku datang, Ndah ...
INDAH
Makasih ya, Yu
Senyum Indah tersungging
CUT TO:
EXT. DEPAN SEKOLAH. SIANG
Anak-anak pada bubaran sekolah. Wahyu mengayuh sepedanya
berpapasan sama Purnomo ...
WAHYU
Mitro mana?
PURNOMO
gemes-gemesan sama Meli
Wahyu mengernyitkan dahi ...
WAHYU
Gemes-gemesan? Apa itu?
PURNOMO
Mmm, Pernah ngliat cicak saat bulan
purnama gak?
Wahyu berfikir, lalu menggeleng
PURNOMO (CONT’D)
Kamu lihat aja dulu cicak pas bulan
purnama, nanti kamu tau apa arti
gemes-gemesan ...
46.
Purnomo cabut meninggalkan Wahyu yang terbengong
CUT TO:
EXT. KAWASAN WISATA GUNUNG BROMO
Tampak kuda-kuda wisata tengah berlari melaju meninggalkan
debu dibelakangnya. Darto terlihat gagah menunggangi Kuda.
Wajahnya cerah.
Kuda-kuda itu melintasi anak-anak bermain bola, menuju ke
arah wisatawan. Darto turun dari kuda menawari Wisatawan Kuda
buat keliling. Terjadi Negosiasi
Tidak jauh dari sana Wahyu berjalan, melihat ayahnya dengan
bangga melakukan transaksi. Wahyu tersenyum karena melihat
ayahnya senang ...
TEMAN DARTO
Sejak kamu belikan Kuda bapakmu,
dia kliatan sumringah le ... jarang
aku ngliat bapakmu senyum kayak
gitu
WAHYU
Makasi pak de ...
Darto tampak menjalin kesepakatan dengan wisatawan. Lalu dia
hendak menolong wisatawan naik kuda. Wahyu teriak ...
WAHYU (CONT’D)
Pak ... Biar Wahyu yang gantiin.
Bapak Istirahat saja
Darto mengangguk senang. Tiba-tiba sebuah bola melayang ke
arah Wahyu. Darto menoleh ke arah bola tersebut. anak-anak
meminta Wahyu menendangnya
ANAK-ANAK
Ayo, Yuu ... tendang! Tendang!
TEMAN DARTO
Tunjukan Tendangan dari Langitan
yang terkenal itu, lee ...
Wahyu hanya tersenyum. Dia mengambil bolanya dan melempar ke
anak-anak itu. Anak-anak kecewa. Darto menatap anaknya penuh
arti. Wahyu berjalan menuntun kudanya yang sudah dianiki
wisatawa
CUT TO:
47.
EXT. ESTABLISH
Matahari pagi tampak mengintip di lereng Gunung Bromo.
CUT TO:
EXT. HALAMAN RUMAH WAHYU. PAGI
Darto tampak tengah mempersiapkan kudanya. Sesaat kemudian
terlihat Wahyu keluar rumah seraya menuntun sepedanya diikuti
ibunya.
BU DARTO
Sudah bilang bapakmu belom?
Darto menoleh
DARTO
Bilang apa?
WAHYU
Wahyu mau minta ijin nemenin temen
Wahyu bertanding di Malang
DARTO
Bertanding?
WAHYU
Bukan Bola pak. Bertanding debat
Bahasa Inggris
BU DARTO
Anaknya pak Susilo, pak. Anakmu ini
lagi jatuh cinta
Wahyu senyum-senyum malu
DARTO
Susilo Kepala Sekolah?
BU DARTO
Susilo siapa lagi? Anaknya sekelas
sama Wahyu, pinter bahasa Inggris.
Sekarang lagi bertanding debat
bahasa Inggris di Balai Kota Malang
DARTO
Kamu ngapain disana?
WAHYU
Jadi suporternya pak ...
Darto tertawa
48.
DARTO
Ngaca, lee ... Paling-paling kamu
sudah ditendang bapaknya sebelum
masuk ruangan balai kota
WAHYU
Namanya juga usaha, pak
DARTO
Sak karepmu ... (terserah kamu)
Wahyu senang. Dia mencium tangan bapaknya. Lalu pamit sama
ibunya.
BU DARTO
Jangan lupa sholatnya !
MONTAGE:
EXT. DI ATAS TRUK - DAY
Jalanan desa yang meliuk-liuk. Tampak sebuah truk pengangkut
beras melaju dengan tenang. Di bak Truk tertulis grafiti: KU
KEJAR CINTAMU, NURLELA ... Tampak Wahyu, Purnomo dan Mitro
berbaring diatas tumpukan karung-karung beras yang memenuhi
bak truk. Diantara tumpukan beras itu ada tumpukan kayu.
Mitro mengambil sebilah kayu.
CUT TO:
EXT. JALANAN KOTA MALANG - JELANG SIANG
Jalanan Kota Melang tampak ramai. Di salah satu perempatan,
Truk menurunkan ketiga bocah desa Langitan. Mereka celingukan
mencari bangunan Balai Kota Malang.
Mereka bertanya ke seorang Tukang becak. Tukang Becak
menunjukkan arah. Mereka mengangguk. Mitro dengan gayanya
berjalan sambil mengayun-ayunkan kayu dari truk tersebut.
CUT TO:
EXT. JALANAN KOTA MALANG/ SUDUT LAIN - JELANG SIANG
Seroang anak kecil bule berjalan. Berpakaian seragam sekolah.
Tiba-tiba sekelompok anak-anak muda 3 tahun lebih tua dari
anak bule itu menghadang.
ANAK 1
Hey bocah. Koe si Brandon anaknya
Timo to?
Brandon terkesiap.
49.
ANAK 2
Ngerti ra kalau bapakmu tu payah!!
BRANDON
Kalian yang payah. Beraninya ramerame!
ANAK 1
Woh, Kemaki!! (belagu lo!)
Brandon melihat gelagat gak enak, lalu dia mendorong anakanak
itu dan lari. Anak-anak mengejarnya.
Brandon berlari menyusuri trotoar, masuk ke dalam gang. Lalu
di gang tersebut dia dikeroyok
CUT TO:
EXT. JALANAN KOTA MALANG - JELANG SIANG
Wahyu, Purnomo dan Mitro terlihat sedang makan perbekalan
mereka. Singkong rebus. Tiba-tiba mereka mendengar ada
teriakan dan erangan. Wahyu langsung berlari kearah suara.
Wahyu melihat Brandon dikroyok rame-rame. Wahyu langsung
teriak
WAHYU
Woi! Woi! Stop woi!
Tiga anak pengeroyok Brandon terkejut. mereka melihat ketiga
anak Langitan yang kringetan, kusam dan seorang membawa kayu
pentungan mirip preman langsung lari takut.
MITRO
Belom diapa-apakan kok lari ya?
PURNOMO
Mereka sungguh ...
PLAK! Pentungan kayu mengenai kepala Purnomo. Wahyu langsung
menghampiri Brandon.
WAHYU
Kamu nggak apa-apa dik?
BRANDON
I’m okay.
Purnomo dan Mitro datang mendekat.
WAHYU
Rumah dimana? Yuk, aku anter
pulang.
Wahyu menoleh ke arah Purnomo dan Mitro.
50.
WAHYU (CONT’D)
Kalian ke Balai kota dulu, aku
antar adik ini ...
Purnomo dan Mitro mengangguk. Wahyu segera menarik lengan
Brandon dan membawanya pergi.
CUT TO:
INT. BALAIKOTA MALANG - SIANG
Lomba debat dilaksanakan. Lebih heboh dari sebelumnya. Ada
tiga meja diatas panggung, dua berhadapan untuk masing-masing
tim debat dan meja yang di tengah untuk pelempar soal dan
pencatat waktu. Di depan tiga meja itu berderet kursi
penonton.
CHAIRPERSON
Welcome to the final round of interschool
debate competition. Today
will face high school debate team
from Malang and high school debate
team from Langitan ..
Meja-meja peserta debat langsung diisi oleh tim-tim debat
yang baru saja dipanggil. Tampak Indah dan Hendro serta
seorang temannya menarik kursi dan duduk.
Indah duduk menatap ruangan, memandangi wajah-wajah penonton
mencari Wahyu, tapi yang muncul wajah bapaknya sendiri yang
tersenyum dengan bangganya.
Indah tersenyum kecut.
CHAIRPERSON (V.O.) (CONT’D)
Here’s the first round..
CUT TO:
EXT. HALAMAN BALAIKOTA MALANG - SIANG
Purnomo dan Mitro muncul dari kelokan jalan dan mendapati
Balaikota Malang berdiri dihadapan mereka.
PURNOMO
(terkesima)
Wow ... balai kota ...
MITRO
Awas ngomong ‘Sungguh’ lagi. gua
tonjok lu!!!
51.
PURNOMO
Betapaa ...
MITRO
Halaah!!!
Mitro langsung menyeret Purnomo masuk kedalam
CUT TO:
EXT. HALAMAN BELAKANG RUMAH COACH TIMO - SIANG
Ada lapangan rumput kecil dilengkapi gawang mini berjaring
dibelakang rumah itu. Tiba-tiba sebuah bola melesat masuk ke
dalam gawang. Ternyata Brandon yang melesakkannya. Wahyu
menoleh ke arah Brandon ...
BRANDON
Kamu bisa bikin gol nggak?
Wahyu hanya tersenyum. Hatinya mulai gelisah. Berkali-kali
melirik jam. Brandon meletakkan bolanya di depan gawang
kecil.
BRANDON (CONT’D)
Nih. Tendang !
Wahyu mengikuti perintah Brandon dengan setengah hati.
WAHYU
Sekali ini aja ya?
Wahyu langsung menendang. Seadanya. Bola tidak masuk.
BRANDON
kaki yang buruk!
Wahyu tersenyum.
WAHYU
Udah yaa, kamu kan masih sakit
kakinta
Tiba-tiba istri Coach Timo muncul membawa minuman.
ISTRI COACH TIMO
Maaf, Brandon memang bandel gitu.
Silakan diminum.
WAHYU
Maaf bu, saya buru-buru. Ada temen
yang sedang bertanding debat di
Balai Kota.
52.
ISTRI COACH TIMO
Balai kota dekat dengan sini.
Tunggu sebentar, ayah Brandon
bentar lagi balik dari Stadion
Gajayana ...
WAHYU
Stadion?
Istri Timo mengangguk. Wahyu tampak penasaran. Brandon
langsung mengambil bola dan duduk dengan tenang di beranda
belakang. Wahyu bergerak untuk mengambil gelas ketika
terdengar pintu dibuka.
Sesaat kemudian muncul Timo dan Matias.
COACH TIMO
Gimana keadaan Brandon?
Brandon lompat dari kursi dan lari kearah Timo. Timo mengecek
keadaan anaknya. Matias, seorang fisioterapi langsung reflek
mengecek kaki dan pergelangan Brandon
MATIAS
Sakit?
Brandon mengerang. Matias semakin intens memeriksa.
ISTRI COACH TIMO
anak ini yang menolong Brandon,
honey
COACH TIMO
Oh ya? Terima kasih sekali
Wahyu menyambut uluran tangan Timo. Wahyu terkesiap. Kagum.
COACH TIMO (CONT’D)
Siapa nama kamu?
WAHYU
Anda .... Pelatih Persema?
COACH TIMO
Ya, saya Coach Timo, pelatih Irfan,
Kurniawan, Robby gaspar ... kamu
suka bola? Atau pemain bola?
BRANDON
Dia gak bisa bikin Goal, pa!
Timo tersenyum. Lalu memandang Brandon.
WAHYU
Saya ... Wahyu. Saya ... mmm, anu.
53.
Wahyu salah tingkah sendiri. Timo hanya tersenyum.
CUT TO:
INT. BALAIKOTA MALANG - SIANG
Indah tampak tengah berdiri di mejanya,
INDAH
... And we believe, the younger
generation knows what is best for
them.
TIMEKEEPER
Time is up.
CHAIRPERSON
And that’s end of the first round.
Penonton bertepuk tangan. Termasuk Purnomo dan Mitro yang
berdiri di sudut belakang. Wajah Mitro tampak terpaku menatap
Indah.
MITRO
Indah kalo nglindur pake bahasa
Inggris kali ya?
PURNOMO
Bersin aja pake bahasa Inggris dia
Mitro langsung sadar keberadaan Wahyu.
MITRO
Kemana si Wahyu? Wah, payah nih!
Purnomo ikut celingukan.
CUT TO:
EXT. BERANDA BELAKANG RUMAH COACH TIMO - SIANG
Brandon masih bermain-main dengan bolanya, ia duduk
dipangkuan Timo. Matias duduk disebelahnya, sedang Wahyu
dihadapannya.
WAHYU
Saya benar-benar nggak tahu kalo
Brandon anak pelatih Bola.
Ia menoleh kearah Matias.
WAHYU (CONT’D)
Dan mas ini, saya melihatnya di
tivi saat Timnas Melawan Malaysia
54.
Matias tersenyum.
COACH TIMO
Dia sekarang seperti selebritis.
Hahah ...
Kemudian Wahyu berdiri.
WAHYU CONT’D)
Saya ... saya nge fans sama Irfan.
Sama Persema. Dulu ayah saya mantan
pemain persema.
COACH TIMO
Oh ya? Siapa?
WAHYU
Darto ... Sudarto. Dari Langitan.
Timo berfikir keras. Dia menatap ke Mathias
WAHYU (CONT’D)
Dulu sekali, sebelum saya lahir,
coach.
COACH TIMO
oh, oke. Sebagai hadiah karena
sudah mengantar anak saya pulang,
saya akan ajak kamu ke stadion.
Kamu bisa ketemu Irfan ...
Wahyu terkesima. Dia tidak bisa menyembunyikan
kegembiraannya.
WAHYU
Wah, terima kasih. Tapi ...
COACH TIMO
Kenapa? Ada acara lain? It’s okey
... kamu bisa datang kapan saja ke
Gajayana.
Wahyu bingung.
COACH TIMO (CONT’D)
Ayo Brandon, bilang terimakasih
sekali lagi sama mas Wahyu.
BRANDON
Wait ...
Brandon lari ke kamarnya. 10 detik kemudian keluar membawa
sesuatu
BRANDON (CONT’D)
Ini..
55.
Wahyu menerima pemberian Brandon. Sebuah gulungan poster
bergambar Irfan Bachdim. Timo membubuhkan tandatangannya di
poster itu untuk kenang-kenangan. Wahyu mengucap terimakasih
lalu berpamitan.
Setelah Wahyu pergi, Coach Timo memandangi Brandon yang sibuk
bermain-main dengan bolanya.
COACH TIMO
(ke Mathias)
Aku senang kamu kembali bergabung
dengan tim. Kita sedang banyak
tekanan.
MATIAS
Rileks, coach. Kita sudah lama
tidak Hiking di Bromo.
COACH TIMO
Ah ya! good Idea. Aku sudah lama
tidak mengalahkanmu!
CUT TO:
EXT. JALANAN KOTA MALANG - SIANG
Wahyu tampak berlari menyusuri jalanan kota Malang. Sesekali
ia berhenti untuk menanyakan arah ke balaikota. Lalu Wahyu
berlari lagi.
Wahyu berhenti lagi saat ia melihat menara lampu stadion
Gajayana dikejauhan.
CUT TO:
EXT. HALAMAN BALAIKOTA MALANG - SIANG
Purnomo dan Mitro berdiri tanpa ekspresi di depan gerbang
balaikota. Lalu Wahyu yang ngos-ngosan datang.
Wahyu terkejut melihat Purnomo dan Mitro berdiri diluar
gerbang.
WAHYU
Kalian kok diluar?
Tak ada jawaban. Purnomo dan Mitro menatap Wahyu.
WAHYU (CONT’D)
Eh, kalian tahu gak, si anak bule
tadi anaknya siapa?
Mereka tetep diam saja. Lalu beranjak pergi.
56.
MITRO
Balik yuk. Udah sore ...
Mitro dan Purnomo berdiri. Wahyu bengong.
WAHYU
Loh kalian mau kemana? Denger dulu.
Tadi aku ketemu sama pelatihnya
Persema ... Timo. Keren gak sih?
Suara Wahyu seperti ditelan angin sore. Purnomo dan Mitro
tidak menghiraukan ...
CUT TO:
EXT. ESTABLISH
Gunung Bromo di malam hari. Lalu menuju deretan rumah. Salah
satunya rumah Indah.
CUT TO:
EXT. JALAN DEPAN RUMAH INDAH - MALAM
Di depan rumah Indah, di seberang jalanan, tampak ilalang
bergerak-gerak. Perlahan muncul Wahyu dibalik ilalang itu.
Wahyu segera melangkah keluar dari semak-semak, ia
menyeberangi jalan menuju rumah Indah. Ditangannya tergenggam
poster Irfan.
CUT TO:
EXT. RUMAH INDAH-KAMAR INDAH - MALAM
Wahyu mengendap-endap ke arah jendela kamar Indah. Saat Wahyu
hendak mengetuk jendela, tiba-tiba kebuka oleh Indah. Wahyu
kaget, Indah juga ....
WAHYU DAN INDAH
AAAA!!!
Indah buru-buru menutup mulutnya. Pak Susilo langsung masuk
kamar. Wahyu jongkok di bawah jendela.
PAK SUSILO
Ada apa, nduk?
INDAH
Mmm ... anu, ada orang gila lewat,
pak.
PAK SUSILO
Mana?
57.
Pak Susilo mau lihat keluar tapi ditahan sama Indah.
INDAH
Udah lewat pak.
PAK SUSILO
Oh, ya sudah. tutup saja
jendelanya. setelah Pilkada banyak
orang stress di desa kita.
Pak Susilo keluar kamar. Indah menghela nafas. Lalu menutup
pintu jendela. Tapi kemudian ditahan sama poster Wahyu. Indah
kaget
INDAH
(Jutek)
Mau apa ?
WAHYU
Anu, ndah ... maaf sekali kemaren
aku ...
INDAH
Uda basi.
Indah lalu menutup jendelanya. Wahyu masih menahan.
INDAH (CONT’D)
Mau aku teriak ‘Maling’?
Wahyu menelan ludah. Baru kali ini dia melihat Indah marah.
WAHYU
Aku cuma mau minta tolong kamu
lihat ini ...
Indah melihat ke arah gulungan poster. Disana ada gambar
Irfan Bachdim. Di bawah gambarnya ada tulisan : Never Give
Up!
WAHYU (CONT’D)
Tulisan itu artinya apa?
Hati Indah langsung panas.
INDAH
JANGAN PERNAH TEMUIN AKU LAGI ... !
Indah mendorong Wahyu keluar, lalu menutup jendelanya. Wahyu
tertunduk sendiri. Dibalik jendela, mata Indah berkaca-kaca.
CUT TO:
58.
INT. KAMAR WAHYU - MALAM
Wahyu berbaring di ranjang kapuknya yang tipis, ia gelisah,
matanya memandangi poster Irfan Bachdim yang tertempel di
dinding bambu rumahnya, menatap tulisan : NEVER GIVE UP!
Wahyu ambil spidol, lalu dia tulis dibawah tulisan tersebut :
JANGAN PERNAH TEMUIN AKU LAGI ...
Wahyu memandang tulisan itu lagi. Tercenung
DISSOLVE TO:
EXT. SELASAR SEKOLAH - SIANG
Wahyu duduk di pinggir selasar menatap Purnomo dan Mitro
bermain bola. Mitro menggiring bola dihadang Purnomo, Lalu
dia menendang bola dan masuk ke gawang Purnomo. Mitro
melakukan selebrasi layaknya Irfan ke Meli yang saat itu
bersama Indah.
PURNOMO
Sungguh !!! Betapa Goal ini untuk
siapa, saudara Mitro?
MITRO
Tentu saja Goal ini untuk ... Melii
!!!
Mata Meli mengerling manja. Indah tersenyum kecut dan
berlalu. Wahyu yang melihat itu jadi sedih.
DISSOLVE TO:
EXT. KELAS WAHYU - SIANG
Pelajaran Bahasa Inggris. Bu guru meminta murid-murid membuat
sebuah kelompok. Wahyu melihat Indah bersama Hendro yang
sedang ngobrol dengan intim. Tubuh Hendro tampak mepet ke
Indah. Indah diam saja. Wahyu menatap perih
DISSOLVE TO:
INT. RUMAH WAHYU/ RUANG TENGAH - SUBUH
Darto selesai melakukan sholat, mengimami Wahyu dan Ibunya.
Lalu Wahyu mencium tangan ayahnya dan ibunya. Terlihat
hatinya sedih. Pak Darto melihat itu
DISSOLVE TO:
59.
EXT. HALAMAN RUMAH WAHYU. SUBUH
Darto melihat Wahyu duduk sendiri di kursi kayu depan rumah.
Darto menghampiri ...
DARTO
Kenopo le?
Wahyu hanya menggeleng
DARTO (CONT’D)
Kalo ndak ada apa-apa kenapa diem?
WAHYU
Lagi males ngapa-ngapain, pak
Tangan pak Darto langsung mengusap-usap kepala anaknya
DARTO
Ojo dipikir terlalu jero. Koe kudu
sadar, hidup itu seimbang! Ada
naik, ada turun. Ada sedih, juga
ada senang. Ada cinta ... ada
kehilangan. ngerti?
Mata Wahyu memejam sebentar. Darto langsung berdiri ke arah
Kudanya.
WAHYU
Pak, Wahyu lagi jatuh cinta sama
dua hal sekaligus. gimana cara
bikin seimbang?
Darto menoleh ke arah Wahyu
DARTO
Hati itu cuma buat satu cinta le.
Kalo ada yang lain, itu namanya
penghargaan. Tentukan mana yang
kamu cintai dulu ...
WAHYU
Saya cinta sama Indah dan sepak
Bola. Dua-duanya juga saya hargai,
pak
DARTO
Ndak bisa dua-duanya, le. kamu akan
menghianati satu sama lain. Hidup
itu harus milih.
WAHYU
Kalo bapak jadi Wahyu, bapak akan
milih apa?
60.
DARTO
Kamu ya kamu, le. Ndak bisa
diwakilkan orang lain. Wes, ayo
kita ke gunung. Bapak mau ajarin
kamu sesuatu ...
Darto segera menarik tali kekang kuda dan membawanya pergi,
Wahyu mengikutinya dari belakang. Bu Darto mengintip
kepergian mereka dari jendela dapur dengan tersenyum.
CUT TO:
EXT. TANAH LAPANG DI ATAS BUKIT - PAGI
Wahyu sedikit terkejut karena bapaknya membawa kudanya ke
tanah lapang tempat ia biasa bermain bola bersama temantemannya
itu.
Darto membawa kudanya ketengah lapangan, ia lalu berdiri di
tengah-tengah dan memegang ujung terjauh tali kuda. Darto
lalu membuat kudanya lari-lari kecil memutari dirinya.
DARTO
ayo le ... ambil bolamu!
Wahyu terpaku mendengar kata-kata bapaknya..
DARTO (CONT’D)
Ayo ambil bolamu yang kamu
sembunyikan di pohon itu!
Wahyu meragu.
WAHYU
Kok bapak tahu?
DARTO
Apa yang bapak ndak tahu dari kamu,
le? Ambil!
Wahyu buru-buru lari kearah pohon tempat biasa ia
menyembunyikan bola kulit usangnya. Sesaat kemudian ia
berlari mendekati lintasan lari kuda.
Wahyu menahan napasnya, kakinya memain-mainkan bola. Kuda
mendekat. Wahyu menggocek bola ke kanan, menghindar dengan
cepat. Ketika kuda berlalu, ia menggocek kekiri lagi, membawa
bola ke lintasan lari kuda dan menggiringnya melawan arah
lari si kuda...
DARTO (CONT’D)
Mantap le! Terus!
CUT TO:
61.
EXT. JALANAN SETAPAK LERENG BROMO - PAGI
Tampak sepasang kaki dengan deru nafas memburu tengah berlari
mendaki jalan setapak berbatu.
COACH TIMO
C’mon Math! C’moon ... hehehe
Pemilik sepasang kaki itu ternyata Coach Timo, akhirnya dia
berhenti dan menunggu Matias yang menyusul kemudian
dibelakangnya dengan terengah-engah.
COACH TIMO (CONT’D)
Yeaah!! I’m the Winner ...
MATIAS
Damn Coach .... ! you did it again!
Coach Timo tersenyum.
COACH TIMO
Umur boleh beda, tapi kekuatan
jangan salah ... hahaha
Tiba-tiba Mata Timo melihat sesuatu.
COACH TIMO (CONT’D)
Can you see that?
Timo menunjuk sesuatu.
COACH TIMO (CONT’D)
Ayo kita kesana!
CUT TO:
EXT. TANAH LAPANG DI ATAS BUKIT - PAGI
Wahyu bersimbah keringat. Ia berkonsentrasi penuh dengan bola
yang ia mainkan dikakinya, dan juga menunggu kedatangan kuda
yang berlari kencang. Ketika kuda datang, Wahyu bergerak
dengan cepat, menyelamatkan bola sekaligus menghindar dari
terjangan kuda.
Tiap Wahyu berhasil lolos dari terjangan kuda, bapaknya
tertawa-tawa.
Ditepi lapangan itu, dibalik pepohonan, berdiri Coach Timo
yang memandang dengan takjub. Matias berdiri tak jauh
dibelakangnya dengan mimik tak kalah takjub pula.
MATIAS
Ngapain mereka itu, Coach? Damn!
62.
Coach Timo sedikitpun tidak melepaskan pandangannya dari
Wahyu.
Kuda menerjang lagi dan Wahyu menghindar lagi dengan cepat.
MATIAS (CONT’D)
Orang gila! Berbahaya sekali!
Kening Coach Timo berkerut.
COACH TIMO
(bergumam)
Sepertinya kita tahu siapa dia!
Mathias menatap ke arah Wahyu yang sangat lincah memainkan
bola menghindar dari Kuda. Darto terlihat memeberi semangat.
MATIAS
Damn, coach! Itu anak yang datang
ke rumah. Brandy bilang dia tidak
bisa menendang bola ...
COACH TIMO
Mau nggak kamu nginap sehari lagi?
Matias menatap Coach Timo, lalu mengangguk.
Bola ditendang Wahyu, melayang diatas kepala Kuda, masuk
melewati celah pohon. Darto tersenyum puas ...
WAHYU
Bapak, Wahyu uda mutusin milih
cinta sama siapa ...
DARTO
Sopo?
WAHYU
Wahyu cinta sama bola, pak!
Darto tertawa sambil geleng-geleng kepala.
DARTO
Sak karepmu lee ... (Terserah kamu,
nak!)
CUT TO:
63.
EXT. HALAMAN SEKOLAH - SIANG
Lonceng sekolah berbunyi. Anak-anak SMA Negeri Langitan
menghambur keluar. Wahyu menuntun sepedanya bersama dua
sahabatnya. Tampak Wahyu melihat Indah berjalan bersama
Hendro. Keduanya terlihat mesra.
Wahyu tampak perih.
PURNOMO
Sungguh belahan jiwa mereka !
Wahyu tersenyum masam
MITRO
Anak pintar pacaran sama anak
pintar. Garisnya uda gitu, Pur ...
WAHYU
Yaa, benar. Jodoh emang uda
dipilih, bukan memilih.
Tiba-tiba
HASAN
Bisa saja memilih, asal mau usaha
...
Wahyu dan kedua sahabatnya menoleh ke arah Hasan.
WAHYU
Eh, sampean lik. Tumben kesini.
Wahyu menyalami Hasan dengan santun. Purnomo dan Mitro
langsung minta pamit meninggalkan Wahyu dan Hasan sendirian.
HASAN
Masih nggak mau main bola, Yu?
Wahyu hanya diam saja. Berfikir ...
WAHYU
Bapak sudah mengijinkan sih, lik
HASAN
Terus?
WAHYU
Tinggal akunya aja sekarang
HASAN
Bakatmu gede, Yu. Koe juga lebih
mateng dibanding bapakmu dulu. Koe
bisa jadi pemain hebat.
Wahyu tercenung sendiri. Matanya melihat kakinya sendiri.
64.
HASAN (CONT’D)
Aku ada tawaran main lagi buat
kamu. Rupanya Tim Kabupaten gak
terima kekalahan kemaren. Mereka
ngajak tanding lagi. bakal seru,
Yu. Banyak yang mau mau megang
Karang Sari gara-gara kamu.
Bonusnya gede. kamu gak cuma bisa
beliin kuda bapakmu. Tapi rumah.
Ngerti ra?
WAHYU
Rumah?
HASAN
Coba mikir, berapa uang hasil
sewain kuda perbulan? sampai
bapakmu mati juga ndak bakalan
kebeli ...
Wahyu hanya diam.
CUT TO:
EXT. HALAMAN RUMAH WAHYU - SIANG
Wahyu mengayuh sepedanya menuju rumah. Hasan mengikuti dengan
motornya. Di depan rumah berdiri dua orang Bule. Wahyu
memicingkan matanya. Perlahan Wahyu bisa melihat siapa sosok
tersebut ...
WAHYU
Coach Timo dan Mathias?
Hasan terkejut melihat pelatih Persema. Bu Darto keluar dari
rumah membawa minuman teh poci.
BU DARTO
Loh, tumben sudah pulang, le.
HASAN
(Menyela)
Iya, tadi aku yang ngajak Wahyu
pulang karena tau ada yang nunggu,
mbak ...
Timo dan Mathias saling tatap. Hasan lalu terlihat sok akrab
HASAN (CONT’D)
Saya Hasan, sir. pelatihnya Wahyu.
Saya yang nemuin anak ini. bakatnya
gede.
65.
COACH TIMO
Yaa, saya tahu. Saya lihat kemaren
dia latihan bola di lapangan bukit
sana.
WAHYU
Coach liat saya?
Timo dan Mathias mengangguk sambil tersenyum
HASAN
Tendangan dia gak ada yang
ngalahin, sir. Minggu depan dia mau
tanding melawan tim Kabupaten. Dia
mau belikan rumah bapaknya ...
WAHYU
Lik, saya kan belum nge-iya-in ...
COACH TIMO
Oh, gitu. Congratulation kalau
gitu. Saya cuma mau nawarin kamu
sesuatu. Kalau kemaren kamu menolak
saya ajak ketemu Irvan, sekarang
saya mau ngajak kamu try out dengan
Irfan di Gajayana, besok lusa.
Wahyu melongo. Hasan resah ...
WAHYU
Bu?
BU DARTO
Asal dapat ijin dari bapakmu, le
Timo dan Mathias saling padang. Hasan menangkap peluang untuk
masuk
HASAN
Mmm, begini pak Timo. Bapaknya
Wahyu ini sebenernya tidak suka
anaknya jadi pemain bola.
WAHYU
Tapi bapak udaa...
HASAN
(memotong)
... Sudah memberikan ijin kalau
saya turut mengawasi Wahyu. Saya
sangat tahu kemampuan dan kelemahan
dia, Sir.
Wahyu terlihat tidak enak. Timo mengernyitkan dahinya.
66.
COACH TIMO
Well, apapun itu. Yang jelas saya
kasih kamu kesempatan. Terserah
kamu mau ambil atau tidak. Saya
tunggu lusa, di stadion Gajayana
jam 3 sore ...
Wahyu mengangguk sambil tersenyum
HASAN
Saya akan memastikan bahwa dia
tidak terlambat, sir ...
Timo dan Mathias pamit
CUT TO:
EXT. SELASAR SEKOLAH - JELANG SIANG
Indah berjalan bersama Meli selepas dari kantin. Tiba-tiba
Hendro muncul menghampiri. Melihat kedatangan Hendro, Meli
reflek menjauh dari Indah, tapi Indah menarik baju Meli
INDAH
Disini aja ...
Meli nurut. Hendro tersenyum ramah ...
HENDRO
Hai, Ndah ... kemaren papaku habis
dari Surabaya. Dia beliin ini buat
kamu.
Hendro menyerahkan sebuah kamus kalkulator. Mata meli
membelalak
MELI
Wow! Itu kan mahal ...
HENDRO
Ah, cuma 300 ribu kok. Suka kan?
Indah mengucapkan terima kasih sambil tersenyum. Dari
belakang Hendro terlihat Wahyu berjalan. Indah buru-buru
menyerahkan hadiah Hendro ke Meli. Wahyu melintasi Indah
sambil menyapa ...
WAHYU
Hai, Indah ... besok aku ke Malang
untuk try out dengan Persema. Doain
aku ketrima
MELI
Ama Irfan Bachdim yaaa?? Minta
fotonya dong ...
67.
HENDRO
Irvan Bachdim? Who is Irfan
Bachdim?
WAHYU
He is a .... Selebritis !
Wajah Hendro mengernyit bingung. Wahyu berjalan meninggalkan
Indah dengan percaya diri. Mata Indah tidak bisa lepas dari
pandangan Wahyu.
HENDRO
Who is Irfan Bachdim, Indah?
INDAH
(sambil lalu)
... his best friend!
CUT TO:
EXT. JALAN RAYA MENUJU MALANG - SIANG
Sebuah Jalan Raya menuju Malang. Tampak lalu lalang Bis
Wisata bercampur dengan kendaraan umum dan gerobak. Hasan
naik motor khasnya memboncengkan Wahyu ...
HASAN
Ini kesempatan emas buat kamu, Yu.
Ingat. Pak lik mu ini tau banget
situasi ini. Mirip sama bapakmu
dulu
WAHYU
Dulu bapak juga dianter kamu, lik?
HASAN
Ndak cuma aku anter, Yu. Tidur
bareng di Gajayana. gitu lah
pokoknya!!
Motor Hasan melintasi tikungan bersama mobil yang lainnya.
CUT TO:
INT. KELAS INDAH - SIANG
Seorang guru Matematika tampak tengah menuliskan soal
matematika di papan tulis. Indah gelisah sendiri.
INDAH
Duh, aku kepikiran Wahyu nih.
Kayaknya aku salah deh marah ama
dia
68.
MELI
Dia harus dikasi pelajaran, Ndah.
Laki-laki tuh gak boleh ingkar
janji
INDAH
Tapi kan dia gak main cewek.
Sedangkan aku sering jalan ama
Hendro ... Itu kan gak fair?
MELI
Iya, yaa ...
INDAH
Duuh, aku bingung niiih ...
Meli berfikir keras. Lalu dia melirik ke Mitro. Menuliskan
sesuatu diatas kertas dan melemparnya ke Mitro. Mitro kaget
dan membuka kertas: Suruh Purnomo pindah duduk disamping
Indah ...
Tiga detik kemudian, Meli sudah duduk disamping Mitro.
CUT TO:
EXT. JALANAN KE MALANG/ WARUNG. SIANG
Motor Hasan mepet kesebuah warung dipinggir jalan.
WAHYU
Mau kemana, lik?
HASAN
Memangnya kamu mau latihan bola
dengan perut kosong? Bisa modiar
kamu ... Ayo makan dulu
WAHYU
Tapi ntar takut telat lik
HASAN
Aku lebih pengalaman dibanding
kamu.
Wahyu Pasrah.
CUT TO:
EXT. KELAS INDAH - SIANG
Meli Ngobrol dengan Mitro. Purnomo ngobrol sama Indah ...
69.
MELI
(ke Mitro)
Kamu tau ndak Wahyu ke Malang
berapa hari?
INDAH
(Ke Wahyu)
Dalam seminggu ini, Wahyu ngapain
aja Pur?
Mitro menjawab Meli
MITRO
Kayaknya ... lebih dari sehari deh,
Mel
Purnomo menjawab Indah
PURNOMO
Dalam seminggu ini Wahyu Sungguh
... Sungguuh ...
INDAH
Sungguh apa?
Meli sebel ke Mitro
MELI
Duh, yang tegas doong ...
INDAH
(tegas ke Purnomo)
Sungguh apa ?
PURNOMO
Sungguh merindu kamu ...
Wajah Indah bersemu merah
INDAH
Masa sih?
MELI
Mitro! Aku serius niih ...
MITRO
Aku taunya ya itu, Sayang
MELI
Sayang, sayang gundulmu!
Purnomo berkata ke Indah
PURNOMO
Saking kangennya, Wahyu sampai
strees. Main bola sama kuda ...
70.
INDAH
Sama kuda?
PURNOMO
Iyaah. Bapaknya sampai megangi
kudanya biar tidak nabrak si Wahyu
INDAH
Ya Alloh ...
Meli tegas ke Mitro sambil mencubit lengannya
MELI
Pokoknya, kamu harus cari tahu
berapa hari si Wahyu ke Malang.
Ngapain aja. sama siapa dan tidur
dimana. Ngerti?
Indah ke Purnomo
INDAH
Pur, aku minta tolong sampein ke
Wahyu yaa. Aku juga kangen dia. Aku
mikirin dia. Tapi aku malu ngomong
ke dia ... ya?
Purnomo mengangguk. Mitro juga mengangguk. Tiba-tiba
BU GURU
Indah, Purnomo, Meli dan Mitro.
Maju kedepan ... Sekarang!!
Mereka berempat di setrap berdiri didepan kelas.
CUT TO:
INT. WARUNG MAKAN PINGGIR JALAN KE MALANG. SIANG
Dua mangkuk soto ditumpuk didepan Hasan. Wahyu sedang
menyelesaikan sendok terakhirnya. Hatinya tidak tenang ...
HASAN
Tenang saja Yu. Gak usah buru-buru.
Nih, makan pisangnya.
Hasan mengambil pisang buat Wahyu.
WAHYU
Gak usah, lik. Udah cukup. Yuk kita
jalan lagi
Hasan berdiri sambil nyruput kopinya.
71.
HASAN
Berapa semua cak?
CUT TO:
EXT. HALAMAN DEPAN SEKOLAH. SIANG
Sekolah sudah sepi. Tinggal beberapa orang saja. Tampak
Purnomo, Mitro, Indah dan Meli keluar dari kelas. Wajah
mereka kusut. Tiba-tiba dihadapan mereka muncul Hendro. Muka
Hendro tidak suka menatap Indah. Indah salah tingkah
HENDRO
Indah, kamu tu anak pintar. Gak
seharusnya kamu dihukum kayak gitu
tadi.
Hendro menatap Purnomo dan Mitro
HENDRO (CONT’D)
Harusnya kamu pilih-pilih teman,
Ndah.
INDAH
Maksud kamu?
HENDRO
Kamu harus pilih temen yang
ngedukung prestasi kamu. bukan
sebaliknya ...
Lalu Meli nyolot
MELI
Maksud kamu kita ini temen buruk
buat Indah? iya?
PURNOMO
(emosi)
Kamu tu yaa sungguh ... Sungguh ...
HENDRO
SUNGGUH APAA??
PURNOMO
(kaget)
Sungguh dibentak kaget eh kaget ...
PAK SUSILO
INDAH!
Indah kaget lalu menoleh. Tampak Pak Susilo berjalan ke arah
Indah dan teman-temannya. Purnomo dan Mitro mengkeret.
PAK SUSILO (CONT’D)
Bikin malu bapak saja kamu.
72.
Pak Susilo menatap muka Purnomo dan Mitro yang pucat
PAK SUSILO (CONT’D)
Mulai besok jangan deket-deket
Indah. Dia sudah punya teman yang
layak ...
Pak Susilo menatap wajah Hendro.
PAK SUSILO (CONT’D)
Nak Hendro, tolong antar Indah
pulang ya.
HENDRO
(tegas)
Siap, pak ...
Tangan Hendro langsung menggandeng Indah. Meli, Purnomo dan
Mitro cuma diem saja. Indah menoleh ke arah Meli sedih.
CUT TO:
EXT. LAPANGAN LATIHAN PERSEMA - SORE
Sebuah mobil bagus berhenti di parkiran. Pintu terbuka dan
turunlah Irfan Bachdim.
Di lapangan, seorang asisten tampak melemparkan bola-bola ke
tengah lapangan. Coach Timo dan tiga asistennya terlihat
tengah membicarakan sebuah strategi dengan serius.
COACH TIMO
Saya minta hari ini kita latihan
game dengan serius, untuk
menentukan komposisi pemain yang
pas saat menghadapi pertandingan
perdana di Liga nanti..
Linus, Totok dan Hermansyah (asisten Timo) mengangguk setuju.
COACH TIMO (CONT’D)
Pak Totok pegang Tim A. Pak Linus
tangani Tim B. Pak Her tolong bagi
kiper untuk keduanya. Nanti kita
lihat gimana permainan kedua tim.
CUT TO:
EXT. JALANAN ASPAL MENUJU MALANG. SORE
Hasan dan Wahyu melintasi jalanan aspal tersebut. Wahyu
terlihat gundah. Tiba-tiba Ban motor Hasan meledak. Hasan dan
Wahyu panik. Motor Hasan lalu menepi.
73.
HASAN
Jiancuk!
Wajah Wahyu pucat.
HASAN (CONT’D)
Maafin pak lik Yu ...
Wahyu terlihat merana. Seperti Impiannya kandas.
CUT TO:
EXT. LAPANGAN LATIHAN PERSEMA - SORE
Tampak pemain-pemain utama Persema tengah bermain game dengan
pemain-pemain lapis keduanya. Asisten Linus dan Asisten Totok
terlihat sibuk memberi instruksi dari pinggir lapangan. Coach
Timo berdiri tepat di garis tengah tepi lapangan menyimak
pertandingan itu, sesekali ia melihat ke arah jam tangannya.
Coach Timo lalu melirik ke arah Matias yang duduk tak jauh
darinya. Matias mengangkat bahu
Jam stadion menunjukan angka 4. Sudah terlambat ...
CUT TO:
EXT. JALANAN ASPAL MENUJU MALANG. SORE
Tampak Wahyu dan Hasan mendorong sepeda motornya yang bocor.
Disampingnya lalu lalang kendaraan. Wajah Wahyu letih tak
berdaya.
HASAN
Jangan putus asa, le ... kamu masih
bisa main di desa melawan tim
Kabupaten. Bayarannya lebih gede
WAHYU
Saya ndak ngejar bayaran, lik. Saya
mau prestasi
Hasan tertawa
HASAN
Kamu mirip bapakmu. Persis.
Prestasi membuat bapakmu kandas,
le. Ndak punya apa-apa sekarang.
WAHYU
Saya percaya, dibalik keteguhan
pasti ada keberuntungan, lik ...
Hasan tersenyum meremehkan. Tiba-tiba ada sebuah mobil pick
up berisi anak-anak muda dengan seragam merah dan bendera
merah. Mata Wahyu membelalak ...
74.
WAHYU (CONT’D)
Maaf lik, saya harus mengejar mimpi
saya ...
HASAN
Mau kemana kamu, Yu?
Wahyu menunjuk ke mobil pick up yang siap berangkat. Hasan
hanya melongo. Wahyu meloncat kearah pick up.
WAHYU
Mau ke Gajayana kan?
SUPORTER
Kamu merah apa biru?
Wahyu mengeluarkan poster Irfan Bachdim dengan tulisan NEVER
GIVE UP!! Suporter itu tertawa. Langsung akrab sama Wahyu.
Mobil pick up melaju ...
CUT TO:
EXT. LAPANGAN LATIHAN PERSEMA - SORE
Pertandingan game semakin seru, penonton yang memenuhi tepi
lapangan bersorak-sorai. Sesekali terjadi pelanggaran tapi
pemain yang terlibat saling tertawa-tawa. Coach Timo berdiri
di tepi lapangan seraya mencatat dan memberi instruksi.
Matias tengah duduk ditepi lapangan ketika tiba-tiba ia
melihat Wahyu datang berlari. Matias langsung berdiri dan
memanggil Timo.
MATIAS
Coach!
Timo menoleh, dia melihat Wahyu sudah ada disamping Mathias.
Tampak wajah Wahyu letih. Timo hanya menatapnya datar, lalu
melihat ke jam sebentar, kemudian menggelang pelan.
Wahyu tertunduk
COACH TIMO
Kamu tahu tidak kenapa sepak bola
Indonesia tidak maju? Salah satunya
tidak menghargai waktu ...
WAHYU
Maaf coach ... motor lik Hasan
pecah bannya
COACH TIMO
It’s oke, boy. Jangan diulangi
lagi.
Timo meminta Mathias membawa Wahyu ke kamar ganti
75.
MATIAS
Ayo ke ruang ganti, pakai sepatu
bolamu.
Mathias membawa Wahyu ke tempat ganti
CUT TO:
INT. RUANG GANTI TEMPAT LATIHAN - SORE
Wahyu sudah selesai mengganti bajunya, ia duduk di pojok
ruang ganti. Tertunduk ...
MATIAS
Gak usah dipikirin.
Mathias menyentuh kaki Wahyu. Terlihat ada yang aneh. Wahyu
berdiri, tapi ditahan sama Mathias. Dia pegang betis Wahyu
sebentar.
MATIAS (CONT’D)
Habis latihan, kamu harus cek medis
ya?
Wahyu mengangguk. Dari raut wajah Mathias terlihat ada
kekuatiran
CUT TO:
EXT. TEPI LAPANGAN LATIHAN - SORE
Pertandingan game masih berlangsung dengan seru. Coach Timo
tampak berdiri ditepi lapangan mengamati permainan didampingi
asisten Linus dan Totok serta Hermansyah. Lalu Matias datang
bersama Wahyu. Untuk beberapa saat Coach Timo tetap membahas
strategi, baru kemudian menoleh kearah Wahyu.
COACH TIMO
Kamu sudah siap?
Wahyu mengangguk. Lalu Coach Timo memandangi asistenasistennya.
COACH TIMO (CONT’D)
Saya mau melihat permainan anak
ini, bisa tolong Coach Linus
mainkan dia di Tim B?
Linus mengangguk, ia lalu meniup peluit dan permainan di
lapangan terhenti. Asisten Linus lalu menarik satu pemain
depan Tim B, tim pemain cadangan yang melawan Tim pemain
utama.
76.
Sambil menunggu pemain yang akan diganti keluar, Linus lalu
memanggil Wahyu. Pada saat yang sama, Irfan juga berlari ke
tepi lapangan untuk mengambil air minum.
ASISTEN LINUS
Kamu main di depan
Wahyu mengangguk. Tampak Irfan meminum air mineralnya seraya
menoleh kearah Wahyu. Lalu bertanya pada Linus.
IRFAN BACHDIM
Siapa Coach?
ASISTEN LINUS
Anak Bromo mau ikut seleksi
Irfan lalu tersenyum pada Wahyu seraya mengacungkan
jempolnya. Wahyu yang tertegun buru-buru mengangguk pada
Irfan, lalu berlari ke tengah lapangan. Linus lalu meniup
peluitnya. Pertandingan mulai lagi.
CUT TO:
EXT. LAPANGAN LATIHAN PERSEMA - SORE
Wahyu tampak berlari kesana-kemari. Sesekali ia mengejar bola
namun ia tak mampu merebutnya dari lawan. Saat Wahyu menerima
operan bola, kakinya mudah sekali kehilangan kontrol dan bola
pun mudah terebut lawan.
Matias memperhatikan Wahyu dengan seksama
Di lapangan, Wahyu kembali bersemangat mengejar bola. Ia kini
lebih berani merebut bola dan menggoceknya. Sampai akhirnya
beberapa kali Wahyu memberi umpan matang ke arah gawang.
Coach Timo melihat kelebihan itu lalu memberi kode ke arah
Asisten Linus.
Linus lalu meniup peluitnya lagi. Permainan terhenti. Linus
kemudian menukar posisi Wahyu untuk memperkuat Tim A.
ASISTEN TOTOK
Apa rencana Anda Coach?
COACH TIMO
Kita lihat saja, apakah berhasil..
Permainan dimulai lagi. Wahyu kini berpasangan dengan Irfan
Bachdim di depan. Wahyu menerima operan bola, menggoceknya
sekali, lalu membawanya lari.
COACH TIMO (CONT’D)
Umpaaan!
Wahyu membawa bola menyusuri tepi lapangan, tampak Irfan
menusuk masuk ke kotak penalti. Wahyu melihatnya.
77.
Ia segera mengambil ancang-ancang dan menendang sekuat
tenaga. Bola terangkat ke arah Irfan. Irfan melompat untuk
menyambutnya dengan kepala. GOL!
COACH TIMO (CONT’D)
Bagus!
Penonton bersorak-sorai. Irfan berlari kearah Wahyu untuk
melakukan tosh! Wahyu menyambutnya. Tapi tiba-tiba, Wahyu
merasakan ada yang aneh pada kakinya. Tepat pada saat itu,
Linus meniup peluit tanda permainan selesai.
Ditepi lapangan, Coach Timo menghampiri Matias.
COACH TIMO (CONT’D)
Perhatikan kesehatan anak itu ya.
Kalau ada apa-apa, segera kasi tau
Mathias mengangkat tangannya ...
CUT TO:
EXT. LAPANGAN LATIHAN PERSEMA - PETANG
Usai pertandingan. Timo memberikan pengarahan.
COACH TIMO
... kita tidak akan bisa mencetak
gol kalau kita tidak sama-sama
melihat ke arah gawang. Saat
berlatih maupun bertanding ...
Fokus itu penting
Pemain-pemain Persema mengangguk-angguk. Wahyu memperhatikan
wajah-wajah yang dikenalnya itu satu persatu.
COACH TIMO (CONT’D)
hari ini, saya mau umumkan kalo
kita akan ajak latihan bersama
seorang pemain muda..
Timo melirik ke arah Wahyu yang masih menatap pemain-pemain
Persema.
COACH TIMO (CONT’D)
Dia dari lereng Gunung Bromo.
tepatnya dari desa Langitan.
Namanya Wahyu ...
Semua pemain menoleh ke Wahyu. Irfan menatap Wahyu. Jantung
Wahyu berdegup.
COACH TIMO (CONT’D)
Kamu diterima untuk berlatih
bersama tim selama dua pekan.
78.
(MORE)
Jika ada perkembangan bagus, kita
akan bicara masa depanmu bersama
Persema.
Wahyu terpana.
WAHYU
Saya diterima?
COACH TIMO
Ya, untuk sementara waktu.
Manfaatkan dua minggu ini sebaikbaiknya
Wahyu melonjak girang. Sambil bubar, pemain-pemain Persema
menepuk pundak Wahyu memberi selamat. Matias segera
menghampiri Wahyu.
MATIAS
Untuk sementara kamu bisa tinggal
di mess pemain. Dan besok, kita
mulai tes kesehatan ya..
Wahyu mengangguk, ia sungguh gembira. Dari jauh, ternyata
Hasan melihat itu semua. Wajahnya terlihat murung ...
CUT TO:
EXT. JALANAN SETAPAK. MALAM
Sekelebat bayangan MITRO berlari sambil membawa Handphone.
Nafasnya memburu ...
CUT TO:
EXT/INT. RUMAH WAHYU - MALAM
Mitro masuk ke rumah Wahyu. Disana Pak Darto dan Ibu sedang
duduk di meja makan menyantap makan malam. Darto kaget dengan
kehadiran Mitro.
MITRO
Telfon dari Wahyu pak ...
Bu Darto segera mengahambur dan mengangkat telefon.
BU DARTO
Piye le? Opo? Alhamdulillah ...
Bu Darto menjauhkan Hpnyda dari mulut lalu bicara ke
bapaknya.
BU DARTO (CONT’D)
Wahyu di terima tray out di Persema
selama 2 minggu, pakne. Dia ijin
ndak pulang
79.
COACH TIMO (CONT’D)
Darto hanya mengangguk-angguk. Matanya menyipit menyiratkan
sesuatu. Namun hatinya tidak bisa menyembunyikan bahagia.
Mitro terlihat histeris tapi jaim didepan pak Darto
CUT TO:
EXT. RUMAH INDAH - MALAM
Rumah itu tampak terbuka pitunya. Indah sedang bersama
Hendro. Terlihat Hendro memainkan kalkulator menuliskan kata
: INDAH trus di ENTER keluar kata : BEAUTY. Indah tersenyum
garing. Pak Susilo duduk pura-pura nonton TV sambil melirik
bahagia ke anaknya. Tiba-tiba Purnomo masuk.
PURNOMO
Indah ...
Semua melihat ke Purnomo. Pak Susilo juga
PURNOMO (CONT’D)
Wahyu sungguh .... Sungguh
INDAH, HENDRO, SUSILO
Sungguh apa??
PURNOMO
Sungguh diterima try out di PERSEMA
Indah memekik senang ...
CUT TO:
EXT. SEKOLAH WAHYU/ SELASAR. PAGI
Di selasar itu semua memperbincang Wahyu keterima di PERSEMA
MURID
Bakal bisa nyaingin Bambang
Pamungkas!
MURID II
Kemaren aku sempet ngliat dia main
bareng Karang Sari nglawan Tim
Kabupaten. Top!
Di sudut Selasar terlihat Mitro lagi dikerubutin temantemannya.
MITRO
Dia lapangan, dia barengan ama
Irvan Bachdim giring bola. Terus
saling kerjasama bikin Goal !
80.
Semua siswa melongo. Kagum.
CUT TO:
INT. KANTIN SEKOLAH. PAGI
Purnomo dikerumuni siswa-siswa membacakan sebuah puisi,
sambil memegang pas Foto Wahyu ukuran 2X3 ...
PURNOMO
Kakimu kokoh menjejak tanah. Gurat
wajahnya keras bagai cadas. Kau
wahyu dari sang langit. Menapak,
melesat dan menendang ...
Semua melongo dibuatnya
CUT TO:
INT. RUANG PERIKSA KLINIK - JELANG SIANG
Wahyu tampak tengah berbaring dan diperiksa tekanan darahnya
oleh seorang suster. Suster itu tersenyum, Wahyu membalasnya.
MITRO (V.O.)
Kita harus bangga, salah satu siswa
SMA Negeri Langitan menjadi pemain
bola Persema ...
Suster lalu mengambil suntikan, bersiap untuk mengambil
contoh darah Wahyu.
CUT TO:
EXT. STADION GAJAYANA - JELANG SIANG
Wahyu tampak berlari naik-turun di tribun stadion Gajayana.
Keringatnya menetes. Matias mengamati sambil memegang
stopwatch.
PURNOMO (V.O.)
... Nafasnya memburu. Keringatnya
menampar tubuh menangkis Mentari
...
CUT TO:
EXT. WARUNG KOPI PINGGIR LAPANGAN KARANG SARI. SIANG
Hasan duduk di meja. Wajahnya murung.
GATOT
Jagoanmu kabur ke Persema ya?
81.
Hasan menoleh lesu ke arah pak Gatot yang baru tiba dengan
Kuda kesayangannya.
GATOT (CONT’D)
San, keberuntungan selalu milih
orang. Gak iso dipilih ...
Hasan sebal mendengar ejekan pak Gatot. Dia lalu bangkit
pergi.
CUT TO:
EXT. KELAS WAHYU. SIANG
Kelas penuh dengan siswa-siswa. Bahkan dari kelas lain pada
ngumpul di sana melihat Mitro ngoceh ...
MITRO
Wahyu selalu nelf aku cuma buat
kasih tau dia habis makan bareng
sama Irvan Bachdim ...
SISWA-SISWA
Wuaaaaaahh ... elok!
Indah dan Meli diantara siswa-siswa lainnya ikutan mendengar
kisah Mitro. Hendro melihat itu tidak suka.
MITRO
(mengeluarkan HP nya)
Saya bela-belain beli HP sematamata
untuk memantau perkembangan
Wahyu setiap harinya ...
MELI
(menggoda)
Wahyu kangen sama Indah gak?
Tiba-tiba muka Indah memucat. Berkali-kali dia mencubit
lengan Meli. Hendro semakin tidak suka ...
CUT TO:
EXT. STADION GAJAYANA - JELANG SIANG
Wahyu menuruni tangga tribun, menghampiri Matias yang
menunggunya. Tiba-tiba ia merasa nyeri di lutut kaki
kanannya. Namun Wahyu berusaha menutupi. Matias tersenyum
melihatnya seraya mematikan stop watch.
CUT TO:
82.
INT. RUANG PERIKSA KLINIK - SIANG
Wahyu membuka matanya. Suster baru saja selesai mengambil
sampel darahnya.
SUSTER
Sudah mas. Terimakasih ya.
Suster lalu keluar ruangan. Wahyu bangkit dan duduk di tepian
ranjang, sesaat kemudian ia melompat turun. Kakinya menjejak
lantai. Saat itulah lutut kanannya terasa nyeri.
Wahyu sendirian di dalam ruangan saat itu, tapi, diselasar,
suster tengah melaporkan pemeriksaannya pada Matias dan
Matias tanpa sengaja melihat ke arah Wahyu. Kening Matias
sedikit berkerut.
CUT TO:
INT. RUANG KEPALA SEKOLAH - SIANG
Terlihat Pak Susilo tengah memimpin rapat bersama para guru.
PAK SUSILO
Insya Allah, akhir tahun ini
sekolah kita mendapatkan predikat
Sekolah Favorit se kabupaten
Jember.
Semua guru saling mengucap, Amin dan tepuk tangan.
GURU AGAMA ISLAM
Oh iya, pak. Saya dengar Wahyu
masuk seleksi di PERSEMA. Bisa
menambah harum nama sekolah kita
Semua guru mengiyakan. Pak Susilo hanya tersenyum masam.
PAK SUSILO
Masih uji coba. Belum bisa
dipastikan.
GURU AGAMA ISLAM
Tapi bisa kita suport kan pak biar
dia semangat. Tidak cuma Hendro
saja kan yang harus kita suport.
Guru Agama melirik ke Guru Bahasa Inggris yang terlihat
tersaingi. Pak Susilo hanya tersenyum saja.
PAK SUSILO
Bisa dipertimbangkan ...
CUT TO:
83.
EXT. STADION GAJAYANA - SORE
Coach Timo sedang mengawasi latihan anak-anak Persema. Irfan
Bachdim, Kim Kurniawan, Bima Sakti sedang berlari sprint satu
persatu. Lalu Coach Timo menatap pergerakan Wahyu.
Tiba-tiba dari arah stadion muncul Matias membawa map
cokelat, berdiri menatap Coach Timo.
CUT TO:
INT. KAMAR INDAH - MAGHRIB
Indah baru selesai sholat Maghrib. Dia lalu menatap kearah
jendela tempat dulu Indah ditunjukkan poster Irvan Bachdim ;
never Give Up. Terngiang kata-kata Wahyu ...
WAHYU (O.S.)
Artinya apa, Ndah?
INDAH (O.S.)
Jangan pernah temuin aku lagi!
Hati Indah tersayat. Air matanya menggenang ...
INDAH (CONT’D)
Ya Allah, Kabulkan impiannya! Amin
CUT TO:
EXT. KANTOR COACH TIMO - PETANG
Lampu-lampu stadion menyala terang dikejauhan, dibawah kantor
Coach Timo. Timo berdiri memegang amplop cokelat hasil
pemeriksaan medis Wahyu yang baru saja dilaporkan Matias.
Timo lalu menatap jauh ke bawah. Tampak Wahyu tengah
menendang-nendang bola ke arah gawang.
COACH TIMO
(menggumam prihatin)
Shit ... !
MATIAS
(sambil menatap Wahyu)
Sayang sekali. Padahal bakatnya
besar
COACH TIMO
Kamu yakin dengan hasil tes
kesehatan ini?
Matias mengangguk.
84.
MATIAS
itu sering kejadian di pemain
TIMNAS umur 16 tahun
COACH TIMO
Masih ada harapan?
Matias tak menjawab.
CUT TO:
INT. RUMAH WAHYU. MALAM
Darto sedang mengikat kudanya di tempatnya. beberapa orang
melintas
ORANG DESA
To, selamat yoo. Anake ketrima di
Persema. Hebat!
Pak Darto hanya tersenyum masam. Ibunya keluar membawakan
minuman air putih dari kendi.
DARTO
Anakmu mendadak jadi artis, bune.
BU DARTO
Kayak bapaknya dulu to?
Darto hanya terdiam.
DARTO
Mugo-mugo gak berakhir koyo bapakne
CUT TO:
EXT. STADION GAJAYANA - MALAM
Wahyu menaruh bola di titik penalti. Lalu mengambil ancangancang
dan menendangnya ke arah gawang.
Dari pinggir lapangan, tampak Coach Timo melangkah pelan
memasuki lapangan, menghampiri Wahyu.
WAHYU
Coach?
Coach Timo dan Wahyu berdiri berhadap-hadapan. Wahyu tampak
tengah membaca map cokelat hasil tes kesehatan yang
diserahkan Coach Timo padanya. Mata Wahyu terlihaty
mengernyit tak paham ...
WAHYU (CONT’D)
Maaf Coach, saya gak ngerti?
85.
Coach Timo menatap Wahyu.
COACH TIMO
Dari hasil tes kesehatan, Matias
menemukan kelainan pada kaki
kananmu..
Wahyu terdiam. Dari empat menara lampu stadion yang menyala,
seseorang mulai memadamkan lampu satu menara..
COACH TIMO (CONT’D)
Kelainan yang sering ditemukan di
anak-anak remaja seumuran kamu
Wahyu menelan ludah
COACH TIMO (CONT’D)
Kelainan ini akibat dari kaki yang
selalu menanggung beban terlalu
berat
Satu menara lampu mati lagi.
COACH TIMO (CONT’D)
kamu sering merasakan nyeri di kaki
kananmu, kan?
Wahyu menatap lutut kaki kanannya.
WAHYU
Apa saya ndak akan bisa main bola
lagi?
Satu menara lampu mati lagi. Hari menjadi sunyi. Gelap.
CUT TO:
EXT. ESTABLISH
Tampak lereng Bromo diselimuti kabut tipis.
CUT TO:
EXT. HALAMAN RUMAH WAHYU - SIANG
Rumah Wahyu terlihat sepi, kuda Pak Darto tampak diikat di
pohon depan rumah. Jelas sekali Pak Darto tidak bekerja
seperti biasanya.
CUT TO:
INT. RUANG TAMU RUMAH WAHYU - SIANG
Map diatas meja dibanting. Wajah Pak Darto murka.
86.
DARTO
Ini yang aku takutkan. Inii,
bune!!!
Bu Darto hanya terdiam. Sedih.
INTERCUT TO:
INT. KAMAR WAHYU. SIANG
Wahyu terlihat murung di dalam kamar. Poster Irfan Bachdim
tergeletak di lantai tanah. Tampak dengan jelas tulisan :
Jangan Pernah temuin aku lagi!
DARTO (O.S.)
Anak kita dibunuh sama mimpinya
sendiri!!! Sama kayak aku dulu ...
INTERCUT TO:
EXT. JALANAN SETAPAK. SIANG
Tampak Hasan mengendarai motornya dengan kencang.
CUT TO:
INT. RUANG TAMU RUMAH WAHYU. SIANG
Pak Darto masih emosional. Matanya nanar menatap kiri kanan.
DARTO
Di negeri ini ndak bisa orang
meletakkan mimpinya sama Bola!
Negeri bosok macam ini, cuma
nglahirin broker dan Maling!
BU DARTO
Ini bukan salah bolanya, pak. Anak
kita sakit.
DARTO
Sama saja!! Di Negara asalnya bola,
kelainan kayak gitu bisa diobati.
Ndak cuma asal dibuang kayak gini.
Memangnya Lonthe !!!
BU DARTO
Hus, pak!! Gak enak kalau didengar
tetangga ...
Motor Hasan merapat ke rumah Wahyu. Mendengar suara motor
Hasan, pak Darto langsung keluar rumah.
87.
DARTO
Bajingan tengik!!!
Darto langsung mendorong Hasan keluar dari rumah.
DARTO (CONT’D)
Lihat hasilnya!! Lihat. Setelah aku
yang koe tipu, sekarang anakku ...
Bu Darto keluar rumah menahan amarah Darto. Di dalam kamar,
Wahyu semakin tersiksa. Air matanya menetes.
HASAN
Aku tu justru nglarang anakmu ke
PERSEMA, kang. Karena aku tahu akan
dibeginikan. Sekarang aku kesini
cuma pengen kasih tau Wahyu, kalau
club Besar ndak selalu bisa bikin
Impian besar.
Darto tertegun sendiri. Wahyu mendengarkan kata-kata Hasan
dengan miris hatinya.
CUT TO:
EXT. SELASAR SEKOLAH - SIANG
Sekumpulan siswa tampak sedang mengerumuni Mitro dan Purnomo.
SISWA-SISWA
Mana kabar terbaru Wahyu? Manaaa???
Mitro dan Purnomo mencoba menghindar
MITRO
No comment, no comment yaa
SISWA.
No Comment matamu!!! Huuu ...
Anak-anak hendak mengeroyok Mitro dan Purnomo. Mereka
berusaha lari dari kejaran tapi terdesak. Tiba-tiba Indah
menarik lengan Mitro. Purnomo memegangi baju Mitro. Indah
membawa Mitro dan Purnomo ke ruang Kepala Sekolah. Anak-anak
gak bisa masuk ...
INDAH
Kalau kamu gak bisa kasih jawaban
ke mereka, kasih jawaban ke aku.
Ada apa dengan Wahyu?
Mitro dan Purnomo saling tatap
CUT TO:
88.
INT. KAMAR WAHYU - SIANG
Hasan tampak berdiri didepan kamar Wahyu.
HASAN
(ke Wahyu)
Masih ada harapan, le. Jo sedih
koyo ngono!
Darto dan isterinya hanya duduk termangu di meja makan.
Pasrah. Hasan membawa Map test kesehatan dan mengacungacungkannya
HASAN (CONT’D)
Ini cuma map omong kosong, le.
Mosok goro-goro secarik kertas,
mimpi bisa ambyar. Bakatmu hanya
bisa dilihat sama orang-orang yang
percaya sama kamu. Pak lik mu ini
contohnya ...
Wahyu semakin tersayat.
HASAN (CONT’D)
Wahyu ...
CUT TO:
EXT. RUANG KEPALA SEKOLAH - SIANG
Indah duduk berhadapan dengan Purnomo dan Mitro, Meli tampak
datang menghampiri membawa makanan kecil.
PURNOMO
Wahyu batal gabung sama Persema
MITRO
(pahit)
Bilang aja dipecat, gitu aja repot.
INDAH
Di pecat? kenapa?
MITRO
Saat tes kesehatan, mereka
menemukan penyakit di kaki kanan
Wahyu.
INDAH
Penyakit? Penyakit apa?
MITRO
Ada benjolan di kakinya.
89.
PURNOMO
Nama penyakitnya No good Platter..
INDAH
Apa?
MITRO
Osgood Schlatteeer, Goblik!
PURNOMO
Naah ... itu. Banyak terjadi di
anak seumuran kita karena banyak
nanggung beban
INDAH
Kalian tahu dari mana?
MITRO
Wahyuerita pas kita jemput di
terminal Kabupaten kemaren sore
INDAH
(berfikir)
Osgood Schlatter.
Indah menggumam.
CUT TO:
INT. KELAS WAHYU. SIANG
Indah menghampiri Hendro yang sedang membaca Novel berbahasa
Inggris.
INDAH
Hen ... mau anterin aku ke Malang
gak?
Mata Hendro berbinar-binar
HENDRO
Buat kamu, apa sih yang enggak ...
Indah terlihat mengulum lidahnya. Empet!
CUT TO:
EXT. TANAH LAPANG DI ATAS BUKIT - SENJA
Wahyu menaruh pelan bola kulit usangnya. Ia lalu mengambil
ancang-ancang. Lalu menendangnya sekuat tenaga. Bola mengenai
batang pohon dan mental.
CUT TO:
90.
EXT/INT. RUMAH INDAH - SENJA
Terlihat sebuah mobil ber plat MERAH nangkring di depan rumah
Indah. Di ruang Tamu, Indah berpamitan sama bapaknya.
INDAH
Pergi dulu ya pak ...
PAK SUSILO
(Ramah)
Tolong jagain Indah ya, nak Susilo
HENDRO
Tentu, pak. Oh, ya ... salam dari
bapak. Insya Allah sabtu depan ada
acara persiapan Pilkada. saya sudah
bilang bapak untuk mengundang pak
Susilo
PAK SUSILO
Wah, matur nuwon sekali loh ...
Hendro melangkah menggandeng Indah memasuki mobilnya
CUT TO:
INT. JALANAN MENUJU MALANG. SENJA
Mobil melintasi jalanan.
HENDRO
Setelah beli buku, aku ajak kamu
makan malam di Batu. Aku uda pesen
tempat disana. Mau yah?
INDAH
Apa gak kemaleman pulangnya?
HENDRO
Aku sudah bilang bapakmu. Don’t
worry honey ...
Indah terlihat gelisah
CUT TO:
EXT. TANAH LAPANG DI ATAS BUKIT - MALAM
Di bawah sinar bulan yang sama, Wahyu tampak tengah memainmainkan
bola dengan kaki dan lututnya.
91.
Bola jatuh di kaki, ia angkat dan jatuh di dadanya, bola
jatuh lagi ke kaki, ia angkat dan jatuh di kepalanya, ia
jatuhkan lagi di kaki, ia angkat lalu sebelum jatuh ke tanah,
ia tendang lagi ke arah pohon, bola melesat kencang..
CUT TO:
EXT. KOTA MALANG/ TOKO BUKU BESAR - MALAM
Indah terlihat melihat-lihat buku di Rak KESEHATAN. Hendro
memperhatikan.
HENDRO
Ensiklopedi Kesehatan? Siapa yang
sakit?
INDAH
Gak ada. Cuma pengen tau aja
Oh, Ya Hen. Kamu mau gak cariin
Novel bagus buat aku?
Hendro mengangguk dengan senang. Setelah hendro pergi, Indah
membuka buku ensiklopedi Kesehatan
CUT TO:
EXT. JALANAN SETAPAK - MALAM
Tampak Wahyu berlari-lari kecil sambil mengggiring bolanya.
Sesekali ia menggocek, menghindari batu, memantulkannya pada
pohon. Bulan penuh menyinarinya.
CUT TO:
EXT. KASIR TOKO BUKU - MALAM
Indah menemukan penyakit Osgood Schlatter di ensiklopedi itu.
Dia lalu membaca sebentar dan mencatat hal-hal yang perlu.
CUT TO:
EXT. RUMAH KOSONG - MALAM
Wahyu tampak memantul-mantulkan bola kulit ke dinding bata.
Ia menendang dengan kaki, bola melesat ke dinding lalu
memantul ke dada Wahyu. Wahyu mengulangnya lagi. Sampai
akhirnya, ia menendang sekuat tenaga. Bola menghantam dinding
bata rapuh itu hingga ambruk.
CUT TO:
92.
EXT. DEPAN TOKO BUKU DI MALANG. MALAM
Indah berjalan bersama Hendro sambil menenteng sebuah Novel
baru.
INDAH
Hen, maaf banget. Kayaknya aku
harus langsung pulang deh. Soalnya
mendadak perutku sakit. Hari
pertama Mens nih ...
Wajah Hendra terlihat kecewa.
INDAH (CONT’D)
(Menampakkan muka manis)
Plis, Hen ...
Hati Hendro luluh dengan rayuan Indah. Lalu hendro
mengangguk. Indah terlihat memeluk Hendro. Hendro
memanfaatkan moment itu dengan baik.
CUT TO:
EXT. WARUNG KOPI DESA KARANG SARI. MALAM
Seperti biasa Hasan sedang minum kopi disitu bersama pak
Gatot. Tiba-tiba Wahyu datang. Hasan dan pak Gatot menoleh.
WAHYU
Saya sudah siap lik ...
Hasan tersenyum senang.
HASAN
Yeah! si Tendangan dari Langitan
sudah kembali ...
Gatot tersenyum senang
DISSOLVE TO:
EXT. SELASAR SEKOLAH. PAGI
Pagi disekolah itu, Indah ditemeni sama Meli berbicara dengan
Mitro dan Purnomo.
INDAH.
Osgood Schlatter itu bukan kelainan
permanen. Dia bisa disembuhkan
dengan perawatan khusus dan
intensif. Selama lebih kurang 3
bulan, kaki diistirahatkan dari
beban berat, seperti lari, naik
turun gunung, main bola ...
93.
Mitro mengangguk-angguk
INDAH
Kamu harus kasi tau Wahyu soal ini.
MITRO
Tapi Wahyu gak mau nemuin kita.
Gimana kalau kamu aja.
PURNOMO
Wahyu tu ‘sungguh’ banget ama kamu
loh
INDAH
Maksudnya?
MELI
Dia cinta sama kamu ...
INDAH
Wahyu cinta sama bola, Mel.
MITRO
Bola dan kamu, Ndah.
Indah mulai tersipu
CUT TO:
EXT. PADANG RUMPUT LERENG BROMO. SIANG
Siang yang panas. Tanah yang berdebu. Sebuah mobil berplat
Malang melintasi. Didalamnya tampak Mathias seorang diri
mengendarai mobil. Melintasi penduduk yang berkuda ...
CUT TO:
EXT. HALAMAN RUMAH WAHYU - SORE
Rumah Wahyu terlihat lengang. Tapi terdengar suara air
dituang dari ember timba di halaman belakang. Ternyata Bu
Darto tengah mencuci pakaian.
Indah melangkah pelan menyusuri halaman belakang. Ia melihat
Bu Darto tengah mengucek pakaian kotor dengan sabun. Bu Darto
berhenti beraktivitas saat melihat Indah.
BU DARTO
Indah?
Sebelum Indah membalas, terdengar suara deru mobil Mathias
diluar.
CUT TO:
94.
INT. RUANG TAMU RUMAH WAHYU - SORE
Purnomo, Mitro, Indah dan Meli duduk menghadap Bu Darto.
Mathias ada disampingnya. Diatas meja terhidang air putih dan
kendi. Bu Darto terlihat murung ...
BU DARTO
Wahyu sangat kecewa ketika
dipulangkan oleh Persema.
Indah tertunduk, dia tak sengaja menoleh ke arah kamar Wahyu.
Kosong. Perlahan Indah berjalan ke kamar. Dia melihat poster
Irvan Bachdim yang tertulis : Never Give Up. Indah kemudian
masuk ke dalam dan mengambil poster tersebut. Dia sedih
ketika menatap dibawah tulisan NEVER GIVE UP ada tulisan:
JANGAN PERNAH TEMUI AKU LAGI.
MATIAS
Kakinya memang bermasalah, tapi
dengan penanganan yang tepat, akan
sembuh. Saya kemari diutus coach
Timo untuk melihat keadaan Wahyu.
BU DARTO
Jadi Wahyu masih punya kesempatan
untuk main di Persema?
MATIAS
Asal Wahyu mau ditangani secara
serius ...
Bu Darto tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.
INDAH.
Sekarang dimana Wahyu, bu?
BU DARTO
Dia ikut bertanding melawan Tim
Kabupaten di lapangan Karang Sari
MATIAS
Apa? Dia main bola?
Matias terlihat panik. Semua menoleh ke Matias
BU DARTO
Memangnya tidak bolah ya?
MATIAS
Mestinya Wahyu istirahat dan
membiarkan kakinya tak terbebani
dulu sampai sembuh benar.
INDAH
Kalau dia tetap main bola?
95.
MATIAS
Bisa lumpuh ...
Semua yang ada disitu terkejut. Bu Darto terlihat panik.
INDAH
Kita harus ke lapangan Karang Sari
sekarang ...
Semua beranjak pergi
CUT TO:
EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE
Penonton tampak memenuhi pinggir lapangan. Sorak-sorai
terdengar riuh saat wasit meniup peluit tanda pertandingan
dimulai.
Wahyu berdiri ditengah lapangan, dan segera melakukan
tendangan kick-off.
CUT TO:
EXT. JALANAN DESA - SORE
Mobil Mathias melinatsi jalanan. Indah, Mitro, Purnomo dan
Meli ada didalamnya. Mereka cemas ...
CUT TO:
EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI
Wahyu melakukan gocekan-gocekan dan melewati beberapa pemain
lawan. Hasan tampak berdiri dipinggir lapangan memberi
instruksi. Wahyu memang terlihat sangat bersemangat sore itu.
Diantara penonton tampak Gatot muncul dan menghampiri Hasan.
GATOT
Selamat menikmati tambang uang, San
HASAN
Keberuntungan selalu memilih orang
yang berusaha, pak
Gatot tersenyum.
Wahyu tampak menjadi momok bagi pertahanan lawan. Pelatih tim
lawan pun memberi instruksi untuk bermain lebih keras
menghadapi Wahyu. Instruksi yang membuat hampir seluruh
pemain lawan bermain menjurus kasar setiap Wahyu membawa
bola. Kaki Wahyu ditebas berkali-kali.
CUT TO:
96.
EXT. JALANAN DESA - SORE
Di depan jalan tampak sekawanan domba menghalangi jalanan.
Mobil Mathias terjebak disana. Mathias panik.
MITRO
Pak ... tolong kambingnya doong!!
PURNOMO
Duuh! Kambingnya Sungguh deeehh!!
Gembalanya terlihat tidak menghiraukan
INDAH.
Lapangannya tidak jauh dari sini.
Kita bisa lari kesana.
Semua kemudian turun dari mobil. Mathias meminggirkan
mobilnya ...
CUT TO:
EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE
Wahyu menerima operan bola dan dengan lihai mengontrolnya,
satu pemain lawan mendekat dengan niat menebas kaki Wahyu.
Wahyu berhasil menghindarinya dan terus berlari.
CUT TO:
EXT. JALANAN DESA - SORE
Purnomo, Mitro, Indah dan Meli berlari menuju ke lapangan.
Terlihat lapangan sudah ramai dengan orang-oira
CUT TO:
EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE
Wahyu kembali memegang bola, satu umpan terobosan membuatnya
bebas bergerak di depan kotak pinalti lawan. Wahyu membawa
bola mendekati kotak pinalti. Tapi dari arah belakangnya,
satu pemain lawan datang dan menghantamkan kakinya sekuat
mungkin. Wahyu tersungkur di kotak pinalti. Wasit meniup
peluit dan menunjuk titik putih.
Wahyu bergulingan ditanah.
HASAN
Wahyu ambil pinalti yu!
Wahyu berusaha bangkit, tapi lutut kanannya terasa nyeri.
Hasan terus berteriak dari tepi lapangan.
97.
HASAN (CONT’D)
Ambil pinaltinya!
Wahyu bangkit dan melangkah ke arah bola yang sudah ditaruh
wasit di titik putih. Diiringi penonton yang bersorak-sorai,
Wahyu mengambil ancang-ancang untuk mengeksekusi pinalti.
CUT TO:
EXT. TEPI TANAH LAPANG - SORE
Mitro dan Purnomo sampai lebih dulu di lapangan. Indah dan
Meli menyusul diikuti Mathias.
CUT TO:
EXT. LAPANGAN DESA KARANG SARI - SORE
Ditengah lapangan, wasit meniup peluit tanda pinalti boleh
dilakukan. Wahyu berkonsentrasi penuh. Kaki kanannya bergerakgerak
kecil. Mimik Wahyu terlihat meringis menahan nyeri.
tapi Wahyu tetap bergerak dengan cepat, kaki kanannya
terayun.
Bola tertendang dengan kuat. Dang! Mental di mistar gawang
lawan. Gagal! Penonton terdiam. Hasan terperangah. Pak Gatot
terdiam. Tanpa sadar, Wahyu terguling. Tangannya memegangi
lutut. Mitro dan Purnomo panik melihat
MITRO
Kaki Wahyu ... Ya Tuhan!!!
Hasan melihat wasit menghampiri Wahyu yang tergeletak diatas
lapangan. Pemain-pemain juga menghampirinya. Hasan berdiri
terpaku, lalu memanggil tukang pijatnya untuk masuk ke
lapangan. Situasi terlihat kacau. Pak Gatot melihat itu semua
dari jauh ...
Di sudut lain, Matias dan Purnomo, Mitro juga Indah melihat
Wahyu dikerumuni banyak orang.
INDAH
Ya Allah ... kita telat!
Matias buru-buru lari ke tengah lapangan menghampiri
kerumunan itu. Purnomo dan Mitro mengikuti.
Seorang tukang pijat tim Hasan memegangi kakinya. Si tukang
pijat berusaha mengurut kaki kanan Wahyu. Tiba-tiba Matias
menyeruak kerumunan.
MATIAS
Stop! Jangan dipijat! Jangan
dipijat!
98.
Semua menoleh ke arah Mathias. Wasit dan pemain-pemain lain
juga. Matias bergerak cepat menghampiri Wahyu yang sedang
meradang
MATIAS (CONT’D)
Pijatan akan membuat urat di kaki
semakin bengkak
TUKANG PIJAT
Siapa kamu?!
WASIT
(Ke Mathias)
Anda dari Tim Karang Sari?
WAHYU
Dia Mathias ... dari Persema
Semua menoleh ke Mathias. Tiba-tiba Hasan datang dan
mendorong Matias agar menjauh dari Wahyu.
HASAN
Apa-apaan ini? Apa urusanmu disini?
Berani-beraninya ikut campur
Mathias terkejut
HASAN (CONT’D)
(Ke tukang pijat)
Pijat si Wahyu, dia harus main!
Tukang pijat kembali mendekati Wahyu.
MATIAS
Stop! Jangan ... dia akan lumpuh
kalau dipijat. Percaya saya
HASAN
Diem koe! urus pemain Persemamu ...
Hasan mendorong Mathias. Mitro dan Purnomo memisah. Wahyu
kaget tiba-tiba ada temannya muncul. Wahyu semakin kaget
karena ada Indah disana ...
WAHYU
Indah?
INDAH
Yu, jangan dipaksain main. mas
Mathias datang kesini untuk obatin
kamu. Dia diutus coach Timo. Kamu
masih punya harapan buat main di
Persema ...
Wahyu terdiam menatap Indah.
99.
WAHYU
Makasih Indah ...
Tiba-tiba Hasan langsung mendorong Indah. Indah terjungkal.
HASAN
(emosional)
Wahyu ... koe wis janji ma aku buat
main di sini sampai habis
WAHYU
Kakiku gak bisa digerakin, lik
HASAN
Ada tukang Pijat yang bisa obatin
kamu
WAHYU
Aku gak mau ...
HASAN
Koe harus percaya sama aku. Ingat
Yu, Aku yang ngerti koe.
WAHYU
Kali ini tidak, lik ... maaf
Wahyu berdiri tertatih. Mitro dan Purnomo membantu. Mathias
membawa Wahyu ke pinggir lapangan. Hasan hanya terdiam. Wasit
meniup peluit lagi, pertandingan berlangsung lagi. Pak Gatot
hanya tersenyum ...
CUT TO:
INT. RUANG TAMU RUMAH WAHYU - MALAM
Di ruang tamu itu ada Pak Darto, Bu Darto, Indah, Purnomo dan
Mitro yang duduk dengan khawatir.
Wahyu terbaring di balai-balai, Matias tampak tengah merawat
kaki Wahyu. Lutut Wahyu tampak baru saja selesai dibebat oleh
Matias.
MATIAS
Hampir saja kamu keilangan masa
depanmu ...
DARTO
Bisa sembuh dok?
Matias tersenyum.
MATIAS
Saya bukan dokter. Saya
fisioterapis.
100.
(MORE)
Kalau dengan perawatan intensif
akan sembuh. Semoga ...
Wahyu menoleh kearah Indah.
WAHYU
Terima kasih, Ndah ...
Indah menyerahkan poster Irvan Bachdim ke Wahyu. Poster
dibuka dan ada tulisan NEVER GIVE UP. Dibawah tulisan itu
tertera : JANGAN PERNAH TEMUIN AKU LAGI yang dicoret dan
diganti JANGAN PERNAH MENYERAH ... my LOVE!
Wajah Wahyu langsung memerah. Wahyu menoleh ke bapaknya
WAHYU (CONT’D)
Pak, Wahyu sekarang tau Cinta Wahyu
buat siapa ...
DARTO
Siapa le?
WAHYU
Buat Indah, pak ...
DARTO
Lalu sepak bola?
WAHYU
Sepak Bola adalah ... jiwa raga
Wahyu, pak
Pak Darto tertawa sambil mengusap kepala Wahyu.
CUT TO:
EXT. JALANAN DEPAN RUMAH WAHYU - PAGI
Wahyu naik sepeda dibonceng Pak Darto. Kaki Wahyu benar-benar
istirahat dari mengayuh sepeda sepeda ...
CUT TO:
EXT. SELASAR SEKOLAH - PAGI
Terlihat Mitro tengah dikerumuni beberapa siswa lain, Purnomo
berdiri disampingnya.
MITRO
Jadi, Wahyu lagi cidera. Pemain
bola biasa ngalamin cedera. Michael
Owen sering cedera. Jadi mari kita
doakan kakinya sembuh
Purnomo kasih kode ke Mitro kalau Wahyu datang.
101.
MATIAS (CONT'D)
MITRO (CONT’D)
Tugas kita harus kasih semangat
Wahyu. Setuju!
SISWA-SISWA
SETUJU!!!
Wahyu datang, semua menyambut gembira. Dari Jauh kepala
Sekolah dan beberapa guru menatap Wahyu.
GURU AGAMA ISLAM
Pak, sudah saatnya anda mensuport
Wahyu. Dia bakal mengharumkan nama
sekolah
Pak Susilo hanya tersenyum masam.
Mitro memluk Wahyu dan mengeluarkan secarik kertas.
MITRO
Yu, Kemaren mas Mathias sebelum
pulang titip pesen ke aku buat
ingetin kakimu.
Mitro memberikan catatan Latihan kecil buat Wahyu.
PURNOMO
intinya kamu sungguh ... sungguh
WAHYU
Sungguh apa?
MITRO
(Memotong)
Sungguh harus berlatih mengikuti
saran pak Mathias ...
WAHYU
Siiaapp !!!
Wahyu mengangguk. Mereka berpelukan
CUT TO:
INT. RUANG KONFERENSI PERS STADION GAJAYANA - SIANG
Ruangan itu telah dipenuhi wartawan cetak dan elektronik.
Hari itu digelar konferensi pers tentang Persema yang akan
melakukan pertandingan pertama di liga. Manajer klub dan
Coach Timo serta Irfan Bachdim tampak duduk di meja depan.
COACH TIMO
... Kini Tim Persema tengah fokus
untuk melakukan pertandingan
pertama di kandang, melawan JAKARTA
FOOTBALL CLUB
102.
Beberapa wartawan mengangkat tangannya hendak bertanya.
WARTAWAN 1
Irvan Bachdim. Kenapa anda memilih
memperkuat PERSEMA?
IRFAN BACHDIM
Ketika semua club tidak menerima
saya, Persema yang menampung saya.
Tidak ada alasan saya kembali ke
Persema.
Wartawan lain ...
WARTAWAN 2
(ke Coach Timo)
Anda yakin dengan kemampuan pemain
anda yang rata-rata masih sangat
muda?
COACH TIMO
Tidak ada yang salah dengan pemain
muda. Kita bermain sebagai tim,
bukan perorangan. Sepak bola adalah
permaian kerjasama
WARTAWAN 2
Anda akan mengajak pemain baru dari
Desa Langitan Bromo untuk
bertanding bersama Irvan. Apakah
anda yakin dengan kemampuannya?
Coach Timo terdiam sebentar ...
INSERT CUT TO:
EXT. TANAH LAPANG DI ATAS BUKIT - SORE
Purnomo dan Mitro menemani Wahyu latihan sederhana: Latihan
berlari-lari kecil keliling lapangan.
COACH TIMO
Penduduk Indonesia ada 300 juta
orang. Masak tidak ada satupun
pemain berbakat. Kuncinya adalah
kerja keras dan percaya.
CUT TO:
EXT. PADANG RUMPUT LERENG BROMO - NEXT DAY
Tampak ilalang yang cukup tinggi, terlihat kepala Wahyu naikturun
dibalik ilalang. Rupanya Wahyu sedang sit up ditemani
Purnomo
103.
COACH TIMO (V.O.)
Banyak anak muda berbakat di Bola.
Tapi mereka melihat bola sebagai
gaya hidup. Wahyu melihat bola
adalah hidupnya ...
CUT TO:
EXT. JALANAN DESA - SORE - NEXT DAY
Tampak Mitro tengah mengayuh sepeda dan Purnomo
diboncengannya duduk menghadap ke belakang. Di depan Purnomo,
terlihat Wahyu berlari-lari kecil.
COACH TIMO (V.O.)
Bakat besar tanpa kerja keras,
tidak ada artinya. Sebaliknya,
bakat kecil tapi kerja keras,
seperti pisau yang terus menerus
diasah ... tajam.
CUT TO:
EXT. HALAMAN RUMAH INDAH
Sepeda yang dikemudikan Mitro berhenti di depan rumah Indah.
Mitro membunyikan bel sepedanya. Pintu rumah Indah kemudian
terbuka. Indah lari keluar rumah membawa nampan berisi
minuman dingin. Wahyu menatap Indah dan tersenyum.
COACH TIMO (V.O.)
... Saya percaya Wahyu dan pemain
muda lainnya bisa menunjukkan
keajaiban ...
CUT TO:
EXT. ESTABLISH - SIANG
Gunung Bromo tampak berdiri dengan gagah, kabut tipis
menutupi puncaknya.
CUT TO:CUT TO:
EXT. STADION GAJAYANA - SIANG JELANG SORE
Dari arah Udara, Stadion Gajayana diliputi lautan manusia
berwarna merah. Suasana stadion menjelang pertandingan. Loketloket
mengantri. Calo-calo beraksi ...
CUT TO:
104.
EXT. HALAMAN RUMAH WAHYU - SIANG
Pak Darto tampak tengah mengikat kudanya di sebuah pohon.
Kemudian sebuah angkot tampak mendekat dan berhenti di depan
rumah, Purnomo muncul dari jendela belakang angkot.
DARTO
Bu! Ayo bu!
Bu Darto kemudian muncul dari dalam rumah, berpakaian rapi
dan berkerudung, ia membawa rantang makanan. Pak Darto dan Bu
Darto kemudian masuk ke dalam angkot. Mitro yang duduk
disebelah supir segera memerintahkan supirnya untuk jalan.
CUT TO:
EXT. HALAMAN RUMAH INDAH - SIANG
Angkot berhenti di jalanan depan rumah Indah. Pak Darto, bu
Darto dan teman-teman Wahyu ada didalam. Terlihat Indah dan
Meli bersiap berangkat.
INDAH
(ke Mitro)
Bentar. Aku pamit bapak dulu.
Indah hendak masuk kedalam, tiba-tiba Pak Susilo keluar
dengan kaos warna merah. Indah kaget
PAK SUSILO
Memangnya sepak bola hanya untuk
anak-anak muda saja. Kepala Sekolah
seperti bapak juga boleh dong ...
Indah terharu melihat bapaknya. Indah langsung memeluk
Bapaknya. Kemudian ada mobil Hendro mengklakson. Indah
menoleh ke arah mobil. Canggung. Hendro turun dengan jaket
hitam. Hendro menghampiri Indah ...
HENDRO
Ndah, maafin aku kalau ternyata aku
uda mengganggu kamu. Aku tau hatimu
milih siapa. Tapi ijinkan aku
berbuat yang terbaik buat kamu
seneng ...
Lalu hendro membuka jaketnya. Dibalik jaket ada kaos warna
merah. Indah senyum dan memeluk Hendro.
HENDRO (CONT’D)
Ayo, semua naik ke mobilku saja.
Biar Angkot dipakai untuk bawa
temen-temen sekelas ...
105.
Indah meminta pak Darto dan Bu Darto pindah ke mobil Hendro.
Tiba-tiba Hasan muncul ...
HASAN
Kang Darto, Aku ikut ke Gajayana.
aku yang pertama kali nemuin Wahyu.
Aku harus ngliat tendangan dari
langitan itu ...
Darto tertawa lalu mengajak Hasan naik ke angkot. Mobil siap
berangkat. Beriringan mobil hendro didepan dan Angkot
dibelakang.
CUT TO:
INT. RUANG GANTI PEMAIN STADION GAJAYANA - SORE
Irfan Bachdim, Bima Sakti, Kim Kurniawan tampak tengah sibuk
memakai sepatu mereka. Hampir seluruh pemain Persema sibuk
mempersiapkan diri.
Mathias terlihat sedang memasang plester warna-warni di kaki
penyerang Han Sang Min.
Di sudut ruang ganti, tampak Wahyu sedang melakukan sholat.
Dia berdoa meneguhkan hatinya. Mathias dan Irvan
memperhatikan.
CUT TO:
EXT. STADION GAJAYANA
Angkot dan mobil Hendro tiba di halaman Stadion Gajayana.
Satu persatu penumpangnya turun. Indah, Purnomo, Mitro. Pak
Darto dan bu Darto turun kemudian.
Pak Darto berdiri menatap Stadion besar yang mulai ramai itu.
DARTO
Akhirnya aku sampai disini juga bu.
Bu Darto tersenyum dan memegangi lengan suaminya.
CUT TO:
INT. RUANG GANTI PEMAIN STADION GAJAYANA
Pemain telah memakai sepatunya. Coach Timo masuk ke dalam
ruang ganti diikuti asisten-asistennya dan berdiri ditengahtengahnya.
106.
COACH TIMO
Players... Sudah waktunya.
Semua pemain berdiri dan membentuk lingkaran.
COACH TIMO (CONT’D)
Kalian tahu apa yang harus kalian
lakukan ...
Bima Sakti segera mengacungkan tangan ke depan untuk tosh
bersama. Semua pemain mengikuti. Usai tosh, semua pemain
berjalan keluar ruangan. Coach Timo melepas mereka satu
persatu, yang terakhir keluar adalah Wahyu. Coach Timo
tersenyum padanya.
COACH TIMO (CONT’D)
Kamu siap?
WAHYU
Siap Coach..
COACH TIMO
Lepas kaosmu, pakai yang ini.
Coach Timo menyerahkan kostum berwarna merah, bernomor
punggung 17 dengan nama WAHYU di punggungnya. Wahyu tertegun
melihat namanya tertulis di kostum Persema itu. Ia buru-buru
memakainya. Wahyu mengangguk lalu keluar lapangan.
CUT TO:
EXT. STADION GAJAYANA
Di tribun, tampak Purnomo dan rombongannya tengah mencaricari
tempat duduk. Ketika pemain-pemain Persema memasuki
stadion, penonton bangkit dan memberi tepuk tangan.
MITRO
Itu nomor tujuh belas!
Indah melihat ke arah Lapangan. Matanya bercahaya.
MELI
No 17 kan tanggal lahirmu, Ndah?
Indah terlihat GE ER
INDAH.
Bukan, 17 adalah tanggal kelahiran
Indonesia: Proklamasi Kemerdekaan!
MELI
Ah, kamu bisa aja ngeles.
107.
Meli terlihat menyenggol lengan indah menggoda. Indah semakin
merah mukanya ...
CUT TO:
EXT. STADION GAJAYANA
Wasit baru saja meniup peluit kick-off. Wahyu tampak duduk di
bangku cadangan.
CUT TO:
INT. WARUNG KOPI LAPANGAN KARANG SARI. SORE
Tampak sebuah televisi cembung menyala, ada siaran langsung
pertandingan Persema vs Jakarta FC disana. Warung terlihat
penuh.
Sesaat kemudian muncul Pak Gatot dengan kudanya. ikutan
gabung menonton.
CUT TO:
EXT. STADION GAJAYANA - SORE
Pemain-pemain Persema menguasai bola. Pemain Jakarta FC
tampak bermain dengan waspada. Bola dioper Bima Sakti pada
Kim Kurniawan di sayap kiri, Kim membawa lari bola menyisir
pertahanan Jakarta FC. Kim mengangkat bola jauh ke tengah
lapangan. Irfan menyambutnya dengan baik, bermain satu dua
dengan Han. Han mengembalikan pada Irfan, Irfan melepas
tembakan kencang. Kena mistar!
CUT TO:
INT. WARUNG KOPI - SORE
Tampak ekspresi tegang dan kecewa bersamaan saat tendangan
Irfan mengenai mistar.
CUT TO:
EXT. TRIBUN STADION GAJAYANA
Purnomo hampir berteriak saat tendangan Irfan mental. Ia
kemudian melirik Mitro yang bersembunyi dibalik lengan Meli.
PURNOMO
Ih, Mitro Sunok deh
MELI
Apaan tuh Sunok?
108.
PURNOMO
Sungguh Norak ..
Indah tertawa ngakak.
CUT TO:
EXT. STADION GAJAYANA
Pertandingan di lanjut lagi, kali ini Jakarta FC berhasil
menguasai bola, menusuk cepat ke jantung pertahanan Persema,
terjadi kemelut dan satu sundulan berhasil menjebol gawang.
GOL!
Tampak ekspresi Coach Timo saat gawang timnya jebol. Wahyu
menatap lekat-lekat ke tengah lapangan. Terlihat Hasan dan
Darto menahan geram.
CUT TO:
EXT. WARUNG KOPI
Semua yang ada di warung kecewa. Gatot hanya senyam-senyum
saja sambil nyruput kopinya.
GATOT
Keberuntungan memang gak bisa
dipilih yaa ... hahaha
Peluit berbunyi. Babak Pertama selesai ...
CUT TO:
INT. RUANG GANTI PEMAIN STADION GAJAYANA
Pemain-peman tampak tengah melepas lelah, Coach Timo berdiri
ditengah ruangan lagi.
COACH TIMO
Di 45 menit pertama, kalian udah
menunjukkan pada penonton,
sepakbola adalah permainan yang
indah..
Semua memperhatikan Timo bicara. Mata Wahyu tajam menatap.
COACH TIMO (CONT’D)
Selamanya Bola tidak pernah salah.
Pemain yang punya kuasa penuh
membuat kesalahan ... atau kebaikan
buat TIM
109.
COACH TIMO (CONT’D)
semakin lama memainkan bola,
semakin banyak membuat kesalahan.
Wahyu terus memperhatikan
COACH TIMO (CONT’D)
Maka, lakukan permainan dengan
kerjasama. Saya percaya kemampuan
kalian ...
Semua mengangguk semangat ...
CUT TO:
EXT. STADION GAJAYANA
Bima Sakti membangun serangan dari tengah, di oper pada Kim
Kurniawan, Kim melihat Han berdiri bebas dan memberi umpan
terobosan.
INSERT:
Di tribun Hasan terlihat tidak tenang. Serius. Tiba-tiba ...
DARTO
San, aku gak nuntut Wahyu bikin
Goal. Buatku, dia sudah bisa
mengungguli bapaknya, itu adalah
kemenangan abadi
Hasan hanya mengangguk.
DARTO (CONT’D)
Kali ini kau juga menang. Koe dah
bisa tunjukin ke semua orang kalau
pilihanmu gak salah ...
Hati Hasan tersayat. Tanpa sadar air matanya menggenang.
HASAN
(emosional)
Dari dulu aku mengimpikan kayak
gini, kang. AC
BACK TO LAPANGAN BOLA ...
Han menerima bola, tapi tiba-tiba pemain belakang Jakarta FC
memburunya. Dang! Bola mental jauh, Han terkapar di lapangan.
Wasit meniup peluit.
Coach Timo tampak gelisah di bangku cadangan. Semua menatap
ke tengah lapangan. Matias tengah memeriksa kondisi Han.
110.
Asisten Linus mendekati Coach Timo, untuk mempersiapkan
pengganti.
ASISTEN LINUS
Coach?
Coach Timo tampak berpikir sejenak.
COACH TIMO
Anak dari Langitan itu..
Linus tampak ragu.
ASISTEN LINUS
Coach?
COACH TIMO
Masukkan dia.
Linus mengangguk. Lalu memandang ke arah Wahyu yang tengah
menatap ke tengah lapangan.
ASISTEN LINUS
Wahyu..
Wahyu tak menoleh. Asisten menyuruhnya berdiri. Jantung Wahyu
berdegup.
CUT TO:
EXT. STADION GAJAYANA
Di tribun, Purnomo dan Mitro menjerit-jerit. Pak Darto
memandangi Wahyu dikejauhan dengan nanar. Bu Darto tampak
emosional, Indah memegangi tangannya.
DARTO
Ayo le!
Han ditandu keluar. Wahyu berlari masuk ketengah lapangan.
Mengisi posisi depan.
Saat melewati Bima Sakti, Bima menepuk bahunya. Irfan Bachdim
yang mendapat tandem baru pun menyambutnya dengan senyum.
CUT TO:
INT. WARUNG MAKAN
Semua warga Karang Sari tepuk tangan menyambut Wahyu. Gatot
mengangguk-angguk.
111.
GATOT
Hmmm .... Ini dia
CUT TO:
EXT. STADION GAJAYANA
Persema menguasai bola. Bima Sakti masih mengatur serangan.
Kim tampak berlari meminta bola, Bima melihatnya dan mengirim
operan jauh. Kim menerimanya dengan baik dan membawa bola
lari. Kim melihat Wahyu berdiri bebas. Pemain belakang
Jakarta tampak menyepelekan penjagaan atas Wahyu.
Wahyu menerima bola dengan dadanya. Persis seperti yang ia
latih selama ini. Satu pemain Jakarta memburunya, persis
seperti kuda ayahnya, Wahyu melewatinya dengan sigap.
Di tepi lapangan Coach Timo beranjak dari kursinya.
COACH TIMO
Oper-oper..
Wahyu melihat Irfan berdiri bebas. Wahyu mengangkat kakinya,
membuat umpan lambung yang segera disambut Irfan dengan
kepala. GOL!
Satu stadion berteriak hebat. Irfan berlari ke arah Wahyu
seraya membuat selebrasi khasnya. Pemain-pemain Persema
berpelukan.
Di tribun, Purnomo dan Mitro juga berpelukan. Pak Darto dan
Bu Darto saling berpegangan tangan. Indah tampak menyeka
airmata harunya, memeluk Bapaknya.
CUT TO:
EXT. WARUNG KOPI LAPANGAN KARANG SARI - SORE
Semua yang disana berjingkrak-jingkrak senang.
CUT TO:
EXT. STADION GAJAYANA
Pertandingan dilanjutkan lagi. Memasuki masa-masa akhir
pertandingan. Persema masih menguasai jalannya permainan. Di
tepi lapangan Coach Timo tampak terus memberi semangat.
Wasit cadangan tampak sudah menaikkan papan waktu tambahan.
Tersisa 4 menit.
Irfan menerima operan bola dari Kim. Tapi pemain belakang
lawan menghajarnya dengan cepat. Irfan bergulingan di depan
kotak pinalti. Pelanggaran!
112.
Matias segera berlari ke tengah lapangan, memeriksa Irfan.
Bima Sakti tampak telah bersiap melakukan tendangan bebas,
sampai kemudian Coach Timo berteriak dari tepi lapangan.
COACH TIMO
Bima, kasih ke Wahyu!
Bima Sakti mengangguk, lalu memanggil Wahyu. Wahyu berlari ke
belakang bola dan mengambil ancang-ancang.
Tiba-tiba di benak Wahyu, segala kejadian melintas, segala
yang ia latih selama ini. Suara Bapaknya : Tidak ada cerita
Bola di rumah ini sampai bapakmu Mati ... Ngurus lapangan
bola saja ndak becus apalagi ngurus Sepak Bola!! ... Negeri
ini tidak bisa meletakkan impian anakmudanya pada Bola!!
Suara HASAN : ... Tunjukkan ke orang-orang kalau kamu punya
bakat lee ... Hanya orang dekatmu yang bisa melihat bakatmu!!
Suara INDAH : Never Give Up !! Artinya ... Jangan menyerah my
Love!!
PURNOMO
Ayo! Tendangan dari Langiiittt !!!
Wahyu mengambil ancang-ancang, kaki kanannya bergerak
menggesek rumput lapangan, ia berlari dan menendang bola
sekuat tenaga.
Bola melesat naik, melewati kepala-kepala pemain Jakarta yang
menjadi pagar betis, melayang jauh ke sudut tiang gawang
lawan. Kiper Jakarta melompat dan... GOL!
Wahyu terjatuh di lututnya dan membuka kedua tangannya lebarlebar.
Pemain-pemain Persema memburunya. Wahyu lari kearah
Tribun Indah, menunjuukan angka 17 ke dirinya ...
Indah histeris Haru ... Air matanya menetes. Hasan dan Darto
pelukan. Girang.
HASAN
Tendangan Dari LANGIIITT !!!
Semua yang ada di sana berteriak yang sama: TENDANGAN DARI
LANGITT !!!
Semenit kemudian Wasit meniupkan peluit. Persema memenangkan
pertandingan. Semua teriak Histeris. Wartawan mendadak
mengerumuini Wahyu ...
WARTAWAN
Wahyu ... dengan kemenangan Persema
ini. Bagaimana jika nanti PSSI akan
memintamu memperkuat Timnas. Kau
pulih mana? PSSI atau LPI?
Wahyu sejenak terdiam. Kemudian ...
113.
WAHYU
Saya memilih Indonesia untuk Piala
Dunia ...
Sebuah Flash mengabadikan Wajah Wahyu, dengan Head Line : SI
TENDANGAN DARI LANGIT MEMPERKUAT PERSEMA !!
FADE OUT.
INT. KANTOR COACH TIMO - MALAM
Coach Timo tampak baru saja membereskan berkas-berkasnya.
Terakhir, ia memasang pin bernomor 17 di papan skema pemain
Persema dan menarik nafas panjang. Tiba-tiba handphonenya
yang tergeletak diatas meja berdering.
ASISTEN LINUS
Coach?
Timo menoleh ke arah pintu.
ASISTEN LINUS (CONT’D)
Ada telpon untuk Anda.
COACH TIMO
Sampaikan salam untuk ketua klub.
ASISTEN LINUS
Ini bukan ketua klub Coach.
Timo berubah ekspresi, Linus menyerahkan handphonenya.
COACH TIMO
Halo..
ALFRED RIEDL
Congratulations Coach. Anda
berhasil menemukan satu bakat
penting lagi untuk negeri ini. Saya
harap ada kemungkinan memanggil
pemain nomor tujuh belas untuk
memperkuat Timnas U-23 nantinya..
Senyum tampak tersungging diwajah Coach Timo.
TAMAT.
22 April 2011,
114.